Kenapa Banyak Siswa Gagal SNBT Padahal Nilai Bagus?

ADVERTISEMENT

Kenapa Banyak Siswa Gagal SNBT Padahal Nilai Bagus?

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 01 Jul 2025 18:00 WIB
Keterangan peserta tidak lulus UTBK SNBT 2025
Ini alasan megapa siswa gagal SNBT meski nilainya tinggi. Foto: Portal SNPMB
Jakarta -

Rangkaian Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2025 memang sudah rampung dilaksanakan. Kini, calon mahasiswa yang berhasil lolos tengah memasuki tahapan daftar ulang ataupun menunggu hari pertama kuliah pada September mendatang.

Meskipun sudah selesai, ada berbagai pembelajaran yang bisa diambil dari pelaksanaan SNBT 2025. Termasuk mengetahui alasan mengapa siswa gagal SNBT meskipun ia memiliki nilai tinggi.

Kira-kira apa ya alasannya? Dirangkum detikEdu, berikut penjelasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan Siswa Gagal SNBT Padahal Nilainya Bagus

Sebelum SNBT berlangsung, panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) telah melakukan sosialisasi terkait persiapan mengikuti UTBK-SNBT 2025. Pada kesempatan itu, dijelaskan 10 kesalahan di SNBT yang bikin siswa gagal lolos.

Ada dua alasan yang sangat cocok untuk menjawab mengapa siswa gagal SNBT padahal nilai miliknya bagus, yakni:

ADVERTISEMENT

1. Tidak Mempertimbangkan Keketatan Prodi dan Sistem Prioritas di SNBT

Keketatan program studi (prodi) dan sistem prioritas di SNBT sangatlah penting. Hal ini juga dibenarkan oleh Tim Teknologi dan Sistem Informasi, Rizky Januar.

Menurutnya kedua hal tersebut sangat berperan dalam kelulusan peserta, sebab SNBT menggunakan sistem prioritas. Ia membeberkan proses seseorang diseleksi pada sebuah prodi di SNBT.

Awalnya, para peserta yang memilih prodi A sebagai prodi pilihan pertama akan diseleksi lebih dahulu. Jika masih tersedia kuota atau daya tampung prodi, maka peserta lain yang memilih prodi A sebagai pilihan kedua baru diseleksi.

Jika tidak ada lagi kuota tersedia, maka peserta lain yang memilih prodi A sebagai prodi pilihan kedua tidak akan diseleksi. Hal yang sama berlaku bagi peserta yang memilih prodi A sebagai pilihan ketiga dan keempat.

Berdasarkan hal ini, disimpulkan bila detikers sangat ingin lolos di prodi yang paling diminati, maka simpanlah pada pilihan pertama. Jika kedua, ketiga, atau keempat, pilihanmu tidak akan diprioritaskan.

Selanjutnya, Rizky Januar menyarankan agar meletakkan prodi yang paling diminati dengan keketatan persaingan masuk lebih tinggi di urutan pertama. Keketatan dalam konteks ini adalah perbandingan pendaftar dengan daya tampung pada prodi tersebut.

"(Jangan malah prodi dengan) keketatan yang rendah ditaruh di pilihan satu, yang tinggi di pilihan empat," ucapnya dikutip dari arsip detikEdu.

Jika tingkat keketatan tinggi ditaruh di pilihan keempat, kemungkinan detikers lolos seleksi bisa menjadi lebih kecil.

2. Melakukan Jenis Kecurangan UTBK

Alasan kedua mengapa siswa gagal SNBT meskipun nilainya tinggi bisa jadi karena peserta tersebut terindikasi praktik kecurangan UTBK. Contohnya menggunakan praktik joki.

Memang mungkin peserta lolos ketika waktu ujian. Namun, panitia SNPMB terus memproses hukum berbagai kecurangan terutama joki dalam pelaksanaan SNBT.

Peserta yang ikut terseret dalam kasus tersebut, otomatis akan digugurkan statusnya sebagai peserta SNBT. Untuk itu, detikers perlu memahami berbagai larangan pada pelaksanaan UTBK SNBT, seperti:

  • Dilarang bekerja sama tentang pelaksanaan ujian dengan pihak manapun, baik dengan cara komunikasi langsung maupun tidak langsung, dengan metode komunikasi apapun
  • Dilarang menempati tempat duduk lain, harus di tempat duduk yang sudah ditentukan
  • Dilarang menanyakan jawaban soal kepada siapa pun
  • Dilarang bekerja sama atau berbicara/berkomunikasi dengan peserta UTBK lain
  • Dilarang bekerja sama, terkoneksi, atau terhubung (berkomunikasi) dengan pihak luar
  • Dilarang memberi maupun menerima bantuan dalam menjawab soal ujian
  • Dilarang memperlihatkan hasil pekerjaan atau jawaban sendiri kepada peserta lain
  • Dilarang melihat melihat pekerjaan atau jawaban peserta lain
  • Dilarang meninggalkan ruang ujian selama ujian berlangsung, kecuali diizinkan pengawas ujian
  • Dilarang menggantikan atau digantikan oleh orang lain
  • Dilarang menyalin dan merekam soal ujian dengan memakai media apapun
  • Dilarang meneruskan pekerjaan saat waktu UTBK sudah selesai, tetapi wajib duduk di tempat saat bel tanda waktu ujian berakhir dibunyikan.

Nilai UTBK SNBT 2025

Panitia SNPMB juga sudah mengeluarkan daftar nilai UTBK SNBT 2025 yang bisa dijadikan acuan, yakni:

Jenjang D3

  • Nilai UTBK minimum: 293,92
  • Nilai UTBK rata-rata: 529,39
  • Nilai UTBK maksimum: 731,21

Jenjang D4

  • Nilai UTBK minimum: 284,16
  • Nilai UTBK rata-rata: 541,47
  • Nilai UTBK maksimum: 774,38

Jenjang S1

  • Nilai UTBK minimum: 200,0
  • Nilai UTBK rata-rata: 545,78
  • Nilai UTBK maksimum: 819,85

Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB Eduart Wolok dengan tegas mengungkap tidak ada passing grade di SNBT 2025. Dasar penerimaan peserta di SNBT 2025 murni berdasarkan nilai yang didapatkan peserta.

Jika suatu program studi (prodi) memiliki kuota penerimaan 30 orang, maka yang lolos adalah 30 peserta dengan nilai tertinggi. Dengan kata lain, peserta yang lolos SNBT 2025 di sebuah prodi pasti mereka yang memiliki nilai tertinggi.

Ia kembali mengingatkan bahwa panitia tidak pernah mengeluarkan passing grade.

"Kami panitia tidak pernah melakukan passing garde karena memang yang dinilai itu skor dari tujuh subtes yang diikuti oleh peserta di UTBK," tegasnya dikutip dari arsip detikEdu.

Itulah informasi tentang alasan siswa gagal SNBT 2025 meskipun nilainya bagus. Perhatikan hal ini dan jadikan catatan penting untuk seleksi tahun selanjutnya ya detikers!




(det/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads