Surat Al Hujurat Ayat 11: Larangan Mengolok-olok Sesama

Surat Al Hujurat Ayat 11: Larangan Mengolok-olok Sesama

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Minggu, 16 Apr 2023 07:00 WIB
Memasuki 10 hari terakhir bulan suci ramadan, banyak orang berlomba-lomba mengejar pahala. Salah satunya kala ia menyambut Nuzulul Quran. Inilah potretnya. 

Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya Al-Quran dalam menyempurnakan ajaran Islam sebagai petunjuk umat manusia. Momen ini diperingati saat memasuki hari ke -17 Bulan Suci Ramadan.
Ilustrasi Al-Qur'an (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, manusia dilarang mengolok-olok sesamanya. Larangan ini termaktub dalam surat Al Hujurat ayat 11, berikut bunyinya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ

Arab latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum ming qaumin 'asā ay yakụnụ khairam min-hum wa lā nisā`um min nisā`in 'asā ay yakunna khairam min-hunn, wa lā talmizū anfusakum wa lā tanābazụ bil-alqāb, bi`sa lismul-fusụqu ba'dal-īmān, wa mal lam yatub fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim,"

Menukil dari buku Al-Quran Kitab Toleransi tulisan Zuhairi Misrawi, Imam Al-Zamakhsyari dalam Tafsir Al-Kasysyaf menjelaskan ayat tersebut berisi larangan untuk membenci, meremehkan dan mengolok-olok orang lain. Sebab, mereka yang dibenci bisa jadi lebih baik daripada membenci.

ADVERTISEMENT

Adapun menurut Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI) dalam ayat ini Allah SWT melarang kaum mukmin untuk mencela kaum mereka sendiri. Selain itu, Allah juga juga melarang mereka untuk memanggil dengan panggilan yang buruk.

Sementara itu, dalam Tafsir al-Maraghi diriwayatkan bahwa ayat tersebut turun karena ejekan yang dilakukan oleh kelompok dari Bani Tamim terhadap sahabat Rasul yang miskin seperti Bilal, Shuhaib, Salman al-Faris, Salim Maula Abi Huzaifah, dan lain sebagainya. Pada riwayat lain, ada yang menyebut surat Al Hujurat ayat 11 berkaitan dengan ejekan sebagian wanita kepada Shafiyah binti Huhay bin Akhtab yang merupakan salah seorang istri Rasulullah.

Nabi kemudian berkata, "Mengapa tidak kamu katakan kepada mereka bahwa bapakku Nabi Harun, pamanku Nabi Musa dan suamiku Nabi Muhammad?"

Pada tafsir lainnya, yakni Tafsir Ibn Asyur menceritakan surat Al Hujurat ayat 11 mengisahkan tentang Tsabit bin Qais, sahabat Rasul yang terganggu pendengarannya. Ini diriwayatkan Al Wahidi dari Ibn Abbas.

Karena pendengarannya kurang, Tsabit bin Qais melangkahi sekian banyak orang di majelis Nabi SAW untuk bisa berdekatan dan mendengar tausiyahnya. Lantas, Tsabit ditegur oleh seseorang, lalu ia balas bertanya, "Siapakah ini?"

Ketika orang itu menjawab, "Saya Fulan," maka Tsabit menyatakan bahwa orang itu anak fulanah yang terkenal memiliki aib pada masa jahiliyah. Maka malulah orang tersebut dan turunlah ayat ini menegur Tsabit.

Dari beberapa penafsiran tersebut dapat disimpulkan bahwa kita tidak boleh menghina atau melecehkan orang lain karena kemiskinan, keturunan agama tertentu, atau karena keluarganya memiliki aib. Adapun, Tafsir Wajiz Kemenag menjelaskan bahwa dalam surat Al Hujurat ayat 11, Allah meminta manusia menjaga persaudaraannya.




(aeb/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads