.webp)
Penilaian rapor di Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) Institut Teknologi Bandung (ITB) mempertimbangkan semua mata pelajaran, termasuk muatan lokal (mulok) bahasa daerah. Sistem penilaian ini ditegaskan Direktur Pendidikan ITB Arief Hariyanto.
"Semua mata pelajaran SMA itu penting. Jadi bagaimana caranya? Usahakan semua nilai baik. Itu cara paling mudah untuk masuk ITB. Tidak ada nilai mata pelajaran yang dianggap tidak penting," kata Arief, dikutip dari siaran Open House ITB - Day 1 di kanal YouTube Institut Teknologi Bandung.
"Jangan pernah sekalipun mengabaikan mata pelajaran, sekalipun itu bahasa Sunda, bahasa Jawa, atau bahasa apapun," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arief mengatakan, SNBP mensyaratkan siswa memiliki nilai rapor berkurikulum nasional. Data nilai rapor yang masuk ke perguruan tinggi tujuan diperoleh dari data Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB).
"Basisnya rapor, karena data itu dari rapor, kecuali yang (memilih prodi) ni rupa itu ada portofolio. Tetapi secara umum kami hanya menggunakan rapor," tuturnya.
Arief menambahkan, pada Seleksi Mandiri (SM-ITB), penilaian calon mahasiswa juga didasarkan pada nilai rapor, ditambah hasil ujian daring SM-ITB dan nilai UTBK 2024. Mata uji ujian daring SM-ITB yaitu Matematika bagi seluruh peserta.
Khusus peminat fakultas, sekolah, atau prodi sains dan teknik, ditambahkan mata uji Fisika yang meliputi mekanika dan gelombang. Sedangkan bagi peminat Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB juga ditambahkan Ujian Keterampilan Seni Rupa daring.
"Prinsipnya, kami ingin mengetahui pola pikirnya, bukan keterampilannya. Cara berpikir matematisnya yang penting, baik sains, engineering, seni rupa, SBM (Sekolah Bisnis dan Manajemen), tesnya sama untuk matematikanya," pungkasnya.
(twu/pal)
