Ihya' al-lail merupakan amalan yang dianjurkan pada bulan Ramadan. Berbeda dengan qiyamul lail, ihya' al-lail bil 'ibadah artinya menghidupkan malam-malamnya (Ramadan) dengan ibadah.
Sementara itu, qiyamul lail dimaknai sebagai amalan sunnah yang dikerjakan pada bulan Ramadan. Biasanya, qiyamul lail identik dengan salat malam yang dilaksanakan setelah waktu Isya hingga terbit fajar.
Hal tersebut dijelaskan pada buku I'tikaf, Qiyamul Lail, Shalat 'Ied dan Zakat al-Fithr di Tengah Wabah karya Isnan Ansory. Dijelaskan lebih lanjut, ihya' al-lail dianjurkan untuk dikerjakan pada 10 hari terakhir di bulan Ramadan, sebagaimana tertuang dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Artinya: Dari Aisyah RA, ia berkata; "Bila telah memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadan, Nabi SAW menghidupkan malam untuk ibadah, membangunkan keluarganya (istrinya), bersungguh-sungguh dalam ibadah dan menguatkan tali sarungnya (tidak berhubungan suami istri)." (HR Bukhari dan Muslim)
Lantas, apa yang membedakan antara ihya' al-lail dan qiyamul lail?
Perbedaan Ihya' Al-Lail dengan Qiyamul Lail
Secara bahasa, ihya' al-lail bermakna menghidupkan (ihya') malam (al-lail). Dengan demikan, ihya' al-lail artinya menghidupkan malam dengan beragam ibadah, tidak hanya sekadar salat seperti qiyamul lail.
Ibadah-ibadah lain yang dimaksud seperti berzikir, membaca Al-Qur'an, belajar ilmu, sedekah, dan lain sebagainya. Disebutkan dalam kitab al-Mausu'ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah tulisan Al Auqof Al Kuwaitiyah bahwa ihya' al-lail dilakukan setiap malam, tidak hanya pada malam Ramadan dan terdiri atas berbagai ibadah, tidak hanya khusus salat.
Jika ihya' al-lail tidak terbatas pada ibadah salat saja, maka qiyamul lail juga tidak terbatas pada jenis salat tertentu. Setiap ibadah salat yang dilakukan pada malam hari tergolong sebagai qiyamul lail.
Jadi, qiyamul lail termasuk ke dalam jenis ibadah ihya' al-lail. Namun yang perlu diingat adalah tidak semua ihya' al-lail berwujud qiyamul lail.
Menurut buku Panduan Shalat Lengkap & Praktis Sesuai Petunjuk Rasulullah SAW tulisan Ustaz Abdul Kadir Nuhuyanan, amalan qiyamul lail yang bisa dikerjakan seperti salat tarawih, salat tahajud, dan salat witir.
Kemuliaan di 10 Hari Terakhir Ramadan
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW menyebut malam lailatul qadar jatuh di antara 10 malam terakhir Ramadan, tepatnya pada malam-malam ganjil.
Nabi SAW bersabda:
تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ
Artinya: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan." (HR Bukhari dan Muslim)
Seperti yang diketahui, malam lailatul qadar merupakan malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebut bahwa malam lailatul qadar penuh dengan keberkahan.
Mengacu pada buku Sukses Berburu Lailatul Qadar, kemuliaan dari malam tersebut ialah diampuni dosanya yang terdahulu, disebut sebagai malam keselamatan, turunnya para malaikat ke Bumi, malam pencatatan takdir tahunan hingga turunnya Al-Qur'an.
(aeb/kri)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
Laki-laki yang Tidak Sholat Jumat, Bagaimana Hukumnya?