Berbeda dengan sekolah formal, Sekolah Rakyat menggunakan kurikulum Multi Entry, Multi Exit (MEME) sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Salah satu kelebihan kurikulum MEME adalah fleksibelitas.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyebut dengan prinsip fleksibilitas, murid bisa memilih metode dan waktu belajar sesuai dengan kebutuhan dirinya. Pilihan metode dan waktu belajar yang bervariasi ini, menjamin bahwa setiap murid mendapatkan pengalaman pendidikan yang sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar mereka.
"Murid dapat masuk dan menyelesaikan program pendidikan sesuai kebutuhan pribadi, sosial, atau pekerjaan mereka. Inilah saya kira yang berbeda dengan sekolah yang biasa," jelas Mu'ti dalam acara Pembekalan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat di Jakarta Internasional Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (22/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memungkinkan Murid Cepat Lulus
Pelaksanaan Kurikulum MEME diselenggarakan melalui proses pengorganisasian pembelajaran bervariasi dan pengelolaan waktu belajar yang fleksibel. Pengorganisasian pembelajaran bervariasi berarti nantinya akan ada unit-unit pembelajaran yang bisa dipilih peserta didik.
Sedangkan pengelolaan waktu belajar yang fleksibel bermanfaat agar siswa bisa mengatur kecepatan belajarnya masing-masing. Kemendikdasmen akan mengakomodir hal ini dengan modul yang memungkinkan murid yang belajar cepat juga bisa lulus dengan cepat.
"Beberapa modul juga sudah kita siapkan sehingga dengan modul itu murid yang belajar cepat dia akan bisa lulus dengan cepat," ungkapnya.
Tidak hanya murid, kurikulum MEME juga menekankan peranan guru yang menjadi sangat penting. Guru akan dituntut mampu merancang materi pembelajaran secara lebih fleksibel yang disesuikan dengan keadaan murid.
"Mereka dituntut untuk mampu merancang materi pembelajaran secara lebih fleksibel. Merancang materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan juga tingkat perbedaan dari masing-masing murid dan kemudian mendampingi murid untuk belajar," ungkap Sekum PP Muhammadiyah itu.
Kurikulum MEME mampu memfasilitasi transisi siswa dari berbagai jalur pendidikan. Ini termasuk pengorganisasian mata pelajaran yang memadai serta pengaturan waktu yang adaptif bagi siswa.
"Pendekatan yang digunakan adalah mastery learning atau pembelajaran tuntas di mana pengelolaannya mengadaptasi tailor-made kurikulum yang berarti dibuat khusus sesuai dengan target program," beber Mu'ti.
Mu'ti mengingatkan, materi pembelajaran di Kurikulum MEME harus relevan dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa. Termasuk materi tentang kompetensi akademik, pelajaran hidup, keahlian praktis, dan pelatihan soft skill.
"Ini bertujuan untuk menyiapkan siswa tidak hanya secara akademis tetapi juga untuk kehidupan sehari-hari di masyarakat," pungkasnya.
(det/nwk)