Di Mana Dajjal Berada Sekarang? Ini Penjelasan Hadits

Di Mana Dajjal Berada Sekarang? Ini Penjelasan Hadits

Devi Setya - detikHikmah
Rabu, 24 Jan 2024 07:15 WIB
Sebagian orang percaya bahwa Dajjal dikurung di Pulau Astola, Pakistan. Yuk, cari tahu soal Pulau Astola itu sendiri.
Ilustrasi Foto: DAWN
Jakarta -

Banyak hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa keberadaan Dajjal menjadi salah satu tanda datangnya kiamat. Sebuah hadits bahkan menjelaskan tentang keberadaan Dajjal.

Lahirnya Nabi Muhammad SAW menjadi tanda akhir zaman. Nabi Muhammad SAW menjadi nabi penutup sekaligus nabi terakhir yang diutus Allah SWT.

Diriwayatkan dari Sahal ibn Sa'ad ra,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aku melihat Rasulullah SAW mengisyaraatkaan dengan jari telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan, seraya berkata: "Aku diutus sedangkan jarak antaaraku dan kiamat seperti dua jari ini." (HR Bukhari)

Selain kelahiran Nabi Muhammad SAW, tanda datangnya kiamat adalah hadirnya Dajjal. Seperti yang diriwayatkan oleh Samurah, bahwa Rasulullah SAW bersabda dalam khutbahnya sewaktu terjadi gerhana matahari, "Demi Allah SWT! Kiamat tidak akan terjadi hingga muncul 30 orang pendusta, yang diakhiri oleh pendusta bermata satu (Dajjal)." (HR Ahmad)

ADVERTISEMENT

Di Mana Dajjal Berada?

Mengenai keberadaan Dajjal saat ini, dinukil dari buku Kiamat: Tanda-tandanya Menurut Islam, Kristen, dan Yahudi oleh Manshur Abdul Hakim, Nabi SAW pernah menyebut bahwa makhluk itu berlokasi di suatu pulau, sekitar Laut Yaman.

Kabar tentang tempat berdiam dirinya Dajjal ini diketahui dalam sebuah hadits dari Fatimah binti Qais, yang menceritakan bahwa seorang sahabat nabi yakni Tamim Ad-Dari pernah bertemu Dajjal dan Al-Jassasah pada masa Rasulullah.

Ketika itu, Dajjal sedang dibelenggu kedua tangan hingga lehernya, sementara kedua lutut sampai mata kakinya terikat dengan rantai besi.

Hadits mengenai Tamim Ad-Dari ini dikenal oleh kalangan ulama dengan sebutan 'hadits al-Jasaasah'. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyraath us-Saa'ah, Bab 'Ibnu Shayyaad'.

"Dari 'Amir bin Syarahil bahwa dia bertanya kepada Fatimah binti Qais, saudari Adh-Dhahhak bin Qais, wanita itu termasuk orang yang berhijrah pertama kali. Fathimah berkata,

"Aku mendengar suatu seruan untuk menunaikan sholat berjamaah. Kemudian aku berangkat ke masjid untuk mendirikan sholat bersama Rasulullah. Aku berada di barisan kaum wanita yang letaknya di belakang kaum laki-laki. Seusai sholat, Rasulullah duduk di mimbar sambil tertawa, lalu bersabda:

"Setiap orang hendaknya diam di tempatnya masing-masing. Tahukah kalian, mengapa aku mengumpulkan kalian sekarang?"

Kaum muslim kala itu menjawab, 'Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu.'

"Aku bukan mengumpulkan kalian karena untuk memotivasi atau memberi peringatan. Aku mengumpulkan kalian karena Tamiim Ad-Daari, yang dulunya merupakan seorang penganut Nasrani, datang ke sini dan masuk Islam. Dia menceritakan kepadaku sesuatu yang pernah aku sampaikan kepada kalian mengenai al-Masih ad-Dajjal."

Nabi SAW melanjutkan, "Dia bercerita bahwa dirinya bersama 30 orang dari suku Lakhm dan Jadzam, berlayar dengan sebuah kapal. Mereka dipermainkan ombak besar selama satu bulan di tengah laut . Kemudian mereka berlabuh ke sebuah pulau di tengah laut, hingga matahari tenggelam."

Lanjut Rasulullah, "Mereka duduk-duduk di dekat kapal, kemudian memasuki pulau itu. Mereka bertemu seekor binatang besar yang berbulu lebat, sedemikian lebatnya bulu hewan tersebut sehingga mereka tidak dapat membedakan mana bagian depan dan mana yang belakang. Mereka bertanya, 'Siapa kamu?'

Binatang itu menjawab, 'Aku adalah al-Jassaasah (mata-mata).'

Mereka bertanya, 'Apakah al-Jassaasah itu?'

Dia menjawab, 'Wahai orang-orang. Temuilah orang yang ada di dalam gua itu, sebab dia sangat menanti-nantikan berita dari kalian.'

Tamim berujar, 'Ketika binatang itu menyebut keberadaan seseorang, kami khawatir, jangan-jangan binatang tersebut adalah setan. Kami pun cepat-cepat pergi memasuki gua. Dan ternyata di dalamnya kami lihat ada seorang manusia bertubuh sangat besar, merupakan pria terbesar yang pernah kami lihat dan paling kuat ikatannya. Tangannya terbelenggu ke lehernya. Kedua kakinya juga terikat dengan besi.'

Mereka lalu bertanya, 'Apa sebenarnya kamu ini?'

Dia menjawab, 'Kalian telah mendapat kabar tentang aku. Siapa kalian ini?'

Mereka menjawab: 'Kami adalah bangsa Arab. Kami berlayar dengan kapal. Kami dipermainkan ombak yang sangat besar selama sebulan. Lalu kami berlabuh ke pulaumu ini. Kami duduk-duduk tidak jauh dari kapal kami. Lalu kami memasuki pulau dan bertemu seekor hewan yang berbulu sangat lebat, dan dia menyuruh kami untuk mendatangi istana ini karena orang yang di dalamnya sangat ingin mendengar berita dari kami. Kami segera menemuimu di sini, padahal kami tidak tahu apakah kamu setan atau bukan.'

Lelaki tersebut bertanya, 'Ceritakanlah kepadaku tentang Nukhail Bisan (sebuah kampung di Syam, tepatnya Palestina, sebelah sungai Thabriyah).'

Kami bertanya, "Apanya yang kamu tanyakan?'

Dia kembali bertanya, 'Aku bertanya tentang kurmanya, apakah berbuah?'

Kami jawab, 'Ya, masih berbuah.'

Dia berkata, 'Ketahuilah, kurma di sana nanti tidak berbuah.'

Dia berkata lagi, 'Lalu bagaimana keadaan Danau Thabariyyah?'

Kami balik bertanya,'Apanya yang ingin kamu ketahui?'

Pria itu bertanya,'Apakah danau itu ada airnya?'

Kami menjawab, 'Ya, airnya berlimpah.'

Dia berkata, 'Air danau itu nanti akan habis.'

Lelaki itu bertanya, 'Lalu bagaimana dengan mata air Zughar?'

Kami bertanya, 'Apanya yang kamu tanyakan?'

Dia menjawab, 'Apakah mata air tersebut memancarkan air? Dan apakah penduduk disana bercocok tanam dengan memanfaatkan air dari mata air itu?'

Kami menjawab, 'Ya. Airnya banyak, dan penduduk di sana bercocok tanam dengan airnya.'

Dia bertanya, 'Ceritakanlah kepadaku, apa yang dilakukan oleh nabi yang diutus kepada bangsa yang buta huruf (bangsa Arab)?'

Kami menjawab, 'Dia telah keluar dari Mekah, dan tinggal di Yatsrib.'

Pria itu bertanya, 'Apakah orang-orang Arab memeranginya?'

Kami menjawab, 'Ya.'

Tanya dia kembali, 'Bagaimana dia melawan mereka?"

Kami menjawab, 'Dia telah menang atas orang-orang Arab, dan sekarang mereka tunduk, taat kepadanya.'

Dia berkata, 'Begitukah?'

Kami berkata, 'Ya, memang begitu.'

Dia berkata, 'Ketahuilah, memang lebih baik mereka menaatinya.'

Lelaki itu melanjutkan, 'Sekarang aku beri tahu kalian tentang diriku. Aku adalah al-Masih. Telah hampir tiba waktunya aku diizinkan keluar. Kalau aku telah keluar, aku menjelajahi bumi, tidak satu pun perkampungan yang tidak aku singgahi selama empat puluh hari, kecuali Makkah dan Thayyibah (Madinah). Kedua kota itu diharamkan bagiku memasukinya. Setiap kali aku mau memasuki keduanya, aku dihadang malaikat yang memegang pedang terhunus, menghalangiku memasukinya. Di setiap jalan dari kedua kota itu terdapat malaikat yang menjaganya.'

Fatimah berkata, 'Sambil menekan tongkatnya pada mimbar, Rasulullah bersabda, "Ini (yakni Madinah) adalah Thayyibah. Ini adalah Thayyibah. Bukankah sebelumnya aku telah menyampaikan hal itu kepada kalian?"

Orang-orang muslim pada saat itu menjawab, 'Benar!'

Beliau melanjutkan sabdanya:


فَΨ₯ΩΩ†Ω‘ΩŽΩ‡Ω Ψ£ΩŽΨΉΩ’Ψ¬ΩŽΨ¨ΩŽΩ†ΩΩŠ حَدِيثُ ΨͺΩŽΩ…ΩΩŠΩ…Ω Ψ£ΩŽΩ†Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΩˆΩŽΨ§ΩΩŽΩ‚ΩŽ Ψ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠ كُنْΨͺُ أَحَدِΨͺْكُمْ ΨΉΩŽΩ†Ω’Ω‡Ω ΩˆΩŽΨΉΩŽΩ†Ω Ψ§Ω„Ω’Ω…ΩŽΨ―ΩΩŠΩ†ΩŽΨ©Ω ΩˆΩŽΩ…ΩŽΩƒΩ‘ΩŽΨ©ΩŽ Ψ£ΩŽΩ„Ψ§ Ψ₯ΩΩ†Ω‘ΩŽΩ‡Ω فِي Ψ¨ΩŽΨ­Ω’Ψ±Ω Ψ§Ω„Ψ΄Ω‘ΩŽΨ§Ω…Ω Ψ£ΩŽΩˆΩ’ Ψ¨ΩŽΨ­Ω’Ψ±Ω Ψ§Ω„Ω’ΩŠΩŽΩ…ΩŽΩ†Ω Ω„ΩŽΨ§ Ψ¨ΩŽΩ„Ω’ مِنْ Ω‚ΩΨ¨ΩŽΩ„Ω Ψ§Ω„Ω’Ω…ΩŽΨ΄Ω’Ψ±ΩΩ‚Ω Ω…ΩŽΨ§ Ω‡ΩΩˆΩŽ مِنْ Ω‚ΩΨ¨ΩŽΩ„Ω Ψ§Ω„Ω’Ω…ΩŽΨ΄Ω’Ψ±ΩΩ‚Ω Ω…ΩŽΨ§ Ω‡ΩΩˆΩŽ مِنْ Ω‚ΩΨ¨ΩŽΩ„Ω Ψ§Ω„Ω’Ω…ΩŽΨ΄Ω’Ψ±ΩΩ‚Ω Ω…ΩŽΨ§ Ω‡ΩΩˆΩŽ


Artinya: "Cerita Tamim sangat menakjubkan hatiku, sangat sesuai dengan apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian tentang Madinah dan Makkah. Ketahuilah, dia (Dajjal) ada di Laut Syam atau Laut Yaman. Tidak, melainkan dari arah timur. Dia dari arah timur, dari arah timur."

Fatimah binti Qais berkata, 'Aku hafalkan ini dari Rasulullah sendiri.' (HR Muslim)

Hadits Tentang Fitnah yang Akan Menimpa Umat Islam

Merangkum buku Tanda-tanda Kiamat karya Mahmud Rajab disebutkan beberapa hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang fitnah serta ujian bagi umat Islam. Ujian ini bahkan dijelaskan asalnya.

Diriwayatkan dari Usamah ibn Zaid, Rasulullah SAW melepas pandangan ke dataran tinggi pinggiran Madinah, kemudian beliau bersabda, "Sungguh aku melihat tempat terjadinya fitnah dari sela-sela rumah kalian seperti turunnya hujan." (HR Bukhari Muslim)

Imam Nawawi mengatakan, "Perumpamaan dengan tempat turunnya hujan menunjukkan fitnah itu akan menimpa setiap kaum muslimin, bukan hanya satu golongan saja. Ini isyarat akan terjadinya pertempuran di antara sesama muslim seperti perang Jamal dan Shiffin."

Diriwayatkan dari Abdullah ibn Umar, ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Fitnah akan muncul dari sini (beliau menunjukkan arah timur, arah munculnya dua tanduk syaitan) dan kalian akan saling membunuh. Sesungguhnya Musa membunuh keluarga Fir'aun karena tidak sengaja." (HR Muslim)

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda, "Ya Allah! berkahilah negeri Syam dan Yaman" (2x), lalu seorang sahabat berkata: "Daerah Timur, ya Rasulullah!", Rasulullah SAW bersabda, "Dari sana munculnya tanduk syaitan dan dari sana timbulnya 9/10 kejahatan." (HR Ahmad)

Di riwayat lain, sahabat berkata: "Daerah Irak, ya Rasulullah!", Rasulullah SAW bersabda, "Dari sana sumber goncangan dan munculnya tanduk syaitan."

Wallaahu alam.




(dvs/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads