Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr R Agus Sartono, MBA menyorot perlunya pendanaan besar untuk perbaikan pascabencana. Ia menilai dana program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat dialihkan sebagian untuk perbaikan daerah-daerah yang terdampak bencana.
Mantan Deputi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) 2014-2021 ini menjelaskan, usul tersebut di antaranya menimbang penyerapan dana MBG per tahun 2025 yang belum mencapai 100%. Sementara itu, dari anggaran MBG 2026 Rp 335 triliun, sebagian diambil dari anggaran pendidikan pada APBN 2026.
"Saya berpendapat akan jauh lebih bijaksana apabila sebagian direlokasi untuk mengembalikan infrastruktur pendidikan terlebih dahulu," ucapnya, dikutip dari laman kampus, Kamis (11/12/2025).
Butuh Dana untuk Pemulihan Pendidikan, Siswa, Orang Tua, dan Guru
Pemulihan Infrastruktur
Agus mengatakan, penting bagi pemerintah untuk memastikan kemampuan anggaran daerah. Sebab, pemulihan infrastruktur pendidikan yang memadai masih jadi tantangan besar pendidikan di daerah terdampak.
"Boleh jadi kabupaten/kota dan provinsi tidak cukup tersedia dana. Jangankan membangun akibat bencana, memperbaiki infrastruktur sekolah yang rusak berat saja banyak pemerintah daerah yang tidak mampu. Di sini sangat diperlukan afirmasi dari pemerintah pusat," jelasnya.
Bantuan Dana Pendidikan dan Bantuan Tunai
Ia menambahkan, bantuan dana pendidikan untuk para siswa yang terdampak juga penting disalurkan. Sementara itu, orang tua siswa sangat butuh bantuan tunai untuk memenuhi kebutuhan mereka.
"Siswa sekolah perlu mendapat bantuan untuk pengadaan pakaian dan alat tulis sekolah. Akan lebih baik lagi jika diberikan bantuan tunai untuk siswa selama enam bulan ke depan. Ini tidak cukup hanya dengan KIP Sekolah saja," ujarnya.
Dukungan untuk Guru
Agus juga menekankan, kebutuhan dasar guru juga harus dipenuhi agar dapat kembali mengajar di sekolah. Guru yang terdampak juga perlu disediakan layanan konseling agar traumanya sembuh.
Pemenuhan Upaya dan Kebutuhan Dasar
Sementara itu, Agus juga menyampaikan, pendirian tenda-tenda darurat serta dapur darurat secara masif mendesak dilakukan. Menurutnya, kebutuhan dasar seperti air bersih, listrik, dan makanan harus dipenuhi.
"Penempatan korban di tenda-tenda pengungsi akan memudahkan pendistribusian bantuan kesehatan, pakaian dan makanan. Di tahap inilah penanganan anak-anak usia sekolah mulai dapat dilakukan," ucapnya.
Di tenda-tenda pengungsian, kelompok-kelompok kecil anak dapat diajak relawan bernyanyi dan bermain untuk membangun rasa kebersamaan dan meredakan ketegangan. Langkah ini, lanjutnya, penting di samping pemberian layanan kesehatan, terlebih jika gurunya terdampak.
"Relawan dapat memulai melakukan trauma healing kepada anak-anak guna mengatasi dampak emosional-traumatis, menghilangkan kecemasan, dan ketakutan sehingga anak-anak kembali normal," tuturnya.
Simak Video "Video: DPR Usul Dana MBG Tak Terserap Dialokasikan ke Bencana Sumatera"
(twu/faz)