Pakar UGM Dukung Bahasa Inggris Wajib di SD, tapi Kasih Catatan Ini

ADVERTISEMENT

Pakar UGM Dukung Bahasa Inggris Wajib di SD, tapi Kasih Catatan Ini

Cicin Yulianti - detikEdu
Sabtu, 25 Okt 2025 15:00 WIB
Seorang guru memberikan penjelasan kepada siswa yang mengikuti pelajaran bahasa inggris dengan metode pembelajaran smart classroom atau ruang kelas pintar di SMP Negeri 15 Denpasar, Bali, Jumat (3/10/2025). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari peluncuran teknologi Wi-Fi 7 dengan kecepatan hingga 2 Gbps sekaligus penerapan smart classroom atau ruang kelas pintar yakni metode pembelajaran modern yang mengintegrasikan teknologi digital dan konektivitas internet serta dapat melakukan kolaborasi belajar virtual antar sekolah. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/YU
Siswa tengah belajar bahasa Inggris. Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Jakarta -

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI memastikan Bahasa Inggris akan menjadi mata pelajaran wajib bagi siswa kelas 3 hingga 6 SD. Rencana tersebut akan diimplementasikan pada 2027 mendatang.

Hal ini ditegaskan kembali oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti dalam acara The 71st TEFLIN International Conference Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) hari kedua, Kamis (9/10/2025) lalu. Kemendikdasmen juga akan mengadakan pelatihan untuk menyiapkan para guru.

"Tahun depan, kami akan mengadakan pelatihan bagi guru-guru bahasa Inggris. Tantangan terbesar kita adalah meningkatkan kompetensi dan menjadikan pembelajaran bahasa Inggris menarik, mendalam, dan menyenangkan bagi pelajar kita," ujarnya Mu'ti dalam keterangan yang diterima detikEdu, dikutip Sabtu (25/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemampuan Bahasa Inggris Perkuat Kompetisi Negara

Pakar bahasa Inggris sekaligus Kepala Prodi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Adi Sutrisno, MA, menyebut kebijakan tersebut merupakan langkah maju dan visioner untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita kaitkan dengan kurikulum ataupun pendidikan secara keseluruhan di Indonesia ini, maka itu menjadi salah satu bagian yang merupakan kunci keberhasilan dari pendidikan di Indonesia di suatu saat nanti," ujarnya dalam laman UGM, dikutip Sabtu (25/10/2025).

Adi menjelaskan persaingan antarnegara kini sangat dipengaruhi oleh qualification frameworks sebagai acuan kompetensi internasional. Di Indonesia, hal itu diterapkan melalui Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) yang mengusung Outcome-Based Education (OBE).

Supaya penerapan OBE tersebut bisa optimal, kompetensi dasar termasuk bahasa Inggris harus diperkuat sejak jenjang awal sekolah. Mapel bahasa Inggris menurutnya akan menjadi penguat kompetensi nasional.

"Membangun kesiapan sejak kini untuk menapaki kualifikasi global," kata Adi.

Golden Age: Waktu Terbaik Menguasai Bahasa

Adi juga membeberkan temuan neurosains yang menunjukkan bahwa jenjang SD adalah masa emas perkembangan otak. Pada periode ini, koneksi antarneuron tumbuh sangat cepat dan menunjang kemampuan bahasa, memori, hingga pengambilan keputusan.

"Pada tahap ini, prefrontal cortex ini berkembang cepat memfasilitasi kemampuan kognitif, memori, dan pengambilan keputusan," jelasnya.

Kesiapan Guru Masih Jadi Catatan

Di tengah optimisme tersebut, Adi menilai implementasi kebijakan tidak akan lepas dari tantangan. Salah satunya ketimpangan fasilitas antarwilayah dan kesiapan guru.

"Perlu adanya penyesuaian antara sekolah dan kurikulum dengan kondisi yang dibutuhkan saat ini," sarannya.

Meski demikian, ia mengajak untuk lebih fokus dahulu pada persiapan kurikulumnya. Kemudian, pastikan guru di masing-masing sekolah menyiapkan diri untuk mengimplementasikannya.




(cyu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads