Seiring pelaksanaan SNMPTN dan UTBK-SBMPTN 2022 yang semakin dekat, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi telah mengadakan dua kali sosialisasi yang berlangsung pada Sabtu (11/12/2021) dan Minggu (12/12/2021). Dalam kedua sosialisasi tersebut, LTMPT mengumumkan berbagai informasi penting mulai dari mekanisme hingga kuota.
Membicarakan mengenai UTBK-SBMPTN 2022, pelaksanaannya akan diadakan di 74 pusat UTBK perguruan tinggi negeri (PTN) yang lokasi dan tanggalnya bisa dilihat di situs resmi ltmpt.ac.id.
Dan sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Pelaksana LTMPT Budi P. Widyobroto dalam Sosialisasi Daring Penerimaan Mahasiswa Baru PTN 2022 pada Sabtu (11/12/2021) kemarin, pelaksanaan UTBK gelombang pertama diselenggarakan pada 17-23 Mei 2022. Sedangkan gelombang kedua akan dilaksanakan pada 28 Mei sampai 3 Juni 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait dengan pelaksanaan UTBK SBMPTN 2022, muncul rumor di mana sekolah kedinasan juga akan ikut dalam seleksi serentak di bawah naungan LTMPT, mengingat Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN-STAN) tahun sebelumnya turut menggunakan nilai UTBK-SBMPTN 2021 pada seleksi mereka. Hal ini ditanyakan oleh salah satu peserta sosialisasi daring pada Sabtu (11/12/2021) kemarin. Lantas, bagaimana tanggapan LTMPT?
Sekolah Kedinasan pada UTBK-SBMPTN 2022
Ketua Pelaksana LTMPT Budi P. Widyobroto berterus-terang hingga kini pihaknya masih belum mendapat undangan untuk membicarakan kerja sama dengan sekolah kedinasan. "Kalau bicara PMB 2022 termasuk dari perguruan tinggi kedinasan, terus terang sampai sekarang kami belum mendapatkan undangan untuk membicarakan kerja sama. Tapi intinya begini, sebetulnya baik itu perguruan tinggi swasta maupun kedinasan itu, kalau mau menggunakan nilai UTBK tanpa melibatkan LTMPT pun juga bisa, nggak masalah," terang Budi.
Dia menegaskan, pada prinsipnya, nilai UTBK-SBMPT sudah diberikan pada siswa. Sehingga apabila siswa tersebut ingin mendaftarkan diri ke sekolah kedinasan, maka institusi yang dituju tinggal meminta data nilai tersebut.
Namun, Budi juga menambahkan ada keuntungan apabila sekolah-sekolah kedinasan berkolaborasi dengan LTMPT. "Tetapi, keuntungannya kalau kerja sama dengan LTMPT, itu akan lebih mudah bagi sekolah kedinasan tersebut untuk melakukan tracking, kemudian termasuk menyeleksi kebenaran sertifikat itu atau tidak, dan sebagainya," imbuhnya.
Dalam konteks tersebut, Budi mencontohkan PKN-STAN. "Sehingga kayak kasusnya stan, itu tahun kemarin sudah host to host dengan kita. Artinya begitu mendaftar di STAN, itu langsung nembak di kita. Apakah benar yang bersangkutan itu mendaftar ke UTBK LTMPT atau tidak," ujar Budi.
Perlu dicatat, Budi mengkonfirmasi rumor keikutsertaan sekolah dinas dalam UTBK-SBMPTN 2022 masih belum pasti. "Tapi kalau rumor itu kami belum secara resmi, tapi kemungkinan besar menurut saya karena Bu Menteri Keuangan yang punya STAN itu saja sudah mendahului, sudah yakin bahwa apa yang dilakukan LTMPT bagus, sehingga kedinasan-kedinasan yang lain itu anggaran PMB-nya sudah dicoretin," kata Budi.
"Sebaiknya ikut UTBK LTMPT," pungkas Budi lagi.
(nah/lus)