Ada tujuh golongan yang mendapat naungan Allah SWT kelak pada hari kiamat. Salah satunya pemimpin yang adil.
Tujuh golongan ini termaktub dalam sejumlah kitab hadits shahih dan turut disebutkan dalam Thaharah al-Qulub wa al-Khudhu' li 'Allam al-Ghuyub karya Syaikh Abdul Aziz ad-Dirini.
Mereka adalah imam atau pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, seseorang yang hatinya bergantung ke masjid, dua orang yang saling mencintai dan berpisah karena Allah SWT, laki-laki yang menolak diajak berzina, orang yang sedekah sembunyi-sembunyi, dan orang yang berzikir dalam keadaan sepi hingga meneteskan air matanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang berasal dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Artinya: "Ada tujuh golongan yang dinaungi Allah pada hari kiamat, pada saat tiada naungan kecuali naungan-Nya: (1) pemimpin yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah. "Dan (6) seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya." (HR Bukhari, Muslim, Malik, an-Nasa'i, dan lainnya)
Menurut Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam Kitab At-Tadzkirah, pada hari kiamat kelak, orang yang berada di bawah naungan Allah SWT (dalam riwayat lain naungan Arsy Allah SWT) tersebut tidak akan merasakan panasnya matahari.
Disebutkan dalam Kitab An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim karya Imam Ibnu Katsir, posisi matahari pada hari kiamat akan berada di atas kepala manusia dalam jarak yang begitu dekat, yakni sejauh beberapa lengan. Selain itu, pintu-pintu Jahannam akan dibuka hingga angin dan panasnya berhembus menuju orang-orang yang tidak mendapat naungan Allah SWT.
Sementara itu, menurut riwayat Abu Bakar bin Abi ad-Dunya dari Al-Hasan bin Isa, dari Ibnu al-Mubarak, dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Salim bin Amir, dari al-Miqdad bin Aswad, Rasulullah SAW bersabda, "Pada hari kiamat nanti matahari akan didekatkan kepada manusia hingga menjadi sejauh satu atau dua mil." (HR Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad)
Salim berkata, "Aku tidak tahu, apakah dua mil itu jarak bumi atau mil yang digunakan untuk celak mata."
Beliau bersabda, "Matahari itu membuat mereka bercucuran sehingga keringat mereka sesuai amalannya. Ada orang yang berkeringat sampai kedua mata kakinya, ada yang keringatnya sampai kedua lututnya, ada juga yang sampai ke mulutnya sehingga membelenggunya."
Ia berkata, "Aku lihat Rasulullah SAW memberi isyarat dengan tangannya ke mulutnya sambil bersabda, 'Memberangus mulutnya.'"
Demikian seperti diriwayatkan At-Tirmidzi dari Suwaid bin Nashar dari Ibnu al-Mubarak. Ia mengatakan hadits tentang kondisi matahari pada hari kiamat tersebut hasan shahih. Adapun Imam Muslim meriwayatkan hadits tersebut dari al-Hakam bin Musa, dari Yahya bin Hamzah, dari Ibnu Jabir dengan redaksi seperti itu.
(kri/erd)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi