Salah satu nama unta Nabi Muhammad SAW adalah al-Qashwa'. Unta ini merupakan tunggangan kesayangan beliau.
Al-Qashwa' atau Qiswa telah menjadi saksi perjalanan Rasulullah SAW dalam memperjuangkan Islam. Unta ini menyaksikan kejahiliyahan masyarakat Makkah, kejahatan kaum kafir Quraisy, dan menemani Rasulullah SAW hijrah, sebagaimana dikatakan Ceng Ahmar Syamsi dalam buku Qiswa, Unta Kesayangan Nabi Muhammad.
Unta kesayangan Nabi Muhammad SAW ini memiliki tubuh yang terlihat besar dibandingkan unta yang lain. Disebutkan dalam Kitab Al-Fiqhu al-Islamiyyu wa Adilatuhu karya Wahbah az-Zuhaili, Rasulullah SAW sendiri memiliki beberapa ekor unta. Di antaranya bernama al-Qashwa', Al Jad'a', dan al-'Adhba'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keterangan ini disampaikan oleh Ibnu Qutaibah dan seorang tabi'in yang bernama Muhammad bin Ibrahim at-Taimiy. Adapun, al-Qashwa' disebut memiliki telinga yang ujungnya terpotong.
Kisah Al Qashwa' sempat Mogok saat Temani Perjalanan Nabi
Unta Nabi Muhammad SAW yang bernama al-Qashwa' ini pernah mogok tidak mau jalan karena ditahan oleh malaikat yang menahan pasukan gajah. Menurut Sirah Nabawiyah karangan Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, peristiwa ini terjadi tatkala Rasulullah SAW dan kaum muslimin menuju Baitullah.
Diceritakan, ketika mendengar kabar kepergian Nabi SAW menuju Baitullah, orang-orang Quraisy langsung mengadakan rapat dengar yang memutuskan untuk menghalangi kaum muslimin memasuki Masjidil Haram.
Mereka memperkuat pasukan dengan 200 pasukan berkuda di bawah pimpinan Khalid bin Walid. Rasulullah SAW akhirnya memutuskan mengubah rute perjalanan untuk menghindari bentrokan berdarah.
Beliau memilih mengambil jalan lain yang medannya sangat sulit di antara celah-celah perbukitan. Beliau tidak melewati jalan utama menuju Masjidil Haram, tetapi melewati Tan'im dan berbelok ke arah kiri.
Ketika Khalid melihat debu-debu jejak pasukan kaum muslimin telah berbeda jalan dengannya, ia lantas kembali ke Makkah dan memberikan peringatan kepada orang-orang Quraisy.
Rasulullah SAW terus berjalan hingga sampai di Tsaniyyah al-Murar, tiba-tiba unta beliau langsung duduk. Orang-orang lantas berkata, "Bangkit! Bangkit!"
Namun, unta itu tetap duduk. Lalu, mereka berkata lagi, "al-Qashwa' duduk." Maka Nabi SAW berkata, "al-Qashwa' duduk bukan atas keinginannya, melainkan ditahan oleh malaikat yang menahan pasukan gajah."
Kemudian beliau berkata lagi, "Demi Allah, jika mereka meminta kepadaku sesuatu rencana guna mengagungkan Hurumat Allah (tempat-tempat yang dimuliakan Allah) pastikan aku memberikannya kepada mereka."
Rasulullah SAW kemudian membentak unta kesayangannya itu dan untanya pun bangkit melompat. Rombongan pun melanjutkan perjalanan dan singgah di ujung Hudaibiyah, tepatnya di sebuah telaga yang airnya sangat sedikit.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal