Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengingatkan komitmen sekolah dalam mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Tahap ini prosesnya dilakukan pada 9 Januari hingga 9 Februari.
Ketua Pelaksana SNPMB, Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie mengatakan pada 2023 ada cukup banyak sekolah yang belum mengisi PDSS atau bahkan tidak finalisasi sampai tahap akhir.
"Jadi hanya sekitar 22.000 atau 22.500 dari 36.000. Jadi, masih banyak yang belum, tapi ini kita tahu setiap tahun dengan sosialisasi yang kita lakukan, terus meningkat," kata Prof Tjijik dalam Sosialisasi Daring Mekanisme Pengisian PDSS 2024 melalui YouTube SNPMB BPPP pada Senin (8/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prof Tjitjik menegaskan, masa pengisian PDSS merupakan peluang yang diberikan kepada sekolah untuk siswa-siswa berprestasi.
"Jika bapak/ibu tidak memanfaatkan peluang ini, sebenarnya bapak ibu betul-betul kurang memperjuangkan putra putri atau siswa-siswa yang ada di sekolah bapak ibu sekalian. Ini menyangkut nasib anak bangsa nasib siswa-siswa kita yang ada di sekolah kita," terangnya.
Selain itu Prof Tjitjik juga mengingatkan sekolah untuk memperhatikan operator yang diminta mengisikan PDSS. Apabila jumlah siswa eligible-nya banyak, maka sekolah diimbau untuk memfasilitasi dengan jumlah operator yang cukup.
"Dan mohon juga operator ini diperhatikan. Jangan sampai kerjanya 24 jam tapi tidak sempat minum kopi misalnya. Hal-hal ini juga sangat mempengaruhi. Saya yakin ini sangat mempengaruhi," kata Prof Tjitjik.
Dia menyebut, kerap sekolah tidak mengisi data dengan tuntas. Menurutnya hal ini sangat disayangkan.
"Selama ini sekolah yang finalisasi siswa eligible itu hanya 20.000, sekitar 20.700-an, finalisasi kurikulum hanya 19.900, finalisasi nilai hanya 17.900 dari 36.000. Ini menjadikan usaha yang sudah dilakukan jadi terbuang percuma," papar Prof Tjitjik.
"Kami butuh komitmen dari pihak sekolah," imbuhnya.
(nah/pal)