Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat (al-barq) kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. (Q.S al-Ra'd/13:12). Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat (al-barq) untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. (Q.S. al-Rum/30: 24).
Maha Suci Allah Swt yang menurunkan ayat-ayat-Nya sebagai petunjuk untuk memudahkan kehidupan makhluk-Nya, khususnya manusia. Al-Qur'an bukan hanya berisi petunjuk hukum-hukum syari'ah, tetapi juga kehidupan alam semesta. Contoh ayat-ayat di atas sejak 14 abad lampau sudah memberikan isyarat akademik terhadap umat manusia tetapi nanti akhir-akhir ini dapat diimplementasikan setelah sains dan teknologi, terutama laboratorium kimia, biologi, dan fisika mengalami perkembangan signifikan.
Baca juga: Makhluk Cerdas di Angkasa Luar |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayat di atas menginformasikan kepada kita bahwa kilat (al-barq) bisa menimbulkan ketakutan, karena cahaya atau bunyi guntur yang lahir karenanya. Namun ketakutan lain yang bersifat menurut kalangan akademisi ialah kilat sebagai proses kimiawi bisa menyebabkan penetasan telur-telur hama. Lebih menakutkan lagi karena larva yang menetas melalui proses listrik alam (kilat) akan lahir hama-hama betina yang memungkinkan engembangbiakannya lebih dahsyat. Inilah yang disebut "kilat membawa ketakutan" (kahuf).
Namun kilat juga menjanjikan harapan (thama') karena kilat amat sangat penting artinya di dalam proses nitrifikasi, yaitu proses oksidasi enzimatik yang dilakukan oleh sekelompok jasad renik/bakteri, sebagaimana kita ketahui dahulu ketika masih belajar di bangku SLTA. Bakteri-bakteri yang lahir karena proses nitrifikasi ini menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah melalui dua proses, yaitu proses nitritasi yakni oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri tadi dan yang kedua proses nitratasi, yakni oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat.
Dengan bantuan kilat (al-barq), nitrogen bebas yang sekitar 80 % berada diudara itu dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk ammonia, yang biasanya diperoleh melalui proses penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan.
Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem. Dengan bahasa sederhananya, nitrifikasi ialah sesuatu yang tadinya sangat diperlukan oleh tanaman namun tidak bisa dikonsumsi langsung tanpa melalui proses kimiawi. Di sinilah kemahakuasaan Tuhan, reaksi kimia saat terjadi kilat ,emyebabkan sesuatu bisa dikonsusmsi oleh alam tumbuh-tumbuhan.
Subhanallah.
Prof. Nasaruddin Umar
Menteri Agama Republik Indonesia
Imam Besar Masjid Istiqlal
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)
Baca juga: Chlorophyll |
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina