BPKH Limited, anak perusahaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang fokus terhadap ekosistem haji dan umrah, berhasil menyuplai sekitar 76 ton bumbu dari tanah air untuk konsumsi jemaah haji Indonesia.
Untuk memastikan penggunaannya, Kepala Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah bersama Ketua Dewan Pengawas BPKH Firmansyah, Anggota Dewan Pengawas Heru Muara Sidik, Anggota BPKH Amri Yusuf, juga Direktur BPKH Limited Sidiq Haryono, langsung mendatangi dapur salahsatu katering Buroq Al Misk di Makkah.
"Kami ke sini ingin lihat suplai bumbu ke katering, dan kita juga ingin lihat bagaimana proses dari masaknya," ujar Fadlul yang juga sempat mencicipi masakan dari katering untuk makan siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rasanya seperti di rumah," tambahnya.
Ke depan, kata Fadlul, mendorong BPKH Limited untuk lebih ekspansif dalam investasi di Arab Saudi.
"Saat ini baru 25 persen pemenuhan bumbu dari 300 ton kebutuhan, ini sudah langkah awal yang cukup bagus karena persiapan yang relatif singkat," kata Fadlul.
BPKH Limited baru berdiri akhir kuartal pertama tahun 2023 dan perizininan untuk beroperasi penuh di akhir tahun lalu. "Sehingga kita saat ini masih hanya sebatas kemampuan kita sekitar 25 persen dari total kebutuhan yang diminta," ujarnya.
Sesuai undang-undang, pengelolaan keuangan haji harus diinvestasikan ke sektor rill sekitar 70 persen.
"BPKH saat ini punya portfolio yang existing masih mayoritas di dalam bentuk surat berharga dan saat ini hanya kurang dari 5% yang merupakan investasi yang di luar deposito," jelas Fadlul.
Hal itu, kata Fadlul, sesuai dengan kesepakatan dengan pemerintah dan juga komisi VIII DPR RI bahwa BPKH harus ikut serta di dalam ekosistem perhajian.
"Ke depannya BPKH Limited akan dijadikan BPKH sebagai Subholding company dari anak perusahaan yang akan kerjasama dengan pengusaha-pengusaha lokal Indonesia maupun Arab Saudi," jelas Fadlul.
Ditanya soal pemenuhan bahan baku seperti yang diminta Komisi VIII, Fadlul mengatakan untuk mendatangkan bahan baku ke Arab Saudi memerlukan kesepakatan antara dua negara.
"Nah ini keliatannya kita perlu bantuan dari kementerian perdagangan untuk ada semacam perjanjian dengan kementerian perdagangan Saudi untuk bisa secara langsung kita suplai, karena saat ini kita baru bekerjasama dengan importir, kita ini sebagai agrerator," jelas Fadlul.
Sementara itu pemilik katering Buraq Al Misk, Zaky mengaku sangat senang dengan suplai bumbu khas Indonesia yang diterimanya.
"Masaknya menjadi lebih gampang, karena bumbu jadi. Saya senang sekali," ujarnya.
Buraq Al Misk mempekerjakan 13 koki asal Indonesia. "Koki utama kami semua asal Indonesia," ujar Zaky.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Iran-Israel Memanas, PBNU Minta Kekuatan Besar Dunia Tak Ikut Campur