Tentang Al Malhamah, Pertempuran Terbesar Jelang Kiamat

Tentang Al Malhamah, Pertempuran Terbesar Jelang Kiamat

Kristina - detikHikmah
Rabu, 17 Mei 2023 06:30 WIB
Digitally generated post apocalyptic scene depicting a desolate urban landscape with buildings in ruins at night during a strong rain storm. 

The scene was created in Autodesk® 3ds Max 2020 with V-Ray 5 and rendered with photorealistic shaders and lighting in Chaos® Vantage with some post-production added.
Ilustrasi Al Malhamah, perang terbesar menjelang kiamat. Foto: Getty Images/Bulgac
Jakarta -

Salah satu tanda menjelang datangnya kiamat adalah adanya pertempuran terbesar dalam sejarah. Rasulullah SAW menamakannya Al Malhamah.

Perihal Al Malhamah ini diceritakan Umar Sulaiman Al-Asyqar dalam Qashash al Ghaib fii Shahih al Hadits an-Nabawi dengan bersandar pada sejumlah hadits shahih. Dikatakan, huru-hara perang akhir zaman ini terjadi sejak sebelum munculnya Dajjal.

Diceritakan, keadaan kaum Muslimin dalam masa sebelum munculnya Dajjal berada dalam situasi penuh persaingan dan peperangan yang terus-menerus dan sambung-menyambung yang menimpa dunia Islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keadaan tersebut melahirkan daulah Islam yang lebih murni, yakni kesiapan daulah melawan kekaisaran Romawi dalam Al Malhamah.

Dalam masa itu, muncul berbagai macam fitnah. Dari Abdullah bin Umar, dia berkata, "Kami sedang duduk di dekat Rasulullah SAW. Beliau menyebutkan tentang berbagai fitnah (perang saudara) dengan cukup banyak hingga beliau menyebutkan tentang fitnah ahlas.

ADVERTISEMENT

Seseorang berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah yang disebut dengan fitnah ahlas itu?' Beliau menjawab, 'Dia itu lari, lalu musnahlah harta dan keluarganya. Kemudian fitnah sarra' yang mulai berkobar asapnya di bawah kedua kaki seseorang dari anggota keluargaku yang mengaku diriku, padahal sesungguhnya bukan diriku, karena sesungguhnya para waliku adalah yang bertakwa.'

Kemudian manusia berdamai dengan seseorang dalam berbagai hal sepele ibarat pantat di atas tulang iga. Kemudian fitnah duhaima', tidak membiarkan seorang pun dari umat ini melainkan dia menamparnya. Jika dikatakan, selesai, justru berkepanjangan. Orang itu ketika itu di pagi hari Mukmin dan di sore hari kafir sehingga manusia menuju dua buah fusthath: fusthath iman dan fusthath nifak di dalamnya.

Fusthath nifak tidak ada iman di dalamnya dan fusthath iman tidak ada nifak di dalamnya. Jika telah demikian kondisi kalian, maka tunggulah Dajjal pada hari itu atau besok hari.'" (HR Abu Dawud dalam Sunan-nya dalam kitab Al-Fitan wa Al-Malahim yang juga terdapat dalam Shahih Sunan Abu Dawud)

Umar Sulaiman Al-Asyqar menjelaskan, melalui hadits tersebut, Rasulullah SAW mengabarkan bahwa akan terjadi tiga buah fitnah yang berkesinambungan, yaitu fitnah ahlas, fitnah sarra, dan fitnah duhaima. Fitnah tersebut berbentuk peperangan.

Dikatakan, fitnah duhaima itulah yang akan melahirkan daulah yang agung. Pasukan perangnya muncul dari Madinah Munawwarah dan akan singgah di Ghuthah dekat Kota Damaskus. Mereka inilah yang akan menyerbu Romawi dalam Pertempuran Al Malhamah.

Pasukan ini akan memenangkan peperangan setelah mendapatkan bantuan dari seluruh penjuru dunia Islam. Pasukan ini juga yang akan mengepung Dajjal ketika ia telah muncul.

Al Malhamah Kubra Berlangsung 4 Hari Berturut-turut

Dalam buku Fitnah & Petaka Akhir Zaman: Detik-detik Menuju Hari Kehancuran Alam Semesta yang disusun oleh Abu Fatiah Al-Adnani dikatakan, pertempuran Al Malhamah Kubra akan meletus di Dabiq, sebuah wilayah di pinggiran Kota Halab, Suriah.

Perang terdahsyat ini melibatkan pasukan Islam yang dipimpin oleh Al-Mahdi dan pasukan Eropa Romawi, totalnya sekitar 960 ribu pasukan.

Disebutkan dalam sumber yang sama, Al Malhamah Kubra akan terjadi selama 4 hari (babak) berturut-turut. Di mana 1/3 dari kaum Muslimin melarikan diri dari pertempuran, 1/3 lagi mati syahid, dan 1/3 sisanya akan mendapatkan kemenangan.

Jumlah korban yang berjatuhan akibat pertempuran ini sangat besar. Dalam salah satu sumber disebutkan, perbandingannya sekitar 5 juta : 100 atau dari 5 juta orang, hanya 50 ribu darinya yang masih hidup. Angka ini berbeda-beda antara satu sumber dan lainnya.

Tidak ada yang tahu kapan kiamat akan terjadi kecuali Allah SWT. Namun, meyakini datangnya kiamat termasuk rukun iman dalam Islam.

Allah SWT berfirman,

يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ ١٨٧

Artinya: "Mereka menanyakan kepadamu (Nabi Muhammad) tentang kiamat, "Kapan terjadi?" Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentangnya hanya ada pada Tuhanku. Tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk yang) di langit dan di bumi. Ia tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Nabi Muhammad), "Sesungguhnya pengetahuan tentangnya hanya ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS Al A'raf: 187)

Wallahu a'lam.




(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads