Periode Emas

Kolom Hikmah

Periode Emas

Penulis Kolom, Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 08 Agu 2025 08:01 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Dalam periode Khulafa' Ar-Rasyidiin ini merupakan contoh peradaban yang sangat baik. Pada periode ini semua kekuatan ruhani, akhlak, ilmu dan sarana fisik yang saling membantu dan menunjang dalam menumbuhkan manusia serta mewujudkan peradaban yang baik. Kekuasaan dan pemerintahan pada masa itu termasuk di antara kekuasaan dan pemerintahan raksasa di dunia. Saat itu ada pemerintahan Persia dan Romawi yang sudah berjaya terlebih dahulu.

Pada periode tersebut, kekuatan politik, fisik dan materialnya mengungguli negara dan bangsa lainnya. Budi pekerti yang ideal menguasai masyarakat, dan akhlak yang utama menjadi ciri-ciri khas dalam kehidupan kaum muslimin juga dalam sistem kekuasaan. Kekuasaan yang dilandasi dengan akhlak mulia, tentu akan melahirkan penguasa yang adil dan menjadikan teladan bagi rakyatnya. Peningkatan ruhani dan akhlak ini mengiringi perluasan daerah-daerah Islam dan menciptakan peradaban baru.

Sungguh pada periode tersebut merupakan periode emas ( kesempurnaan ). Tindak pidana dan kriminalitas relatif sedikit dibanding dengan luasnya wilayah kekuasaan kaum muslimin. Hubungan antar individu, individu dan masyarakat sangat baik. Pada periode emas itu tidak ada manusia yang memimpikan adanya kehidupan masyarakat yang lebih tinggi. Hal itu dimungkinkan karena perilaku tokoh dan pemimpin yang memegang kendali kekuasaan, dan orang-orang yang mengawasi tumbuhnya peradaban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketahuilah bahwa terwujudnya masyarakat ideal karena kekuatan akidah, pendidikan akhlak, dan langkah-langkah kebijaksanaan mereka dalam menjalankan pemerintahan. Mereka selalu menghayati dan menjalankan tuntunan agama dan berbudi luhur. Mereka juga bersih, jujur, khusyu dan tawadu, baik penguasa, rakyat, dan petugas keamanan serta para prajurit.

Khulafa' ar-Rasyidiin ini dapat diartikan secara harfiah sebagai para pemimpin yang mendapatkan petunjuk. Empat sahabat Rasul yang termasuk dalam khulafa' ar-rasyidiin adalah Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Keempat sahabat Rasulullah SAW. adalah orang-orang yang awal mengakui Muhammad SAW. sebagai Rasul utusan-Nya.

ADVERTISEMENT

Keempat sahabat ini sebagaimana dalam firman-Nya surah at-Taubah ayat 100 yang terjemahannya, "Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung."

Makna ayat diatas adalah : Allah SWT. menjelaskan sekelompok orang yang imannya sangat kuat. Mereka adalah orang-orang yang terdahulu berhasil meraih dan melaksanakan kebajikan sebelum yang lainnya melaksanakan, lagi yang pertama-tama masuk Islam di antara orang-orang Muhajirin dari Mekah ke Habasyah (Ethiopia) dan ke Madinah, dan kaum Ansar, yakni penduduk Madinah yang menerima dan membela umat Islam, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dengan iman dan amal saleh serta mau berkorban untuk membela Allah SWT. dan Rasul-Nya.

Allah SWT ridha kepada mereka, yakni menerima amal saleh mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya atas anugerah iman yang memenuhi hati mereka. Anugerah yang lebih besar lagi adalah Allah SWT. menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung ( lihat surah al-Waqi'ah ayat 10-14 ).

Sungguh keadaan kehidupan masyarakat yang ideal itu tentu dimulai dari para pemimpin, hal itu seperti dilakukan para pemimpin yang disebut Khulafa' Ar-Rasyidiin. Mereka mberikan teladan dalam gaya hidup yang sederhana, memerintah dengan keadilan. Ingatlah bahwa seorang pemimpin yang adil itu disukai Sang Pencipta dan ia akan diberikan balasan pahala yang sangat besar. Bukan pemimpin yang banyak harta apalagi zalim dalam menjalankan pemerintahannya. Wahai para calon pemimpin daerah di seluruh negeri ini, jika engkau bertujuan menjadikan kehidupan masyarakat seperti saat keempat sahabat memimpin, maka hendaklah engkau menerapkan pemerintahan yang adil, dan dengan akhlak yang mulia sehingga kebijakan yang engkau terbitkan merupakan pengayoman untuk seluruh golongan masyarakat.

Seorang pembesar Romawi mengakui keutamaan kaum muslimin ketika itu dengan mengatakan, "Mereka adalah orang-orang yang shalat di waktu malam dan berpuasa disiang hari, menepati janji, menyuruh orang berbuat kebajikan, mencegah kemungkaran, dan bersikap adil antara satu danbyang lain." ( Diriwayatkan oleh Ahmad bin Marwan al-Maliki dalam kitab al-Mujalasah ).


Jelas sekali ungkapan di atas, menunjukkan bahwa orang-orang muslim yang taat beribah. Bagaimana dengan pola kepemimpinan saat ini yang ada di negeri tercinta ini ? Tentu masih perlu langkah-langkah yang berlandaskan akhlak mulia, karena masih dijumpai langkah-langkah yang menjurus kepada kemungkaran.

Pembesar lainnya berkata, "Pada malam hari mereka adalah orang-orang suci, tetapi pada siang hari mereka adalah pasukan berkuda, pandai memanah, pandai mengasah, dan mahir bermain tombak. Bila engkau mengajak mereka, mereka tidak akan memahami maksudmu karena ramainya suara orang berzikir dan membaca Al-Qur'an.

Semoga Allah SWT. memberikan tuntunan bagi para pemimpin muslim dan rakyatnya untuk menegakkan akidah, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Aunur Rofiq

Penulis adalah Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads