Menyusuri Jeddah Waterfront seakan-akan mengunjungi sisi yang berbeda dari Arab Saudi. Sisi modern dan ambisius untuk mendunia.
Jeddah Waterfront berdiri di kawasan seluas 180.000 meter persegi dan terbentang sepanjang 2,8 kilometer, menghadap ke Laut Merah yang menghampar luas.
Kawasan ini tengah menggeliat. Di sisi pantainya berdiri megah hotel-hotel berbintang lima. Terdapat juga kawasan pedestrian, trek joging hingga playground. Tak luput, jajaran gerai restoran dunia dan kafe estetik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap sore kawasan ini cukup meriah dengan kehadiran warga Jeddah, mulai dari keluarga dengan anak-anak sampai dengan yang sekadar berolahraga di trek sepanjang 4.500 meter.
![]() |
Bagi warga Jakarta, mungkin saja Jeddah Waterfront terasa familier karena mirip Ancol. Namun tetap saja kawasan ini memiliki kelebihan terutama pada desain kawasannya.
Modernitas kawasan ini tak hanya terlihat dari desain fasilitas umum yang melingkupinya, namun tersemat pula di Masjid Pulau karya arsitek Mesir Abdel Wahed El-Wakil. Masjid indah berkelir putih yang dibangun pada 1986 ini seolah-olah menjadi saksi tumbuh kembang kawasan ini.
![]() |
Jeddah Waterfront diproyeksikan menjadi destinasi wisata dan budaya Arab Saudi. Ini merupakan bagian dari visi Saudi 2030, di mana negeri ini berambisi menjadi negara terdepan dalam hal ekonomi.
Dalam sebuah artikel di Construction Week, pengembangan kawasan ini akan dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama adalah pengembangan kawasan pedestrian yang kini sudah terlihat, tahap kedua pengembangan danau Al-Arbaeen sedangkan tahap ketiga adalah pengembangan marina untuk sandar yacht.
Pengembangan Jeddah Waterfront merupakan bagian dari proyek Jeddah Historical Rejuvenation, yang dimulai pada September 2021 oleh Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Proyek yang menghubungkan Laut Merah dengan Al-Balad ini sekaligus merevitalisasi pelabuhan Al-Bunt yang historis dan diperkirakan selesai dalam dua tahun. Tak main-main, Pemerintah Saudi berani menggelontorkan 229 juta SAR (setara Rp 916 Triliun dengan kurs Rp 4.000/ SAR) untuk pengembangan kawasan ini.
Wow!
(mel/kri)
Komentar Terbanyak
Ustaz Khalid Basalamah Buka Suara Usai Dipanggil KPK
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Iran-Israel Memanas, PBNU Minta Kekuatan Besar Dunia Tak Ikut Campur