Surah Al Hajj ayat 78 menjelaskan tentang perintah jihad di jalan Allah. Jihad dilakukan hanya kepada Allah, bukan selain-Nya.
Menurut Ibnu Rusyd dalam buku Jihad: Makna dan Hikmah susunan Rohimin, jihad merupakan institusi Islam yang mempunyai peran penting untuk mempertahankan diri dari ancaman-ancaman kelompok tertentu. Dalam wilayah fiqih, ajaran jihad mendapat perhatian khusus dari para fuqaha.
Pada setiap buku-buku fiqih yang ditemukan, jihad menurut pandangan mereka ialah perang untuk memperluas wilayah kekuasaan Islam. Adapun, dalam disiplin ilmu tasawuf maka pengertian jihad berorientasi pada perjuangan batin, mengendalikan diri dan hawa nafsu yang selalu mengajak untuk melakukan kejahatan dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip buku Fiqih Jihad karangan Yusuf Qardhawi, pengertian jihad adalah isim mashdar dari kata jahada-yuja-hidu-jihadan-mujahadah yang memiliki arti memerangi orang kafir yaitu berusaha sungguh-sungguh mencurahkan kekuatan dan kemampuan baik berupa perkataan maupun perbuatan.
Surah Al Hajj Ayat 78: Perintah Berjihad di Jalan Allah
وَجَٰهِدُوا۟ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦ ۚ هُوَ ٱجْتَبَىٰكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى ٱلدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَٰهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّىٰكُمُ ٱلْمُسْلِمِينَ مِن قَبْلُ وَفِى هَٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعْتَصِمُوا۟ بِٱللَّهِ هُوَ مَوْلَىٰكُمْ ۖ فَنِعْمَ ٱلْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ ٱلنَّصِيرُ
Arab latin: Wa jāhidụ fillāhi ḥaqqa jihādih, huwajtabākum wa mā ja'ala 'alaikum fid-dīni min ḥaraj, millata abīkum ibrāhīm, huwa sammākumul-muslimīna ming qablu wa fī hāżā liyakụnar-rasụlu syahīdan 'alaikum wa takụnụ syuhadā`a 'alan-nāsi fa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta wa'taṣimụ billāh, huwa maulākum, fa ni'mal-maulā wa ni'man-naṣīr
Artinya: "Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong,"
Menurut Tafsir Wajiz Kementerian Agama (Kemenag RI), setelah dijelaskan tentang meraih keberuntungan, perintah beribadah kepada Allah dan berbuat baik kepada sesamanya, orang-orang beriman diminta untuk berjihad di jalan Allah SWT. Kaum muslimin diperintahkan bersungguh-sungguh menjalankan jihad di jalan Allah dan jangan merasa khawatir atau takut ketika berjihad.
Jihad di jalan Allah terdiri atas 4 macam, yaitu:
- Jihad dalam arti mempertahankan diri dari serangan musuh
- Jihad dalam arti menegakkan agama Allah dan untuk meninggikan-Nya
- Jihad dalam arti berusaha melepaskan diri dari godaan setan
- Jihad dalam arti memerangi hawa nafsu
Dari Jabir RA ia berkata,
"Telah datang kepada Rasulullah SAW suatu kaum yang baru dari peperangan, maka beliau bersabda, 'Kamu datang dengan kedatangan yang baik, kamu telah datang dari jihad yang kecil dan akan memasuki jihad yang besar,' Seseorang berkata, "Apakah jihad yang besar itu?' Rasulullah menjawab, 'Perjuangan hamba melawan hawa nafsu," (Riwayat al-Khatib al Baghdadi).
Dalam surah Al Hajj ayat 78 ini dijelaskan juga bahwa Allah telah memilih umat Rasulullah untuk melakukan jihad. Perintah itu datang karena agama yang dibawa Nabi Muhammad adalah agama yang disempurnakan oleh Allah sebagaimana dikatakan dalam Tafsir Tahlili Kemenag.
Selain itu, diterangkan pula mengenai Rasulullah yang menjadi saksi di hari kiamat atas umatnya. Menurut para ahli tafsir, ayat ini menyatakan bahwa kaum muslimin menjadi saksi manusia termasuk di dalam persaksian mereka atas umat-umat terdahulu yang telah diutus kepada para rasul.
Selain surah Al Hajj ayat 78, detikers juga bisa membaca keseluruhan dari surat Al Hajj DI SINI.
(aeb/erd)












































Komentar Terbanyak
Gus Irfan soal Umrah Mandiri: Pemerintah Saudi Izinkan, Masa Kita Larang?
MUI Surakarta Jelaskan Hukum Jenazah Raja Dimakamkan dengan Busana Kebesaran
Cak Imin Sebut Pesantren Solusi Rakyat, Bisa Tangani Utang dan Kemiskinan