Catat! Ini Kuota Mahasiswa Baru UGM pada SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri 2023

ADVERTISEMENT

Catat! Ini Kuota Mahasiswa Baru UGM pada SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri 2023

Cicin Yulianti - detikEdu
Jumat, 24 Feb 2023 11:00 WIB
UTBK di UGM 2022
Foto: Dok. UGM/ilustrasi seleksi masuk UGM
Jakarta -

Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah salah satu kampus dengan peminat tinggi di Indonesia. Dalam penerimaan mahasiswa baru tahun 2023, UGM menyediakan kuota sebanyak 9.302 mahasiswa pada SNBP, SNBT, dan seleksi mandiri.

Pengumuman tersebut disampaikan oleh Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM Prof. dr. Gandes Retno Rahayu melalui siaran #UGMUpdate pada Senin (23/2/2023).

Prof Gandes menjelaskan bahwa komposisi penerimaan mahasiswa untuk SNBP dan SNBT sebanyak 30% dan UM sebanyak 40%.

"Berdasarkan peraturan menteri terkait komposisi penerimaan mahasiswa sendiri, untuk SNBP dan SNBT itu 30%, kemudian UM tadi ada 40%. UGM merencanakan kuota totalnya sekitar 9.302 mahasiswa. Informasi terkait kuota ini bisa dilihat di website um.ugm.ac.id," jelas Prof Gandes dalam laman resmi UGM, dikutip pada Kamis (23/2/2023).

Seleksi Jalur Mandiri UGM 2023

Pada seleksi lewat jalur mandiri, terdapat tiga proses yang harus dilalui yakni Pemilihan Bibit Unggul Berprestasi (PBUB), Ujian Mandiri (UM) atau tes berbasis komputer, dan International Undergraduate Program (IUP).

Hampir seluruh fakultas menawarkan program IUP yang akan diseleksi melalui tiga gelombang yakni gelombang 1 dan 3 akan dilaksanakan secara luring sedangkan geombang 2 secara daring.

Selain itu Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM Prof. Budi P. Widyobroto menjelaskan perbedaan dari sistem seleksi sebelumnya, terutama terkait badan pelaksana dan kategori peserta.

Perbedaan sistem tersebut memungkinkan siswa untuk mendaftar program studi yang tidak linear dengan jurusan sebelumnya.

"Mulai tahun 2023 ini, proses seleksi tidak lagi dilaksanakan oleh LTMPT, tapi oleh BP3 (Badan Pengelola Pengujian Pendidikan). Selain itu, tahun ini baik jalur SNBP ataupun SNBT itu adek-adek SLTA yang masuk ke perguruan tinggi itu diizinkan untuk memilih program studi di PTN walaupun dia dari jurusan apapun di PTN-nya," jelasnya.

Tidak Dibagi Jadi Saintek dan Soshum

Jalur tes tidak lagi terbagi menjadi Saintek dan Soshum melainkan terdiri dari Tes Potensi Skolastik (TPS), literasi Bahasa Indonesia dan Inggris, serta penalaran matematika.

Menurut Prof Budi, seharusnya sistem seleksi mahasiswa itu harus in-line dengan pendidikan dasar maupun menengah.

"Harusnya kan memang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi itu in-line. Saat ini sekolah dan perguruan tinggi sudah melaksanakan program kampus merdeka, namun dalam proses seleksinya ini yang belum," paparnya.

"Maka, asumsinya di kementrian berdasarkan kajian, adalah seseorang yang memiliki nilai TPS yang baik, kemampuan literasi dan penalaran matematika yang baik, itu sudah cukup untuk mendaftar seluruh prodi di perguruan tinggi," pungkas Prof Budi.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads