Surat Al-Lail Ayat 5-11: Dua Sifat Manusia dalam Menggunakan Hartanya

Surat Al-Lail Ayat 5-11: Dua Sifat Manusia dalam Menggunakan Hartanya

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Rabu, 18 Jan 2023 19:30 WIB
Ilustrasi harta emas
Ilustrasi harta sebagaimana termaktub dalam surat Al Lail. Foto: Getty Images/iStockphoto/chonticha wat
Jakarta -

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menyebutkan sejumlah tingkah laku manusia yang bermacam-macam. Misal saja dalam surat Al-Lail, Dia menjelaskan bahwa tiap orang berbeda dalam menggunakan harta kekayaannya, ada yang perilakunya terpuji dan tercela.

Pada surat Al-Lail ayat 5-7, Allah SWT nyatakan bahwa ada insan yang memiliki sifat mulia:

فَاَمَّا مَنْ اَعْطٰى وَاتَّقٰىۙ وَصَدَّقَ بِالْحُسْنٰىۙ فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْيُسْرٰىۗ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab Latin: fa ammā man a'ṭā wattaqā wa ṣaddaqa bil-ḥusnā fa sanuyassiruhụ lil-yusrā

Artinya: "Siapa yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa serta membenarkan adanya (balasan) yang terbaik (surga), Kami akan melapangkan baginya jalan kemudahan (kebahagiaan)."

ADVERTISEMENT

Menurut Tafsir Tahlili Kementerian Agama (Kemenag) Jilid 10, pada ayat-ayat ini Allah SWT menerangkan tiga perbuatan baik manusia, yakni:

  • Senang menolong dengan memberikan sebagian dari hartanya kepada orang yang membutuhkan. Bukan hanya melalui ibadah yang wajib seperti zakat, tetapi juga yang dianjurkan oleh Nabi SAW, yaitu sedekah, infak, atau wakaf.
  • Bertakwa kepada Allah SWT, dan tidak menyekutukan kepada selain-Nya. Di mana seorang hamba menjauhi larangan-Nya dan menjalankan apa pun yang diperintahkan.
  • Mengakui kebaikan Allah SWT, yakni dengan membenarkan bahwa segala nikmat yang telah diterima oleh diri berasal dari-Nya, dan kemudian ia tak lupa untuk bersyukur atas semua itu.

Adapun para hamba yang punya sifat-sifat tersebut, Allah SWT berjanji akan memberi balasan berupa kemudahan bagi mereka, yaitu keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Sementara perilaku sebaliknya, banyak pula orang memiliki sifat demikian, seperti dalam surat Al-Lail ayat 8-11:

وَاَمَّا مَنْۢ بَخِلَ وَاسْتَغْنٰىۙ وَكَذَّبَ بِالْحُسْنٰىۙ فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْعُسْرٰىۗ وَمَا يُغْنِيْ عَنْهُ مَالُهٗٓ اِذَا تَرَدّٰىٓۙ

Arab Latin: wa ammā mam bakhila wastagnā wa każżaba bil-ḥusnā fa sanuyassiruhụ lil-'usrā wa mā yugnī 'an-hu māluhū iżā taraddā

Artinya: "Adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah) serta mendustakan (balasan) yang terbaik, Kami akan memudahkannya menuju jalan kesengsaraan. Hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa."

Masih dari Tafsir Tahlili Kemenag Jilid 10, kepribadian insan yang dimaksud pada ayat ini adalah:

  • Orang yang pelit juga enggan menolong sesamanya, yang mana ia tak peduli kepada masyarakat sekitar, sehingga ia tak bersedia mengeluarkan hartanya dalam zakat, atau terlebih yang sunnah seperti sedekah dan wakaf.
  • Merasa tak membutuhkan orang lain, bahkan Allah SWT. Dengan begitu muncullah sifat angkuh dalam dirinya, dan tidak membenarkan bahwa kesenangan dan nikmat yang didapat asalnya dari Allah SWT.
  • Tak percaya bila segala amalnya akan mendapat balasan yang sesuai. Misal ketika berinfak, ia tidak meyakini bahwa Allah SWT akan membalasnya dengan surga.

Untuk orang-orang yang punya sikap ini, Allah SWT menyatakan bahwa akan dipermudah menuju kesulitan, baik di dunia maupun di akhirat. Kemalangan yang ia terima seperti penyakit, musibah, hingga neraka nanti.

Itulah sejumlah sifat manusia yang tercantum dalam surat Al-Lail ayat 5-11. Semoga kita bisa mengikuti yang baik, dan menjauhi yang buruknya ya!




(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads