Bukan Nyawer, Begini Adab saat Ada yang Membaca Al Quran

Bukan Nyawer, Begini Adab saat Ada yang Membaca Al Quran

Kristina - detikHikmah
Jumat, 06 Jan 2023 10:51 WIB
Umat Islam membaca Al Quran bersama-sama di Masjid Raya Nurul Islam, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (27/4/2022). Kegiatan Khataman Al Quran yang dilakukan 10 hari terakhir di bulan suci Ramadhan tersebut untuk meraih malam kemuliaan (Lailatulqadar) dari Allah SWT dengan memperbanyak amal ibadah yaitu membaca Al Quran, Shalawat, Shalat Tahajud (malam) dan berdzikir. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/YU
Ilustrasi adab saat mendengar bacaan Al-Qur'an. Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Jakarta -

Baru-baru ini aksi saweran terhadap qoriah Nadia Hawasyi yang sedang membaca Al-Qur'an viral di media sosial. Hal tersebut bertolak belakang dengan adab yang diajarkan dalam Islam.

Dilansir detikNews, Jumat (6/1/2023), peristiwa tersebut terjadi saat Nadia melantunkan ayat suci Al-Qur'an dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Pandeglang, Banten. Dalam video yang beredar, aksi saweran ini dilakukan oleh dua pria.

Islam sendiri telah mengajarkan sejumlah adab ketika ada orang yang membaca Al-Qur'an. Hal ini termuat dalam Al-Qur'an yang diterjemahkan oleh para ahli tafsir dalam kitabnya dan juga dalam sejumlah kitab adab.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir saat menafsirkan surah Al Araf ayat 204. Dikatakan, Allah SWT memerintahkan umat manusia untuk mendengarkan dengan baik, penuh perhatian, dan tenang ketika ada orang yang membaca Al-Qur'an. Menurut Imam Ibnu Katsir, hal ini dilakukan untuk mengagungkan dan menghormati Al-Qur'an.

Sebagaimana Allah SWT berfirman,

ADVERTISEMENT

وَاِذَا Ω‚ΩΨ±ΩΨ¦ΩŽ الْقُرْاٰنُ ΩΩŽΨ§Ψ³Ω’ΨͺΩŽΩ…ΩΨΉΩΩˆΩ’Ψ§ Ω„ΩŽΩ‡Ω— ΩˆΩŽΨ§ΩŽΩ†Ω’Ψ΅ΩΨͺΩΩˆΩ’Ψ§ Ω„ΩŽΨΉΩŽΩ„Ω‘ΩŽΩƒΩΩ…Ω’ ΨͺΩΨ±Ω’Ψ­ΩŽΩ…ΩΩˆΩ’Ω†ΩŽ Ω’Ω Ω€

Artinya: "Jika dibacakan Al-Qur'an, dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati." (QS Al A'raf: 204)

Menurut sebuah riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad, orang yang mendengarkan ayat Al-Qur'an akan dicatat sebagai kebaikan yang berlipat ganda. Dari Abu Sa'id maula Bani Hasyim, dari Abbad ibnu Maisarah, dari Al-Hasan, dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda,

"Barang siapa mendengarkan suatu ayat dari Kitabullah, maka dicatatkan baginya kebaikan yang berlipat ganda. Dan barang siapa yang membacanya, maka ia mendapat nur (cahaya) di hari kiamat."

Adab mendengar bacaan Al-Qur'an ini turut dijelaskan dalam buku Klasifikasi Kandungan Al-Qur'an karya Choiruddin Hadhiri. Dikatakan, hendaknya mendengarkan dengan baik dan tenang agar mendapat rahmat Allah SWT. Kemudian, apabila mendengar bacaan ayat-ayat sajdah, maka disunnahkan untuk melakukan sujud tilawah.

Sementara itu, Yusuf Al-Qaradhawi menyebut dalam Kitab Kaifa Nata'amal Ma'a Al-Qur'an, bahwasannya ada dua adab yang harus diperhatikan ketika menyimak orang yang membaca Al-Qur'an. Yaitu:

  • Mendengarkan dan memperhatikan dengan tenang
  • Memperhatikan, merasakan pengaruh dan menyatu dengan Al-Qur'an.

Rasulullah dan Para Sahabat Menangis saat Mendengar Bacaan Al Quran

Disebutkan dalam Kitabul-Aadab karya Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, Rasulullah SAW dan para sahabat bahkan sampai menangis ketika mendengar bacaan Al-Qur'an. Sebagaimana diriwayatkan Abdullah bin Asy-Syakhir RA, dia berkata,

"Aku mendatangi Nabi SAW dan beliau sedang salat. Dan pada kerongkongannya ada suara seperti suara air di periuk yang mendidih. Yakni, beliau menangis." (HR At Tirmidzi, Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasa'i. Hadits ini sanadnya kuat)

Rasulullah SAW juga pernah menangis ketika mendengar Ibnu Mas'ud membacakan Al-Qur'an di hadapan beliau. Hadits ini diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud RA, dia berkata,

"Rasulullah SAW bersabda. 'Bacalah Al-Qur'an di hadapanku!' Aku bertanya, 'Apakah aku membacanya di hadapan engkau sedangkan Al-Qur'an ini diturunkan kepadamu?' Rasul berkata, 'Aku suka kalau aku mendengarnya dari selain aku.'

Maka aku membaca surah An-Nisa hingga aku sampai pada ayat, 'Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apakah Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (Sebagai umatmu)' (QS An Nisa: 41).

Rasulullah berkata, 'Cukuplah sampai di sini.' Maka, aku menoleh kepadanya dan kedua mata Rasulullah SAW berderaian air mata." (HR Bukhari)

Selain itu, Abdullah bin Syaddad juga meriwayatkan, ia berkata, "Aku mendengar suara tangisan Umar dan aku di barisan paling belakang, dia membaca: 'Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.' (QS Yusuf: 86)" (HR Bukhari dalam Bab Idza baka Al-Imam fi Ash-Shalat)




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads