Ketua Tim Pelaksana Persiapan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 2023 Budi P Widyobroto menuturkan, peserta Seleksi Masuk PTN 2023 boleh memilih prodi lintas jurusan atau linjur.
"Siswa juga diizinkan memilih prodi lintas. Artinya, di sini tidak ada batasan anak IPA harus ambil IPA, IPS harus ambil IPS, hanya boleh IPS, nggak ada. Boleh lintas. Itu bebas," kata eks Direktur Eksekutif Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) tersebut dalam Silaturahmi Merdeka Belajar di kanal YouTube Kemendikbud RI, Kamis (15/9/2022).
"Tetapi, kami sekali lagi menyarankan pada adik-adik, saya kira, Anda itu bisa memilih program studi secara merdeka. Tetapi yang penting Anda bertanggung jawab. Artinya, kemampuan Anda seperti apa, mau mengambil (prodi) apa, dan sebagainya," sambung Budi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menerangkan, materi Seleksi Nasional Berdasarkan Tes yang diujikan sudah mengakomodasi peserta untuk lintas jurusan.
"Yang diujikan itu hanya TPS, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Inggris, dan literasi dalam bahasa Indonesia. Instrumen ini sekali lagi diharapkan akan memberi kesempatan kepada siswa untuk merdeka memilih, tetapi sekali lagi bertanggung jawab," katanya.
Siswa IPS Bisa Masuk Prodi Kedokteran hingga Teknik di Seleksi Masuk PTN 2023
Budi mengatakan, siswa jurusan IPS hingga Bahasa juga pada dasarnya kini bisa memilih Prodi Kedokteran hingga teknik secara legal formal.
"Terkait bagaimana adik IPS dan Bahasa yang ingin (masuk Prodi) Kedokteran dan Teknik Sipil, istilahnya merdeka bertanggung jawab. Semua pasti sudah dihitung masing-masing peserta: saya kemampuannya ke mana, dan sebagainya," kata Budi.
"Walau sudah disampaikan tes (2023) tidak terkait mata pelajaran di SLTA, lebih ke penalaran, wadah, dan sebagainya, sekali lagi, kemerdekaan itu perlu diperhitungkan masing-masing peserta, yang harapan kami sudah berdiskusi dengan orang tua, yang memberikan arahan pada putra putri, juga guru BK," sambungnya.
Budi memperkirakan, jumlah siswa IPS dan Bahasa yang akan lintas jurusan akan kecil.
"Yang lintas kira-kira IPS, Bahasa, ngambil (prodi) IPA dan sebagainya, sangat kecil. Artinya, kita anggap bahwa legal formalnya diizinkan, tapi ternyata juga tidak banyak adik-adik yang ambil itu," katanya.
"Itu yang kita harapkan sebenarnya di sosialisasi ke depan ini, termasuk yang akan kita sampaikan pada adek-adek. Yang penting merdeka, tetapi bertanggung jawab," imbuh Budi.
Mata Pelajaran Pendukung Perlu
Budi mengatakan, untuk menghadapi seleksi masuk PTN ini, maka siswa perlu meningkatkan pengetahuan di semua bidang untuk memperkuat literasi matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.
Ia menambahkan, mata pelajaran pendukung pun pada dasarnya perlu untuk seleksi masuk PTN 2023.
"Sebetulnya, hal ini akan sangat terasa ketika semua sekolah sudah Kurikulum Merdeka. Saat ini kan masih ada sekolah yang Kurikulum 2013, dan sebagainya. Kalau nanti sudah semua menerapkan, maka nilai mata pelajaran pendukung, ya, sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi dan itu tepat," pungkasnya.
(twu/nwy)