Dimulainya tahun ajaran 2025/2026, menjadi langkah awal berbagai kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) diterapkan. Salah satunya adalah kehadiran koding dan AI (artificial intelligence) menjadi mata pelajaran pilihan.
Hampir sebulan tahun ajaran 2025/2026 berlalu, Mendikdasmen Abdul Mu'ti beberkan progres kebijakan ini di lapangan. Mu'ti menyatakan hingga saat ini ia belum mendapat data angka terkait pelaksanaan mapel koding dan AI di sekolah.
Meskipun begitu, secara umum ia bisa menginformasikan bila sudah banyak sekolah yang menghadirkan koding dan AI menjadi mapel pilihan. Hal ini mencakup berbagai jenjang pendidikan, baik SD, SMP, dan SMA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi secara nasional sudah mulai berjalan dan sudah banyak sekolah yang memperlakukan koding dan AI sebagai mata pelajaran pilihannya di sekolah, baik mulai dari SD, SMP, dan SMA," sebutnya kepada wartawan usai acara puncak Festival Harmoni Bintang di Terowongan Kendal, Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Minggu (3/8/2025).
Pelatihan Terus Dilakukan
Agar pelaksanaannya semakin maksimal, Kemendikdasmen terus melakukan pelatihan terkait Koding dan AI kepada para guru. Pelatihan-patihan ini melibatkan berbagai lembaga pelatihan di Indonesia.
"Koding-AI sekarang pelatihannya sudah terus berjalan dan memang pelatihan itu kan melibatkan lembaga-lembaga pelatihan," urai Mu'ti lebih lanjut.
Sebelumnya, Kemendikdasmen juga menjalin kerja sama dengan perusahaan raksasa mesin pencarian Google untuk pelatihan bagi guru-guru pengampu mapel koding-AI.
Kerja sama ini menawarkan pelatihan bagi 1 juta guru.
Hadir di Permendikdasmen 13/2025
Meskipun pelatihan bagi guru masih terus dilakukan, status koding-AI jadi mapel pilihan sudah ditetapkan secara aturan resmi. Hal ini tertuang dalam Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025.
Mengutip arsip detikEdu, aturan tersebut menjelaskan bila mapel koding-AI diimplementasikan secara bertahap untuk kelas 5 SD/sederajat, 7 SMP/sederajat dan 10 SMA/sederajat dahulu.
Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kemendikdasmen Laksmi Dewi menjelaskan mapel pilihan ini tidak harus ada pada tahun ajaran 2025/2026. Pelaksanaannya masih secara bertahap.
"Tapi kita juga nanti akan lihat bagaimana perkembangannya. yang pasti mata pelajaran ini dapat diterapkan secara bertahap dari mulai tahun ajaran ini sampai nanti ke depannya," katanya.
Bila sekolah tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk menghadirkan mapel ini namun ingin menyelenggarakannya, ada opsi lain yang bisa menjadi jalan. Pengenalan bisa dilakukan melalui kokuler atau ekstrakurikuler dahulu.
"Kalau sekarang belum siap, tidak perlu dipaksakan dahulu ya. Mungkin nanti bisa dilakukan dalam bentuk ekstrakurikuler dahulu, kemudian kokurikuler, baru nanti bisa masuk intrakurikuler," tandas Laksmi.
(det/faz)