Bepergian dengan kendaraan tak menutup kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti mogok di perjalanan. Apabila hal itu terjadi, umat Islam bisa membaca doa ketika kendaraan mogok.
Bacaan doa ketika kendaraan mogok ini disebutkan Imam an-Nawawi dalam kitab Al Adzkar yang diterjemahkan oleh Ulin Nuha. Doa ini bersandar pada riwayat Ibnu Sunni dari seorang tabiin yang masyhur dan disepakati kemuliaan serta keilmuan agamanya, Abu Abdillah Yunus bin Ubaid bin Dinar al-Basyir. Berikut bacaan doanya.
Doa ketika Kendaraan Mogok
اÙÙÙØºÙÙÙØ±Ù دÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙØšÙغÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ Ù Ø§ÙØ³ÙÙÙÙ Ù Ù ÙÙÙ ÙÙÙ Ø§ÙØ³ÙÙÙ Ù°Ùٰت٠ÙÙØ§ÙÙØ§ÙØ±ÙØ¶Ù Ø·ÙÙÙØ¹Ùا ÙÙÙÙÙØ±ÙÙÙØ§ ÙÙÙØ§ÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ±ÙØ¬ÙØ¹ÙÙÙÙÙ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Afaghaira diinillaahi yabghuuna wa lahu aslama man fis samaa- waati wal ardli thau 'an wa karhan wa ilahi yurja'uun
Artinya: "Maka apabila mereka mencari agama selain agama Allah, padahal pada-Nya lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada Allah-lah tempat mereka dikembalikan."
Bacaan doa ketika kendaraan mogok tersebut merupakan firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 83.
Sunnah ketika di Perjalanan
Ada beberapa sunnah ketika dalam perjalanan. Menurut sebuah hadits yang terdapat dalam Shahih Bukhari, Rasulullah SAW bertakbir ketika melewati jalanan menanjak dan bertasbih ketika turun. Hadits ini diriwayatkan dari Jabir RA, dia berkata, "Ketika kami naik, kami bertakbir, dan ketika turun kami bertasbih."
Dalam kitab Sunan Abu Dawud juga terdapat riwayat serupa yang dinilai shahih. Dari Ibnu Umar RA dia berkata, "Bahwa ketika Nabi SAW dan tentaranya ketika naik, mereka memuji Allah dengan bertakbir dan ketika turun mereka bertasbih."
Imam an-Nawawi meriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA tentang bacaan Rasulullah SAW saat menaiki bukit atau dataran tinggi. Dikatakan, beliau SAW bertakbir tiga kali kemudian membaca:
ÙÙØ§ Ø¥ÙÙÙÙ٠إÙÙÙÙØ§ اÙÙÙÙÙÙ ÙÙØÙØ¯ÙÙÙ ÙÙØ§ ØŽÙØ±ÙÙÙÙ ÙÙÙÙØ ÙÙÙ٠اÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ٠اÙÙØÙÙ ÙØ¯Ù ÙÙÙÙÙ٠عÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ØŽÙÙÙØ¡Ù ÙÙØ¯ÙÙØ±ÙØ Ø¢ÙØšÙÙÙÙÙ Ø¹ÙØ§ØšÙدÙÙÙÙ Ø³ÙØ§Ø¬ÙدÙÙÙÙ ÙÙØ±ÙØšÙÙÙÙØ§ ØÙØ§Ù ÙØ¯ÙÙÙÙ ØµÙØ¯ÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ¹ÙدÙÙÙ ÙÙÙÙØµÙØ±Ù Ø¹ÙØšÙدÙÙÙ ÙÙÙÙØ²Ù٠٠اÙÙØ£ÙØÙØ²ÙØ§ØšÙ ÙÙØÙØ¯ÙÙÙ
Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa 'alaa kulli syain qadiir, aayibuuna 'aa- biduuna saajiduuna lirabbinaa haamiduun, shadaqal laahu wa'dah, wa nashara 'abdahu wa hazamal ahzaaba wahdah
Artinya: "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan segala puji dan Dia atas segala sesuatu Mahakuasa, kami kembali, kami bertobat, kami menghamba, kami sujud kepada Tuhan kami. Allah selalu menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan musuh-musuh-Nya sendirian."
Redaksi bacaan doa Rasulullah SAW ketika dalam perjalanan tersebut berasal dari riwayat Imam Bukhari.
(kri/lus)








































.webp)













 
             
             
  
  
  
  
  
  
  
  
                 
                 
                 
                 
				 
				 
                 
				 
                 
                 
 
Komentar Terbanyak
Wamenag Romo Syafi'i Menikah Hari Ini, Habib Rizieq Jadi Saksi
Rieke Diah Pitaloka Geram, Teriak ke Purbaya Gegara Ponpes Ditagih PBB
Pemerintah RI Legalkan Umrah Mandiri, Pengusaha Travel Umrah Syok