Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memantau langsung pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025 dari Posko Nasional di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat. Sebanyak 38 dinas pendidikan provinsi dari seluruh Indonesia juga ikut bergabung dalam pemantauan tersebut.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Toni Toharudin, menjelaskan posko ini dibagi menjadi dua yakni posko teknis dan posko nonteknis.
Posko teknis bertugas memantau jalannya sistem dan dashboard monitoring seluruh satuan pendidikan, sedangkan posko nonteknis diisi oleh perwakilan Dinas Pendidikan provinsi dan Kantor Wilayah Kemenag yang hadir langsung di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita memang ada posko ya, posko teknis dan posko nonteknis," kata Toni dalam acara Taklimat Media TKA di Hotel Sari Pacific, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Selasa (4/11/2025).
Toni mengatakan, pemantauan ini dilakukan secara realtime. Para perwakilan dari dinas pendidikan daerah masing-masing hadir dan mobile memantau layar monitor di Posko TKA ini.
"Dan yang nonteknis semua kita undang dari seluruh provinsi dan juga Kanwil Kemenag untuk hadir di sini di dalam rangka memantau setiap provinsi masing-masing. Sehingga pelaksanaan TKA ini bisa terkontrol dengan baik dan terpusat," katanya.
Dikawal 28 Ribu Pengawas dan 16 PTN
Untuk menjaga integritas pelaksanaan, Kemendikdasmen melibatkan lebih dari 28 ribu pengawas, 31 ribu proktor daring, serta 1.710 penyelia dari 16 perguruan tinggi negeri yang ikut mengawasi pelaksanaan TKA di sekolah-sekolah.
"Kemudian tentunya di hari ke-2 ini juga sama seperti hari pertama didukung oleh 28 ribu sekian pengawas. Kemudian 1.710 penyelia perguruan tinggi yang mengawasi seluruh sekolah dengan cara daring. Ada 16 perguruan tinggi negeri yang berkolaborasi dengan kami untuk mengawasi jalannya pelaksanaan TKA ini," tegas Toni.
1,9 Juta Siswa Jalani Ujian Hari Kedua
Toni memaparkan, pelaksanaan TKA untuk hari kedua pada 4 November 2025 ini diikuti oleh 1.920.001 atau sekitar 97,7 persen. Sebanyak 1.552.513 peserta mengikuti secara daring dan 367.488 secara semi daring.
"Jadi persentasenya 98 persen mungkin tingkat kehadiran nasional. Kemudian dilaksanakan di lebih dari 22 ribu sekolah dengan modenya fully online, daring. Dan lebih dari 4 ribu sekolah modenya adalah semi online, semi daring," jelas Toni.
Meski berlangsung lancar, Toni mengakui adanya beberapa dugaan pelanggaran peserta, seperti membawa gawai ke ruang ujian. Namun, semua kasus diproses sesuai Kepmen Nomor 95 Tahun 2025.
"Ya memang di beberapa Satuan Pendidikan ada apa, disinyalir ada pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para siswa dan kami sudah deteksi semuanya ya terkait dengan identitas dan lain-lain," ujarnya.
Toni telah melihat kejadian-kejadian pelanggaran di media sosial dan tengah menelusurinya. Meski pelanggaran sudah terlihat, Toni menegaskan pemberian sanksi tidak bisa dilakukan saat ini juga karena perlu ada prosedur yang harus dijalani.
"Tetapi kami tidak bisa terburu-buru untuk memberikan sanksi karena ada proses yang harus dilalui. Ya proses yang harus dilakukan kita misalnya secara simple harus ada berita acara tentang pelanggaran itu. Dan tata tertib peserta memang sudah sangat jelas ya untuk pelaksanaan TKA ini," tegasnya.
(cyu/pal)











































