Apakah Nabi Muhammad Punya Saudara Kandung?

Apakah Nabi Muhammad Punya Saudara Kandung?

Nilam Isneni - detikHikmah
Jumat, 03 Mar 2023 19:32 WIB
ilustrasi nabi muhammad
Ilustrasi Nabi Muhammad SAW, apakah beliau memiliki saudara kandung? Foto: iStock
Jakarta -

Nabi Muhammad SAW mengalami berbagai cobaan berat dalam hidupnya bahkan terlahir sebagai seorang yatim. Apakah beliau memiliki saudara kandung?

Melansir buku Kumpulan Akhlak Teladan Rasulullah karya Thifa menceritakan mengenai kisah dari Nabi Muhammad SAW yang merupakan yatim sejak usia 2 bulan dalam kandungan. Lalu, pada saat usia 6 tahun beliau menjadi yatim piatu dan tidak mempunyai saudara kandung.

Namun, Nabi Muhammad SAW memiliki saudara sepersusuan yaitu Abdullah bin Abdul Asad, Masruh, Hamzah bin Abdul Muthalib, Abdullah bin al-Harits, Anisah binti al-Harits, Judzamah binti al-Harits, dan Abu Sufyan bin al-Harits bin Abdul Muthalib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Pilu Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

Dalam buku karya Ridwan Abqary yang berjudul 99 Kisah Menakjubkan Dalam Al-Quran menceritakan mengenai kisah Nabi Muhammad SAW dengan lengkap. Dikisahkan, pada saat Nabi Muhammad SAW dalam kandungan, sang ayah yang bernama Abdullah bin Abdul Muthalib sedang melakukan perjalanan berdagang.

Di tengah perjalanan itu, Abdullah menderita sakit sehingga harus beristirat di rumah saudaranya yang ada di Madinah. Ternyata, sakit yang diderita oleh Abdullah sangatlah parah hingga akhirnya ia meninggal dunia dan meninggalkan Nabi Muhammad SAW yang saat itu masih berada dalam kandungan Aminah, ibunya.

ADVERTISEMENT

Abdullah meninggal dunia ketika usianya masih 25 tahun, lalu jasadnya dikuburkan di Darun Nabighah Al-Jadi. Abdullah mewariskan lima ekor unta dan beberapa ekor kambing miliknya untuk Aminah. Dia juga meninggalkan seorang budak bernama Barakah yang dikenal dengan Ummu Aiman.

Itulah yang menjadi kesedihan pertama bagi Rasulullah SAW, pada saat anak-anak lain mendapatkan kasih sayang dari ayahnya, beliau sama sekali tidak mengenali wajah ayahnya. Namun, hal tersebut tidak membuat Nabi Muhammad SAW berlarut dalam kesedihannya beliau tetap menjalani kehidupannya dengan sangat baik.

Dalam buku Cerita Teladan 25 Nabi dan Rasul karya Lip Syarifah menceritakan kisah Nabi Muhammad SAW yang pada saat itu sesuai dengan adat kebiasaan dari bangsa Arab yang meminta perempuan lain menyusui bayinya meskipun bukan ibu kandungnya.

Hingga pada akhirnya Nabi Muhammad SAW diserahkan kembali kepada ibunya tepat saat berusia 6 tahun. Saat itulah bersama dengan ibu dan budaknya, Nabi Muhammad SAW dibawa untuk berziarah ke makam ayahnya. Pada saat diperjalanan, Aminah kemudian mendadak sakit lalu meninggal dunia Nabi Muhammad SAW pun menjadi yatim piatu.

Setelah peristiwa itu, Nabi Muhammad SAW akhirnya diserahkan kepada kakeknya Abdul Muthalib. Pada masa itu, Abdul Muthalib ini merupakan sosok orang yang terpandang di Kota Makkah. Semua orang segan dan hormat kepadanya.

Nabi Muhammad SAW saat kecil sangatlah dekat dengan kakeknya meskipun tak lama kemudian sang kakek pun meninggal dunia. Nabi Muhammad SAW kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.

Abu Thalib merupakan seorang pedagang oleh karena itulah Nabi Muhammad SAW turut membantunya. Masa kecil Nabi Muhammad SAW yang membuatnya tabah dan tegar inilah pada akhirnya membentuk kepribadiannya. Beliau menjadi sangat peka terhadap lingkungan sekitar.

Bukan hanya itu saja, beliau juga kerap menyendiri dan merenung, sejak masih kecil Rasulullah sangat ramah, jujur dan terpercaya. Hingga beliau diberi gelar al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.

Tanda-tanda Kenabian dari Rasulullah

Masih dalam buku yang sama, pada saat berusia 12 tahun Nabi Muhammad SAW ikut pamannya untuk berdagang ke Negeri Syam (sekarang Syiria). Saat perjalanan pulang, mereka bertemu dengan seorang pendeta Kristen yang baik bernama Buhaira.

Buhaira lalu menasihati Abu Thalib untuk segera membawa keponakannya untuk pulang. Bahkan ia berpesan supaya menjaga Nabi Muhammad SAW dengan berhati-hati. Buhairah berkata:

"Aku melihat tanda-tanda kenabian ada pada Muhammad, keponakan Tuan," kata pendeta Buhaira setengah berbisik. Jika orang-orang Yahudi melihatnya, niscaya mereka akan menganiayanya. Kemudian, Abu Thalib pun segera pulang ke Makkah.

Demikianlah, kisah dari Nabi Muhammad SAW sewaktu kecil yang dijalani dengan ketabahan serta keteguhan hati karena harus menjadi yatim piatu sejak kecil hingga membuatnya tidak punya saudara kandung.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads