Berpikir

Berpikir

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 31 Mar 2023 07:59 WIB
Aunur Rofiq
Foto: Ilustrasi: Zaki Alfaraby/detikcom
Jakarta -

Islam mempunyai sejarah panjang. Mulai dari sejarah penciptaan dunia, penciptaan manusia, sejarah zaman kenabian, sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw. atau yang sering kita kenal dengan Sirah Nabawiyah sampai sejarah tonggak kekhalifahan setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Atas sejarah/kisah tersebut, Allah Swt memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw. untuk menceritakan kisah itu kepada manusia dan menjelaskan bahwa hal ini dapat mendorong orang-orang yang mendengarnya untuk berpikir dan mengambil pelajaran. Bahkan dikatakan bahwa Al-Qur'an, kitab sucinya umat Islam ini 2/3 isinya adalah sejarah. Sejarah yang berisi tentang kisah-kisah terdahulu dari zaman penciptaan tadi sampai menceritakan kenabian.

Perintah tersebut secara tegas tercantum dalam surah al-A'raf ayat 175-177 yang berbunyi, " Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami ( pengetahuan tentang isi Al-Qur'an ), kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan ( sampai dia tergoda ), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan ( derajatnya ) dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya ( juga ). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim."

Ayat tersebut menyebutkan kisah seseorang yang mendapat anugerah ilmu pengetahuan, lalu dia melepaskan diri dari pengetahuan itu dan justru mempergunakannya dalam kebatilan, maka dia bersama setan dan hidup dalam kondisi selalu " menjulurkan lidah " bagaikan seekor anjing. Perintah menceritakan kisah tersebut sangatlah penting bagi manusia dan penyebaran dalam dakwah serta untuk memantapkan nilai-nilai akidah. Adapun tujuan kisah-kisah ini adalah untuk menjadikan mereka berpikir tentang apa yang mereka dengarkan, lalu disarikan sebagai pelajaran keimanan, dakwah dan keteguhan. Tidaklah penting kisah itu untuk memanjakan pendengarnya, agar mereka menikmati dan asyik, karena tujuan utamanya agar mereka berpikir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berpikir merupakan kerja akal di mana kita mengaktifkan daya pikir dan mendayagunakan akal, lalu merenungkan kisah-kisah yang memuat nasihat dan pelajaran. Sesungguhnya berpikir itu merupakan kewajiban Qur'ani, keharusan dalam Islam dan keniscayaan hidup. Bagi orang-orang yang tidak melaksanakan kewajiban ini dan menelantarkannya, mereka telah membuang kenikmatan dan anugerah dari Allah Swt.

Berpikir, menggunakan nalar, dan mengambil pelajaran merupakan buah dari membaca kisah orang-orang terdahulu yang ada dalam Al-Qur'an. Dalam surah ash-Shaffat ayat 137-138 yang Allah Swt. berfirman, " Dan sesungguhnya kamu ( hai penduduk Mekah ) benar-benar akan melalui ( bekas-bekas ) mereka di waktu pagi dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan?"

ADVERTISEMENT


Dari ayat ini menceritakan tentang kisah kaum Luth. Merupakan peringatan bagi kaum Quraisy bahwa mereka akan melewati perkampungan kaum Luth di tengah perjalanan niaga mereka ke negeri Syam. Mereka kaum Quraisy tidak memfungsikan akal, mengarahkan pikiran dan membuka mata tentang apa yang terjadi pada kaum Luth, mereka sama sekali tidak berpikir dan mengambil pelajaran. Padahal Allah Swt. telah menunjukkan jalan atau menuntun mereka untuk beriman kepada Allah Swt. serta meninggalkan perbuatan yang dimurkai-Nya dan penyebab turunnya azab.

Kita sering lalai atau abai terhadap suatu kejadian masa lampau ( kisah-kisah dalam Al-Qur'an ), padahal di dalam kisah itu " tersirat " atau peringatan agar kita berhati-hati. Kejadian masa lampau tentang kedurhakaan kaum batil dan menerima azab-Nya, itu akan terulang pada masal kini. Tatkala kita lengah maka banyaklah kaum muslimin yang terjerumus menuju kehinaan. Contoh banyaknya orang-orang yang "berbaju orange"merupakan kaum yang malas memaknai kisah-kisah tersebut dan abai berpikir serta lalai mengambil pelajaran. Padahal kisah-kisah itu mempunyai tiga tujuan :

1. Agar berpikir ( la'allahum yatafakkarun ). Kisah dalam Al-Qur'an jika direnungkan dan diperhatikan akan menggiring kita untuk berpikir. Maka janganlah menjadi pemalas untuk berpikir.
2. Meneguhkan hati. Peneguhan hati atas kebenaran seperti dalam surah Hud ayat 120 yang berbunyi, " Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman."
3. Pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Disini akal sebagai anugerah, jika kita tidak menggunakannya berarti menjadi orang yang tidak berakal dan mendurhakai anugerah-Nya.

Berpikir dengan akal yang jernih merupakan jendela dalam menuntut/menggali ilmu pengetahuan, tiada gunakan akal untuk berpikir merupakan kesia-sian. Berpikir menuju kemandirian atasi kebodohan akan berbuah jauh dari kemiskinan. Semoga umat Islam negeri ini selalu berpikir, karena hal ini bagian dari perintah-Nya.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads