detikKultum Habib Ja'far: Bulan Ramadan Setan Diiket, kok Masih Maksiat?

detikKultum Habib Ja'far: Bulan Ramadan Setan Diiket, kok Masih Maksiat?

Kristina - detikHikmah
Minggu, 02 Apr 2023 04:00 WIB
Jakarta -

Bulan Ramadan menyimpan banyak keutamaan. Menurut sebuah riwayat, setan-setan dibelenggu pada bulan ini.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Apabila datang bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka serta semua setan dibelenggu." (HR Bukhari dan Muslim)

Lantas, mengapa masih ada perbuatan maksiat yang terjadi pada bulan Ramadan?

ADVERTISEMENT

Menurut Habib Ja'far, hal tersebut lantaran sumber dari perbuatan maksiat atau keburukan bukan hanya dari setan, tetapi ada sumber yang berasal dari diri kita sendiri yang disebut nafsu.

"Setan ia adalah pembisik keburukan atau kejahatan dari luar diri kita dan ada pembisik atau pengarah kepada keburukan maupun kejahatan yang berada dari dalam diri kita, yaitu hawa nafsu," ucap Habib Ja'far dalam detikKultum detikcom, Minggu (2/4/2023).

Habib Ja'far menjelaskan, Alah SWT menciptakan hawa nafsu atas kasih sayang-Nya karena Dia ingin memuliakan manusia melebihi malaikat. Sehingga, Allah SWT memberikan tantangan sebagai ujian yang harapannya masing-masing dari kita bisa berjuang untuk berbuat kebaikan.

Nafsu dalam diri, kata Habib Ja'far tidak pernah diikat. Dalam hal ini, diri kita sendirilah yang bisa mengendalikan nafsu tersebut.

Habib Ja'far memaparkan bahwa nafsu terdiri dari beberapa tingkatan. Tingkatan pertama adalah nafsu ammarah. Ini merupakan nafsu yang tidak terkendali dan membuat orang untuk bermaksiat.

Tingkatan kedua, ada nafsu lawwamah. Nafsu ini masih berpotensi untuk melakukan keburukan, namun relatif terkendali. Contohnya ketika melakukan suatu keburukan kita tidak totalitas atau akan menimbulkan penyesalan begitu selesai melakukan keburukan itu.

Harapannya, kita bisa mencapai nafsu yang muthmainnah atau nafsu yang damai. Nafsu ini, kata Habib Ja'far, tidak lagi mengarahkan pada keburukan, melainkan bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi baik.

Bagaimana caranya untuk bisa mencapai tingkatan tersebut? Selengkapnya detikKultum Habib Ja'far: Bulan Ramadan Setan Diiket, kok Masih Maksiat? tonton DI SINI.

(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads