Sombong Lantaran Populer

Kolom Hikmah

Sombong Lantaran Populer

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 27 Okt 2023 08:01 WIB
Aunur Rofiq
Foto: Dokumen pribadi Aunur Rofiq
Jakarta -

Kesombongan itu secara hakikat manusia tidak mempunyai, karena kesombongan hanyalah milik-Nya. Orang sombong pastinya tidak banyak teman kecuali orang-orang yang berharap padanya. Jadi kesombongan seseorang yang berkedudukan maupun berkemampuan akan menciptakan ketergantungan orang lain padanya. Padahal ketergantungan pada makhluk itu sejatinya sia-sia, karena seseorang tidak bisa memberikan manfaat maupun keburukan.

Apa sebenarnya tenar menurut pandangan Islam ? Imam al-Ghazali mengatakan, "Yang tercela adalah apabila seseorang mencari popularitas. Namun, jika ia tenar karena karunia Allah SWT. tanpa ia cari-cari maka itu tidaklah tercela." Rasulullah SAW bersabda, orang yang pertama kali disidang pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati dalam peperangan. Lalu, dia didatangkan, kemudian Allah SWT. memperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat-Nya maka dia pun mengakuinya.


Allah SWT. berkata, "Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu?" Orang tersebut menjawab, "Aku telah berperang di jalan-Mu sampai aku mati syahid." Allah SWT. berkata, "Engkau telah berdusta, akan tetapi engkau melakukan itu supaya disebut sebagai seorang pemberani dan ucapan itu telah diucapkan (oleh manusia)."
Kemudian, diperintahkan agar orang tersebut dibawa. Maka, dia diseret dengan wajahnya sampai dia pun dilemparkan ke neraka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam dialog di atas, jelas bahwa Sang Pencipta Yang Maha Tahu akan niat dan maksud hambanya. Ia lakukan agar dikatakan oleh manusia bahwa ia pemberani, hingga menjadi pembicaraan bagi pasukan yang tidak gugur. Hal yang sama terjadi pada saat negeri ini akan melaksanakan pesta demokrasi, sebagian orang menginginkan ketenaran agar dipilih sebagai pemimpin maupun wakil rakyat. Jika berniat untuk memperbaiki kehidupan ( ekonomi ) maka ketenarannya itu adalah sia-sia. Sudah banyak contoh terjadi seperti seseorang yang terpilih menjadi anggota parlemen/yang terpilih menjadi pemimpin, namun di akhir perjalanannya ia tidak bisa tidur di rumahnya sendiri pindah tidur di rumah negara ( penjara ).

Berbeda jika seseorang menjadi pemimpin dan tenar semata karena karunia-Nya, maka perjalanannya dalam melaksanakan amanah selalu dalam pengawasan dan perlindungan-Nya. Di antara bencana terbesar adalah seseorang yang mencintai ketenaran dan kemuliaan serta berusaha mengejarnya, jiwanya ingin agar semua orang memujinya baik dalam kebenaran maupun kebatilan. Inilah sebenarnya yang kita khawatirkan.

ADVERTISEMENT

Basyr bin Al Harits Al Hafiy mengatakan, "Aku tidak mengetahui ada seseorang yang ingin tenar kecuali berangsur-angsur agamanya pun akan hilang."
Jika di lihat dilain sisi ketenaran yang dicari orang hingga ia kehilangan ketaqwaan. Kadang kepopuleran membuat ia bangga pada diri sendiri ( ujub ) dan menjadi sombong dan bisa merusak hubungan silaturahmi karena memandang rendah orang lain. Kesombongan karena ketenaran ini banyak terjadi di masyarakat, apakah ia menjadi artis terkenal, menjadi kaya raya dan menjadi pemimpin/pejabat berkedudukan.

Ada sebagian masyarakat yang menempatkan dirinya berbeda kelas dengan yang lain. Kesombongan seperti ini hendaknya dihindari karena bedanya seseorang dimata Allah SWT. hanyalah ketakwaannya, bukan karena kepintaran, kekayaan dan jabatan serta ketenarannya. Kesombongan yang mudah dirasakan adalah saat seseorang meningkat jabatannya dan berubah sikap dan perilaku terhadap para koleganya, ini jelas menjijikan dan ia telah berbuat sia-sia menuju tergelincir.

Tulisan kami tutup dengan firman-Nya surah Luqman ayat 18 yang artinya, "Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri." Makna ayat ini adalah : Dan jangan memalingkan wajahmu dari manusia bila kamu berbicara dengan mereka atau mereka berbicara kepadamu dalam rangka merendahkan mereka atau karena kamu menyombongkan diri atas mereka. Dan jangan berjalan di muka bumi di antara manusia dengan penuh kesombongan dan keangkuhan. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri dalam penampilan dan ucapannya.

Ingatlah pada hakikatnya jati diri seseorang akan terlihat sama saat dalam keadaan sehat. Namun, jika cobaan ( tenar, kaya, jabatan tinggi ) turun, maka tampaklah siapa yang menyembah Allah SWT. dan siapa yang menyembah selain-Nya.

Semoga Allah SWT. selalu membimbing dan melindungi kita semua saat menjadi tenar hanyalah karena karunia-Mu bukan menjadi bangga diri dan meremehkan orang lain.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads