Muslim mulai memasuki hari Jumat pertama di bulan Muharram 1445 H. Masih dalam momen Tahun Baru Islam, tidak ada salahnya khutbah Jumat masih mengangkat tema bagaimana cara menyikapi lembaran baru di tahun Hijriah ini.
Oleh karena itu berikut ini adalah contoh khutbah Jumat Bulan Muharram yang bisa dijadikan referensi oleh khatib. Khutbah berikut dikutip dari tulisan Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kecamatan Bojong Genteng Yudi Yansyah melalui laman resmi Kemenag Kanwil Kabupaten Sukabumi.
Contoh Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram 1445 H
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَمَوْلَنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ وَمَوَّالَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَتِهِ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ :يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (آل عمران: 102).
وَقَالَ فِي أَيَةٍ أُخْرَى : كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (آل عمران : 185).
Hadirin rahimakumullah,
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kekuatan keimanan, ketaqwaan dan kesehatan. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada semua pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Pada saat ini sampailah kita kepada hari yang dimuliakan oleh Allah SWT yang disebut sebagai Sayyidul Ayyam (induk dari segala hari), Allah SWT masih memberikan umur panjang sampai saat ini. Allah SWT juga telah memberikan nikmat sehat serta nikmat istiqamah di dalam hati kita. Sehingga dengan nikmat tersebut, ringan melangkahkan kaki menyambut seruan azan, datang memenuhi panggilan Allah, menunaikan salat fardhu pada hari yang mulia ini.
Untuk itu kita bersyukur kepada Allah dengan memperbanyak mengucapkan hamdalah (alhamdulillahi robbil 'alamin). Bersyukur dengan perbuatan, senantiasa istiqomah melaksanakan segala perintah Allah, dan menjauhi segala larangan-Nya.
Selanjutnya, sholawat mari kita bacakan untuk Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan dengan memperbanyak sholawat, dalam kehidupan kita diberikan istiqamah, dan di akhir hayat ditutup dengan husnul khatimah, dan ketika menghadap Allah SWT mendapatkan syafaatnya, insya Allah. Aamiin.
Hadirin rahimakumullah,
Mari kita tingkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, di mana pun dan kapan pun kita berada, karena kita tidak mengetahui kapan ajal akan tiba. Ketika saat ajal telah mendekat, segala harta dan kedudukan tidak akan berguna lagi, demikian pula taubat dan penyesalan.
Alhamdulillah, pada hari Rabu, kita telah sampai pada akhir hari bulan Zulhijah 1444 Hijriah. Kemudian Allah SWT memberikan kita kesempatan untuk memasuki awal bulan Muharram 1445 Hijriah.
Mari kita merenungkan arti dan pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kesempatan hidup yang Allah berikan, sehingga kita dapat memulai awal Muharram 1445 Hijriah dengan semangat baru.
Pelajaran terbesar yang bisa kita ambil adalah bahwa Allah masih memberi kita kesempatan untuk melakukan introspeksi diri secara menyeluruh. Kita harus mengevaluasi keimanan, keislaman, ibadah, akhlak mulia, hubungan sosial, peningkatan ilmu, kewajiban, tanggung jawab, manajemen waktu, gaya hidup, dan semua aspek kehidupan kita selama tahun sebelumnya.
Introspeksi diri adalah kunci utama dalam kehidupan. Dengan merenungkan diri kita, kita dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan kita di masa lalu, melakukan perbaikan hari ini, dan merencanakan masa depan.
Melalui introspeksi diri, kita dapat menutupi kelemahan masa lalu dan meningkatkan kualitas diri pada hari ini dan masa depan. Hidup kita akan terus berkembang menuju arah yang benar dan lurus.
Dengan melakukan introspeksi diri, kita dapat memahami hakikat dan persoalan diri dengan jelas, menilai amal yang telah kita lakukan, dan meningkatkan kapasitas diri sebagai bekal untuk perjalanan panjang dan pasti menuju akhirat.
Introspeksi diri adalah kekayaan yang harus kita miliki, karena sangat penting dalam menjalankan kehidupan ini. Seperti yang dikatakan oleh Khalifah Umar RA,
حَاسِبُوْا أَنْفُوْسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا
Bacaan latin: Hasibu anfusakum qabla an tuhasabu.
Artinya: Hisablah, hitung-hitunglah diri kamu sebelum kamu dihisab oleh Allah SWT.
وَزِنُوْاهَا قَبْلَ أَنْ تُزَانُوْا
Bacaan latin: Wazinuha qabla an tuzanu.
Artinya: Timbang-timbang amal kamu sebelum amal kamu ditimbang oleh Allah SWT.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT,
Mari kita bersiap untuk menghadapi hari di mana seluruh umat manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar di masa depan. Di sana, Allah akan meminta pertanggungjawaban atas segala keyakinan, iman, perkataan, dan perbuatan kita secara mendetail dan lengkap, tidak ada yang terlupakan. Apabila amal perbuatan kita baik, Allah akan memberikan balasan yang baik pula. Namun, jika amal perbuatan kita buruk, maka balasan yang diterima juga akan sesuai dengan hal tersebut.
Hadirin rahimakumullah,
Dalam kehidupan ini, ada tiga hal yang perlu kita refleksikan dan hitung-hitung, yaitu pertama, agama, yaitu Islam. Kita perlu bertanya pada diri sendiri sejauh mana pemahaman dan pengamalan kita terhadap ajaran agama ini. Sejauh mana kita menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW, yang merupakan sumber utama ajaran agama?
Hadirin rahimakumullah,
Tentang masalah agama ini, kita harus selalu menghidupkan semangat belajar dalam diri. Karena agama Islam adalah ilmu, dan ilmu tidak akan kita peroleh kecuali dengan proses belajar dan mempelajarinya. Para ulama telah merumuskan ilmu agama Islam dengan cara yang sangat ilmiah, rinci, dan sistematis, sehingga memudahkan kita untuk memahami dan mengamalkannya. Secara keseluruhan, ilmu agama yang harus dipelajari dan diamalkan mencakup iman, akidah, ibadah, akhlak, muamalah, masalah keluarga, dan syariah.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT,
Selanjutnya, terkait dengan urusan dunia, terdapat tiga hal yang perlu kita pertimbangkan.
Pertama, bagaimana cara kita menghadapi kehidupan dunia ini? Apakah kita mencintainya dengan berlebihan dan menjadikannya sebagai tujuan utama dalam hidup? Ataukah kita menganggap berbagai fasilitas dunia, seperti uang, rumah, dan kendaraan, hanya sebagai sarana untuk menjalani kehidupan, sementara cinta kita pada Allah SWT dan rasul-Nya lebih utama? Ingatlah, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita bahwa menghindari keserakahan terhadap dunia adalah kunci mendapatkan cinta Allah.
Kedua, perhatikan dari mana asal usul semua harta yang kita miliki. Apakah harta yang kita peroleh benar-benar berasal dari sumber yang halal, tidak dicampuri dengan yang haram seperti riba, penipuan, pencurian, atau hal-hal yang diragukan (syubhat)? Karena harta yang haram dan syubhat dapat menyebabkan hati menjadi sakit dan doa-doa kita tidak akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Akibatnya, keberkahan hidup kita di dunia akan hilang, dan di akhirat nanti kita akan menghadapi hukuman dari Allah SWT. Oleh karena itu, Allah SWT dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk mengonsumsi, menggunakan, dan memanfaatkan harta dari sumber yang halal dan yang telah diizinkan oleh-Nya.
Ketiga, bagaimana kita menggunakan dan memanfaatkan harta yang Allah SWT anugerahkan kepada kita? Meskipun harta yang kita peroleh berasal dari cara yang halal dan jenisnya pun halal, bukan berarti kita bisa menggunakannya secara sembarangan. Islam mengatur sistem pengeluaran, distribusi, dan pemanfaatan harta. Sebenarnya, harta yang Allah SWT titipkan kepada kita adalah modal untuk tujuan akhirat.
Oleh karena itu, Allah SWT mendorong kita untuk membelanjakan harta-Nya di jalan-Nya setelah memenuhi kewajiban-kewajiban yang ada, seperti zakat, nafkah, infak, sedekah, wasiat, dan sejenisnya. Dengan cara ini, harta yang Allah anugerahkan dapat bermanfaat bagi kepentingan akhirat.
Hadirin rahimakumullah,
Selanjutnya, masalah akhirat yang akan menjadi tempat tinggal kita selamanya. Terkait dengan hal ini, hanya ada dua kata kunci: ikhlaskan niat kita hanya karena Allah SWT dalam segala ucapan dan amal yang saleh, sebanyak mungkin yang kita bisa lakukan.
Oleh karena itu, hidup kita harus berfokus pada akhirat dan tidak boleh lebih mencintai dunia daripada akhirat, karena dunia akan musnah, termasuk jasad kita sendiri, sementara akhirat adalah keabadian yang abadi. Selain itu, jadikanlah kesuksesan di akhirat sebagai standar utama kesuksesan yang sejati.
Allah SWT berfirman,
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (آل عمران : 185)
Artinya: "Semua yang bernyawa pasti mati. Nanti pada hari kiamat (akhirat) akan disempurnakan pahala kalian. Siapa yang dijauhkan (pada hari itu) dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dialah yang sukses. Dan tidak adalah kehidupan dunia ini melainkan kenikmatan yang menipu." (QS Ali-Imran: 185)
Hadirin yang diberkahi Allah SWT,
Mari kita bersyukur atas nikmat umur yang telah diberikan Allah kepada kita, sehingga kita bisa menghirup udara segar di bulan Muharram 1445 Hijriah tahun ini. Mari kita lakukan introspeksi diri (muhasabatun nafsi).
Semoga Allah memudahkan langkah kita untuk meningkatkan kualitas dalam agama, dunia, dan akhirat di tahun 1445 Hijriyah ini, dan semoga hidup kita pada tahun ini menjadi lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Aamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Demikian contoh khutbah Jumat bulan Muharram ketika memasuki tahun baru Islam. Semoga bermanfaat.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa