Kiat Persiapan Masuk PTN Lintas Jurusan ala Peraih Nilai SBMPTN Sempurna

ADVERTISEMENT

Kiat Persiapan Masuk PTN Lintas Jurusan ala Peraih Nilai SBMPTN Sempurna

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 25 Jun 2021 15:45 WIB
Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur (dok. UBTV)
Murid MAN Insan Cendekia Serpong membagi kiat lolos SBMPTN di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur (dok. UBTV)
Jakarta -

Thirof Dzaki Uluelang meraih nilai UTBK SBMPTN 2021 sempurna di TKA (Tes Kompetensi Akademik) Soshum Ekonomi. Pencapaian siswa jurusan IPA dari MAN Insan Cendekia Serpong, Tangerang ini mengantarkannya diterima di jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya, Malang.

"Enggak nyangka juga. Pengerjaannya saat UTBK itu ada yang ragu di (soal) Ekonomi. (Soal lain) Sisanya, banyak yang ragu," ujar Thirof tertawa saat dihubungi detikEdu, Kamis (24/6/2021).

Thirof bercerita, ia semula mempertimbangkan mengambil TKA Soshum saat mulai merasa tidak menikmati belajar di jurusan IPA. Melihat ayahnya bergelut di bidang akuntansi, Thirof lalu mulai mencari referensi prospek kuliah dan karier di bidang sosial dan humaniora.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait hal itu, Thirof menuturkan, ia menekankan diri agar menikmati proses belajar, terutama saat menyiapkan diri menghadapi ujian. Hal ini berlaku untuk mata pelajaran yang ia senangi maupun yang kurang disenangi.

"Buatku, belajar itu harus enjoy sama pelajaran yang dipelajari. Kenapa dapet (nilai UTBK) 1000 mungkin karena aku paling enjoy sama (mata pelajaran) Ekonomi. Aku senang mata pelajaran yang lain, tapi kalau (belajarnya) enggak menikmati, harus cari trik sendiri," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Nah, bagaimana siswa kelahiran 2003 ini menyiapkan diri masuk PTN lintas jurusan dengan mengambil TKA Soshum di UTBK SBMPTN 2021?

Berikut kiat persiapan masuk PTN lintas jurusan ala Thirof, peraih nilai UTBK SBMPTN sempurna:

1. Riset jurusan dan prospek karier

Thirof menuturkan, setelah menetapkan untuk lintas jurusan ke soshum, ia mencari tahu lebih lanjut jurusan yang sekiranya akan diminatinya. Dari riset jurusan dan prospek kariernya di internet, teman, dan dengan ayahnya yang bergelut di bidang akuntansi, ia mendapati dirinya tertarik dengan ilmu akuntansi yang identik dengan pencatatan dan angka.

Menurut Thirof, pilihannya juga berkaitan dengan kesenangannya dengan matematika. Ia menambahkan, kesenangannya belajar matematika sejak kecil juga tumbuh kembali saat belajar untuk TKA Soshum. "Aku suka matematika, matematika enggak suka aku. Matematika peminatan (IPA di SMA) rasanya membebani. Nah pas linjur (lintas jurusan), suka lagi (sama) matematika," ujarnya tertawa.

Setelah menentukan jurusan, universitas pilihannya jatuh pada Universitas Indonesia dan Universitas Brawijaya. "Karena enggak eligible untuk SNMPTN, UTBK SBMPTN ini ujian masuk (seleksi masuk PTN) pertamaku, lalu baru SIMAK (Seleksi Masuk UI)," jelas siswa yang tinggal di Malang, Jawa Timur ini.

2. Belajar intensif lebih dini

Thirof bercerita, sadar dirinya akan menempuh lintas jurusan, ia mulai belajar sejak November 2020. Kendati waktu belajar 5 bulan ini menurutnya masih agak kurang, ia menyiasatinya dengan memulai belajar mata pelajaran yang disenanginya terlebih dahulu. "Jadi aku belajar ekonomi dan sosiologi, terakhir aku pelajari Sejarah. Belajar sejarah baru awal tahun (2021)," kata Thirof.

Ia menuturkan, sebagai siswa yang lebih nyaman belajar sendiri, ia memanfaatkan bimbingan belajar online yang saat itu menawarkan paket persiapan UTBK SBMPTN dengan diskon hingga 60 persen. Thirof menjelaskan, platform bimbel online tersebut digunakannya untuk menonton materi pelajaran online. Ia menargetkan 2 jam video materi per malam. "Kadang diatur playbacknya jadi 2 kali (lebih cepat), jadi satu jam (sudah) selesai nonton," jelasnya.

Sementara itu, latihan soal dan pembahasan ia dapatkan lewat bimbingan belajar di sekolah. Thirof mengatakan, berlatih soal membantunya lebih memahami materi dan ingat lebih lama. Di sekolah, ia mendapat satu paket soal per hari yang dibahas oleh guru kelas. Sementara malam harinya, ia mengerjakan 20-50 soal. "Kalau lagi rajin, nyari soal tambahan di bimbel online dan dari guru," kata Thirof.

Ia menuturkan, karena biasa belajar malam hari, ia menyelesaikan menonton materi dan mengerjakan soal hingga sekitar pukul 2 malam. "Selesai shalat isya, 7.30 sampai 8.30 main, lalu baru belajar sampai jam 2 (dini hari). Itu pun bukan waktu bersih, jadi belajar 30 menit, keluar kamar 20 menit buat makan, atau main sama adikku yang masih kecil sebentar," jelasnya.

3. Bagi waktu belajar IPA dan IPS

Thirof menuturkan, dirinya masih belajar materi IPA di jadwal sekolah pukul 07.00 hingga 12.00. Untuk memaksimalkan persiapan ujian soshum, ia memanfaatkan waktu kelas untuk sekaligus mengerjakan latihan dan PR IPA. Sementara itu siang hingga sore, ia mengikuti bimbel persiapan UTBK soshum yang disediakan sekolah secara online.

Thirof menuturkan, dirinya lebih nyaman mengerjakan paket soal sekolah ketimbang buku soal karena disajikan di layar. Menurutnya, hal ini membuatnya lebih terbiasa dengan suasana ujian SBMPTN yang juga berbasis komputer. Adapun pembahasan soal dijelaskan di bimbel sekolah lewat Zoom.

"Dan paket soal di sekolah lumayan membantu, banyak yang bisa kupelajari. Dan guru-guru (di sekolah) itu perhatian. Terima kasih buat guruku," kata Thirof.

Thirof menuturkan, mengerjakan soal latihan juga membantunya mendahulukan menonton materi pelajaran yang kerap keluar di ujian di tengah waktu persiapan SBMPTN yang terbatas. "Yang enggak pernah keluar di TO (try out), aku lewatin," kata Thirof.

3. Rehat dan Sadari Support System

Thirof mengakui, belajar hingga dini hari terkadang membuatnya mengantuk saat sekolah. Di sisi lain, ia berusaha tidak memaksakan diri jika sudah lelah belajar. Di samping bermain dengan adik dan keluarganya di sela-sela belajar, ia juga terkadang menjadwalkan bermain basket di akhir pekan. "Atau ngopi sama temen MTs atau yang dekat rumah," jelasnya.

Sementara itu, mengambil bimbel lintas jurusan di sekolah, Thirof pun berusaha beradaptasi di kelas baru bersama teman-teman seangkatannya yang sudah masuk jurusan IPS sejak kelas 10. "Enggak usah diumbar-umbar linjur, low profile aja. Alhamdulillah teman-temanku (dari kelas 10) juga lebih banyak yang di IPS," katanya.

Thirof menuturkan, wajar baginya jika kamu mendapati teman-teman di jurusan IPS punya sentimen saat siswa IPA mengambil lintas jurusan untuk masuk PTN. Kendati demikian, menurutnya, teman-temannya saat bimbel cukup mendukung soal belajar. "Tetap diajak ngobrol, saling tanya soal," jelasnya.

Ia menambahkan, di samping guru dan teman bimbel, teman-teman satu asrama di MAN IC Serpong juga menjadi support system yang memotivasinya survive di masa persiapan SBMPTN. Karena pandemi, sejumlah siswa seperti Thirof kembali ke daerah asal masing-masing untuk sekolah online dari rumah.

"Telepon temen, cerita, itu udah sangat membantu. Temen datang sendiri, temen-temen yang solid dan saling dukung di MAN IC (Serpong) ini bikin aku bertahan. Jadi kalau lagi capek, telepon dulu," kata Thirof.

Ia mengatakan, adapun untuk menjaga fisiknya, ia mengonsumsi vitamin C anjuran sang ibu, madu, dan makan teratur. "Aku kendalanya di mata karena lelah nonton materi, jadi aku minum vitamin mata buat kesehatan mata," jelasnya.

4. Kurangi Insecurity Akademik dan Atur Kecepatan Per Soal

Thirof menuturkan, kendati nyaman belajar di kelas bimbel persiapan soshum, terkadang muncul rasa insecure dari sisi akademik. Untuk menyiasati hal ini, ia memaksimalkan belajar materi di bimbel online malam hari dan mengikuti try out minimal satu kali seminggu sejak awal belajar lintas jurusan.

"TO online, pakai TO yang banyak diikutin temen juga. Jadi enak buat perbandingan nilainya, capaian belajarnya," jelas Thirof.

Ia mengatakan, try out sebelum UTBK SBMPTN 2021 juga membantunya menganalisis materi apa yang masih kerap salah dan perlu dipelajari lebih dalam. Di samping itu, try out membantunya untuk mengatur time management pengejaan soal.

"Karena baca teks bahasa Indonesia dan bahasa Inggris secara cepat di awal itu perlu pembiasaan, jadi (lewat TO) aku biasakan gimana baca cepet, dan gimana 20 menit (menyelesaikan) 20 soal)," kata Thirof.

Nah gimana detikers, semangat masuk PTN lintas jurusan ya!




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads