Arti Mimpi dalam Pandangan Islam dan Adab saat Mengalami Mimpi Baik atau Buruk

Farah Ramadanti - detikHikmah
Sabtu, 06 Mei 2023 08:00 WIB
Ilustrasi mimpi dalam ajaran Islam Foto: Getty Images/iStockphoto/Kate Aedon
Jakarta -

Setiap orang pasti pernah setidaknya satu kali mengalami mimpi dalam tidurnya. Baik dalam Al-Qur'an maupun hadits, perkara mimpi ini diungkap dengan jelas sesuai dengan ajaran kemuliaan sehingga manusia dapat terlindung dari penafsiran dan kepercayaan yang sesat.

Istilah mimpi dalam bahasa Arab disebut dengan ar-Ru'ya dan al-Hulm. Keduanya sama-sama memiliki arti mimpi. Ar-Ru'ya digunakan sebagai sebutan untuk mimpi yang baik, sementara al-Hulm digunakan untuk menyebut mimpi yang buruk.

Terdapat penjelasan bahwa mimpi yang baik datangnya dari Allah SWT, adapun mimpi buruk berasal dari setan. Rasulullah SAW menerangkan dalam sabdanya: "Ar-Ruya (mimpi) yang benar itu datang dari Allah, sedangkan al-Hulm berasal dari setan," (HR. al-Bukhari)

Mimpi Baik Dikirimkan oleh Malaikat

Allah SWT mengirimkan mimpi ke dalam tidur manusia melalui perantara malaikat. Hakikat mimpi dijelaskan oleh Ibnu Hajar dan Al Hakim yang mengatakan bahwa Allah SWT menugaskan malaikat untuk mengurus mimpi manusia dengan melihat Lauh Mahfudz.

Atas perintah ini, kemudian malaikat membuat perumpamaan dari setiap kisah manusia. Ketika manusia tidur, malaikat membuat permisalan dari kisah hidupnya secara baik. Oleh karenanya mimpi bisa kabar gembira, peringatan ataupun teguran.

Lain halnya dengan mimpi buruk. Mimpi buruk bukan dikirimkan oleh malaikat, melainkan oleh setan. Setan menguasai diri manusia yang kemudian membuat tipu daya dengan tujuan menjerumuskan dalam kesesatan.

Ibnul Qayyim RA pernah mengatakan tentang hakikat mimpi: "Mimpi merupakan permisalan yang dibuat malaikat yang ditugaskan Allah SWT untuk mengurusi persoalan mimpi agar orang yang bermimpi dapat mengambil petunjuk dari permisalan yang telah digambarkan baginya dan mengungkap apa yang samar baginya."

Penyebutan Mimpi dalam Al-Qur'an dan Hadits

Mengutip buku Rahasia Terlengkap Dahsyatnya Mukjizat Shalat Tahajjud yang ditulis oleh Abu Abbas Zain Musthofa al-Basuruwani, terdapat beberapa pembahasan mimpi dalam Al-Qur'an. Adapun pembahasan tersebut juga berkaitan erat dengan mimpi-mimpi yang dialami oleh nabi-nabi-Nya.

Seperti misalnya surat Al Fath ayat 27 yang menceritakan mimpi Nabi Muhammad SAW, surat Ash Shaafaat ayat 102-105 yang menceritakan mimpi Nabi Ibrahim AS, dan surat Yusuf ayat 4-6 yang menceritakan mimpi Nabi Yusuf AS.

Penyebutan mimpi dalam Al-Qur'an menjelaskan tentang karamah para wali Allah dan bukti betapa Allah sangat memelihara dan mengasihi mereka. Ayat-ayat tersebut juga menjelaskan ciri-ciri wali Allah, yakni para hamba yang beriman dan memiliki ketakwaan sempurna.

Adapun yang paling menonjol adalah penjelasan tentang kecintaan Allah kepada para wali-Nya yaitu dengan selalu memberikan berita gembira (al-busyra al-ilahiyyah) kepada mereka, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Senada dengan firman-firman Allah, menukil buku Petunjuk Nabi Tentang Mimpi yang disusun oleh Ahmad bin Sulaiman Al-Uraini, dijelaskan bahwa mimpi dalam pandangan Islam juga merupakan bagian dari kenabian.

Salah satu contohnya ada ada pada hadits shahih berikut ini: "Dari Anas bin Malik RA, bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 'Mimpi yang baik dari seorang yang shaleh adalah satu bagian dari 46 bagian kenabian'."

Namun, alim ulama menafsirkan hadits-hadits yang berkaitan dengan mimpi orang shaleh dan merupakan bagian dari kenabian adalah mimpinya para nabi saja karena berupa sebuah petunjuk atau wahyu.

Mimpi yang dijalani oleh selain para nabi bukanlah sebagian dari kenabian. Oleh karena itu, setidaknya terdapat beberapa jenis mimpi yang kerap kali mendatangi tidur seorang muslim.

Jenis-Jenis Mimpi

Ketika mengalami mimpi buruk, sebaiknya seorang muslim tidak menceritakannya kepada siapapun. Jenis-jenis mimpi pernah disebutkan Rasulullah SAW terdiri dari tiga macam mimpi:

"Mimpi itu ada tiga macam: mimpi yang baik sebagai berita gembira dari Allah 'azza wa jalla, mimpi seorang muslim yang dialami oleh dirinya sendiri dan mimpi sedih yang berasal dari setan. Jika salah seorang diantara kalian mengalami mimpi yang tidak disukai, jangan lah menceritakannya kepada orang lain, bangunlah, kemudian sholatlah," (HR. Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan hadits tersebut, tiga jenis mimpi tersebut yakni:

1. Mimpi yang baik dan benar dari Allah SWT

2. Mimpi dari diri sendiri atau ungkapan perasaan jiwa

3. Mimpi yang buruk dari setan

Adab Menghadapi Mimpi Buruk atau Baik

Berdasarkan tiga pengkategorian mimpi tersebut, Rasulullah SAW mengingatkan umat muslim agar senantiasa bersyukur tatkala mendapatkan mimpi yang baik saat sedang tertidur. Mimpi yang dikirimkan oleh Allah SWT ini boleh diceritakan kepada orang lain.

"Apabila salah seorang dari kalian melihat mimpi yang ia sukai, maka sesungguhnya ia datang dari Allah, maka bertahmid lah (mengucapkan Alhamdulillah) dan kabarkan mimpi baik tersebut kepada orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW juga mengajarkan hal yang harus dilakukan ketika mendapat mimpi buruk yang berasal dari setan. Hal ini diterangkan dalam sabda Rasulullah:

"Apabila salah seorang dari kalian melihat mimpi yang ia benci, maka hendaknya ia meludah ke kiri sebanyak tiga kali dan berlindunglah kepada Allah dari kejahatan setan sebanyak tiga kali dan ubahlah posisi tidurnya dari posisi sebelumnya ke posisi lainnya." (HR. Muslim)

Demikian pandangan Islam tentang mimpi. Sebagai umat muslim, sebaiknya membaca doa sebelum tidur agar senantiasa mendapatkan perlindungan Allah SWT.

Wallahu'alam.



Simak Video "Video Mitos atau Fakta: Tidur Tanpa Mimpi Tanda Tidur Berkualitas"

(dvs/dvs)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork