Istighfar Nabi Adam AS, Doa Memohon Ampunan Allah usai Memakan Buah Khuldi

Istighfar Nabi Adam AS, Doa Memohon Ampunan Allah usai Memakan Buah Khuldi

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Rabu, 15 Feb 2023 16:46 WIB
ilustrasi berdoa
Istighfar Nabi Adam AS (Foto: Getty Images/AleksandarGeorgiev)
Jakarta -

Istighfar Nabi Adam AS tercantum dalam surat Al A'raf ayat 23. Doa tersebut dipanjatkan oleh Nabi Adam ketika ia melanggar larangan Allah SWT untuk memakan buah khuldi saat berada di surga bersama Siti Hawa.

Oleh karenanya, Nabi Adam AS segera memohon ampunan kepada Allah atas perbuatan tersebut. Istighfar tersebut diabadikan dalam Al-Qur'an.

Istighfar Nabi Adam AS juga disebut sebagai doa penyesalan untuk memberikan kelapangan dan ketenangan hati seusai manusia melakukan perbuatan yang menimbulkan rasa menyesal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam buku Istighfar tulisan Ibnu Taimiyah, istighfar artinya memohon ampunan. Adapun, ampunan yang dimaksud ialah pemeliharaan dari kejahatan dosa.

Ampunan merupakan sesuatu yang bernilai lebih dari penutupan aib, karena makna dari ampunan merupakan pemeliharaan dari kejahatan dosa, sehingga seorang hamba tidak disiksa karena dosa itu.

ADVERTISEMENT

Dalam Islam, istighfar memiliki urgensi yang cukup besar. Terdapat banyak ayat Al-Qur'an yang membicarakan masalah ampunan dan istighfar, baik itu melalui perintah, pujian, maupun tuntutan.

Bahkan, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk membaca istighfar, sebagaimana tertulis dalam surat An Nisa ayat 106.

وَٱسْتَغْفِرِ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا

Arab latin: Wastagfirillāh, innallāha kāna gafụrar raḥīmā

Artinya: "Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,"

Selain itu, dalam surat Al Muzzammil ayat 20, para mukmin juga diperintahkan untuk mengerjakan istighfar.

Bacaan Istighfar Nabi Adam

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Arab latin: Robbana dholamna Anfusana wa inlam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakunanna minal khosirin

Artinya: "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi,"

Dalam Tafsir Kementerian Agama (Kemenag), istighfar ini dipanjatkan dengan penuh penyesalan untuk menjawab kecaman Allah SWT. Nabi Adam AS dan Siti Hawa merasa menyesal dan telah menzalimi dirinya sendiri karena menuruti perkataan iblis untuk melanggar larangan Allah.

"Allah berfirman, turunlah kamu semua dari surga ke Bumi! kamu, wahai Adam dan keturunanmu, akan saling bermusuhan satu sama lain, yakni setan dan pengikutnya atau juga sebagian manusia menjadi musuh bagi manusia lain. Bumi adalah tempat kediaman sementara dan kesenanganmu sampai waktu yang telah ditentukan, yakni kematian kamu atau hari kiamat nanti," tulis tafsir tersebut.

Adab Beristighfar

Mengacu pada sumber yang sama, yakni buku Istighfar, terdapat sejumlah adab yang harus diperhatikan ketika membacanya, berikut pemaparannya.

1. Ketika seorang muslim ingin beristighfar, pastikan ia dalam keadaan bersuci. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

"Tidaklah seseorang melakukan suatu dosa, kemudian dia bangkit bersuci dan membaguskan bersucinya kemudian memohon ampunan kepada Allah Azza wa Jalla, melainkan Allah mengampuni dosanya,"

Setelahnya, Rasulullah SAW membaca ayat 135 dari surat Ali Imran, yang artinya:

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah?"

2. Memilih waktu-waktu yang utama. Dengan demikian, pemilihan waktu itu sesuai dengan ketenangan dan kekhusyukan hati saat membaca.

Adapun, waktu yang paling utama untuk membaca ialah ketika sahur. Allah SWT memuji orang-orang yang memohon ampunan pada waktu-waktu sahur, berikut firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 17.

ٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلْقَٰنِتِينَ وَٱلْمُنفِقِينَ وَٱلْمُسْتَغْفِرِينَ بِٱلْأَسْحَارِ

Arab latin: Aṣ-ṣābirīna waṣ-ṣādiqīna wal-qānitīna wal-munfiqīna wal-mustagfirīna bil-as-ḥār

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur,"

3. Banyak-banyak memohon ampun. Terdapat berbagai ayat Al-Qur'an yang menjelaskan hal ini, begitu pula dalam hadits yang menganjurkan istighfar dan memuji orang-orang yang memohon ampunan.

Berikut salah satu hadits sesuai sabda Rasulullah SAW.

"Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari,"

4. Menjadikan istighfar sebagai penutup segala urusan. Ibnu Abbas membuat kesimpulan tentang kedekatan ajal Nabi Muhammad SAW dengan turunnya surat An Nashr, karena di dalam surat tersebut beliau diperintahkan untuk bertasbih dan istighfar.




(aeb/lus)

Hide Ads