Perjuangan peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2023 dalam memperebutkan kursi di perguruan tinggi negeri (PTN) tidak selalu mudah. Hal itu dirasakan oleh salah satu peserta UTBK di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yakni Mohammad Naufal Hasqi.
Dalam kondisi tengah sakit komplikasi jantung, Naufal tetap semangat mengikuti UTBK pada Minggu (14/5/2023). Naufal mengalami masalah penyakit tersebut akibat kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya pada dua tahun yang lalu.
"Semoga saja bisa lulus. Kebetulan saya pilih Sains Data dan Teknik Informatika di UPN. Namun, pilih tes di sini (Unesa). Saya pengen sih sebenarnya daftar di Unesa, tetapi kurang percaya diri gitu. Karena mikirnya kondisi saya yang begini," ujar Naufal pada laman Unesa dikutip Rabu (17/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
UTBK Ditemani sang Ibu
Pada saat Naufal tengah mengerjakan soal-soal UTBK, sang ibu, Yeni Rahmawati diam menunggu anak semata wayangnya yang sedang sakit tersebut di depan ruangan ujian. Ia berharap anaknya bisa menjalani ujian dengan lancar kemudian lolos diterima di kampus impian.
Yeni menuturkan bahwa tekad dari Naufal untuk berkuliah sangatlah kuat. Oleh karena itu, ia akan mendukung anaknya dengan sepenuh hati dengan menemani dan senantiasa mendoakannya.
"Semoga anak saya, tesnya lancar dan bisa diterima kuliah," ujar Yeni.
Ia menceritakan bahwa kejadian dua tahun lalu membuat anaknya dalam kondisi tak baik seperti pada saat ujian berlangsung. Pasca operasi, kondisi Naufal tak langsung membaik karena komplikasi menjalar ke jantung sehingga anaknya harus rutin check up.
"Luka dalamnya masih parah sebenarnya, makanya dia tidak bisa banyak gerak. Dia pun sering pusing. Sebelum tes dia harus konsumsi obat dulu dan tidak bisa jauh dari air mineral. Kalau gak gitu, nyeri parah bisa muncul dan dia gak bisa konsentrasi," terang Yeni.
Tetap Tegar Usai UTBK
Setelah ujian selesai dijalani oleh Naufal, ia keluar dengan ekspresi yang tegar. Menurutnya, ia bisa mengerjakan soal-soal UTBK dengan lancar.
Naufal telah menyiapkan ujian tersebut dari jauh-jauh hari, baik belajar dengan mengerjakan soal di internet ataupun bimbingan langsung kepada gurunya. Bahkan, Naufal tetap membawa buku dan mengerjakan soal-soal sembari menemani sang ibu berjualan.
"Saya harus belajar. Di rumah dan di tempat ibu saya berjualan di kantin sekolah. Kalau ada soal yang sulit, saya ikut bimbingan," katanya.
Ingin Mendiang Ayah Bahagia
Naufal pun menuturkan bahwa di balik perjuangannya mengikuti UTBK, terdapat harapan ia bisa lulus sehingga dapat membahagiakan mendiang ayahnya.
"Semoga saja bisa lulus. Kebetulan saya pilih Sains Data dan Teknik Informatika di UPN. Namun, pilih tes di sini (Unesa). Saya pengen sih sebenarnya daftar di Unesa, tetapi kurang percaya diri gitu. Karena mikirnya kondisi saya yang begini," ucap Naufal.
Menurutnya, dalam kondisi apa pun belajar adalah hal yang harus tetap dilakukan. Dengan belajar, potensi yang ia miliki bisa berkembang dan impian yang inginkan dapat terwujud.
"Pengen banget kuliah, saya harus terus belajar agar bisa kuliah," ungkapnya.
Kepala Sub Direktorat Penerimaan dan Kelulusan Mahasiswa Unesa, Sukarmin memberi apresiasi kepada Naufal atas perjuangan tetap menjalankan UTBK meski sedang dalam kondisi sakit dan harus menempuh perjalanan jauh. Ia berharap kisah perjuangan Naufal dapat menjadi motivasi bagi peserta lainnya.
"Perjuangan Naufal ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi peserta yang lain. Kalau sudah punya tekad, kondisi bukan masalah, justru menjadi kendaraan dan pembakar semangat untuk terus melaju mencapai tujuan yang diharapkan. Semoga, Naufal ini bisa lolos di kampus pilihannya," harap Sukarmin.
(nah/nah)