Hadits Lailatul Qadar Terdapat pada Malam 27 Ramadan

Hadits Lailatul Qadar Terdapat pada Malam 27 Ramadan

Kristina - detikHikmah
Senin, 17 Apr 2023 14:32 WIB
Praying muslim and mosque at night sky hilal half moon
Ilustrasi hadit lailatul qadar terletak pada malam 27 Ramadan. Foto: Getty Images/iStockphoto/oxinoxi
Jakarta -

Umat Islam akan memasuki malam 27 Ramadan pada petang nanti, Senin (17/4/2023). Menurut pendapat terkuat, lailatul qadar terletak pada malam tersebut.

Pendapat ini turut dikatakan Ulama Syafi'iyah Sayyid Sabiq dalam Kitab Fiqih Sunnah-nya dan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam Kitab Qiyam ar-Ramadhan. Ulama yang meyakini hal ini bersandar dengan hadits yang diriwayatkan dari Ubai bin Ka'ab. Ia berkata,

"Demi Allah yang tidak ada tuhan selain Dia, sesungguhnya lailatul qadar itu berada dalam bulan Ramadan. Demi Allah, sesungguhnya aku mengetahui malam ke berapakah dia? Dia adalah malam yang kita diperintahkan untuk menghidupkannya, yaitu malam ke-27. Tandanya, matahari pada pagi harinya tampak putih tak bersinar."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadits tersebut dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahih Muslim, Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud, Ahmad dalam Musnad Ahmad, dan At Tirmidzi dalam Sunan Tirmidzi. Adapun, Imam Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.

Juga dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

ADVERTISEMENT

مَنْ كَانَ مُتَحَرِّهَا، فَلْيَتَحَرَّهَا فِي لَيْلَة سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ

Artinya: "Siapa saja yang berupaya untuk mendapati lailatul qadar, hendaklah ia berupaya untuk mendapatinya pada malam ke-27." (HR Ahmad dalam Musnad-nya)

Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan datangnya malam lailatul qadar kecuali Allah SWT. Namun, menurut riwayat shahih, malam yang penuh kemuliaan tersebut terletak pada 10 hari terakhir Ramadan, tepatnya pada malam ganjil.

Rasulullah SAW bersabda,

تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ

Artinya: "Carilah malam lailatul qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR Bukhari dan Muslim)

Imam An-Nawawi dalam Kitab Riyadhus Shalihin mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan Aisyah RA bahwa ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, Rasulullah SAW menjauhi istri-istrinya, menghidupkan malamnya, dan bersungguh-sungguh dalam beribadah.

Aisyah RA mengatakan,

"Apabila tiba sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, Rasulullah SAW menghidupkan ibadah malam. Beliau membangunkan istrinya. Beliau amat bersungguh-sungguh dan mengencangkan sarungnya." (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam Shahih Bukhari juga terdapat riwayat yang menyebut bahwa Rasulullah SAW sempat akan memberitahukan kapan waktu malam lailatul qadar. Namun, beliau mengurungkan niatnya.

Diriwayatkan dari Ubadah bin Shamit bahwa Rasulullah SAW pergi untuk menemui para sahabatnya untuk mengabarkan tentang lailatul qadar, akan tetapi di sana terdapat perselisihan antara dua orang muslim.

Rasulullah bersabda,

إِنِّيْ خَرَجْتُ لِأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ القَدْرِ، فتلاحَى فُلَانٌ وَفُلاَنٌ، فَرُفِعَتْ، فَعَسَى أَنْ يَكُوْنَ خَيْرًا لَكُمْ، فَالْتَمِسُوْهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ

Artinya: "Aku datang kemari untuk mengabarkan tentang Lailatulqadar, tetapi si Fulan dan si Fulan berselisih, maka kabar itu (tanggal turunnya) pun telah diangkat, mungkin itu yang lebih baik bagi kalian carilah ia (lailatul qadar) pada tanggal tujuh, sembilan, atau kelima (maksudnya pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan)."

Wallahu a'lam.




(kri/lus)

Hide Ads