.webp)
Sejumlah orang tua mengantar dan menunggu anak-anaknya, para peserta UTBK 2023 di Universitas Indonesia sejak hari pertama. Salah satuny FX Didik.
Sejak subuh, Didik mengantar anak bungsunya dengan motor dari Jakarta Timur ke kampus UI Depok di hari kedua UTBK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya seorang sopir angkot dari Cipayung. Yang ujian ini anak bungsu saya, dari 4 anak. Dia ingin masuk FKUI," tutur Didik, dikutip dari laman kampus, Kamis (11/5/2023).
Didik menuturkan, anak sulungnya adalah lulusan S1 dan S2 Fakultas Hukum UI pada 2021. Sang anak kini sudah membuka biro hukum di daerah Tebet.
Tahu adik bungsu ingin masuk Fakultas Kedokteran UI, sambung Didik, anak sulungnya sangat mendukung.
Didik menuturkan, ia meyakinkan anaknya untuk tidak mengkhawatirkan biaya kuliah. Sebab, ia yakin pendidikan yang akan mengubah nasib seseorang.
Untuk anak-anaknya, Didik sehari-hari menyetir. Ia mengaku masih kuat berkendara rute Jakarta-Bandung-Jakarta kendati empat tahun terakhir ia rutin harus mencuci darah dua kali seminggu di Rumah Sakit Atmajaya.
"Yang akan menaikkan derajat orang tua adalah anak-anaknya," kata Didik.
Di Kampus Depok, sejumlah peserta ujian juga sudah hadir sekitar pukul 6 pagi kendati ujian dimulai pukul 06.45 WIB. Para orang tua dan pendamping peserta ujian duduk di kursi-kursi yang disediakan dan di sekitar taman Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI.
Sebagai orang tua yang berharap anaknya lolos ujian UTBK-SNBT, kegelisahan maupun perasaan campur-aduk berusaha disingkirkan dengan bertegur sapa menunggu waktu ujian anak mereka usai.
Salah satu orang tua lainnya menuturkan, dirinya dan sang anak berangkat sejak pagi dari Kelapa Gading, Jakarta Utara ke kampus UI Depok.
"Lebih baik menunggu di sini, daripada anak saya telat," katanya.
Kepala Biro Humas dan KIP UI Dra. Amelita Lusia, M.Si. CPR mengatakan, untuk orang-orang kuat dan meyakini bahwa pendidikan adalah investasi seperti yang ditunjukkan Didik dan para orang tua lainnya, pihaknya berharap agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan terbaik untuk masa depannya.
"Seperti dikatakan Malcolm X, pendidikan adalah paspor untuk masa depan. Karena masa depan adalah milik orang-orang yang menyiapkannya hari ini," tuturnya.
(twu/nwy)
