Presiden Prabowo Subianto menyebut tahun ini akan membuka 200 Sekolah Rakyat berasrama dari jenjang SD hingga SMA. Hal ini dikatakannya sebagai bagian dari strategi mengeluarkan dari kemiskinan.
"Anaknya kita sekolahkan, keluar, dan dia nanti akan angkat orang tuanya keluar dari kemiskinan. That is our strategy. We are ambitious," kata Prabowo dalam wawancaranya bersama 7 jurnalis di Hambalang, Bogor, Jawa Barat (6/4/2025), dikutip dari 20 detik.
Prabowo mengatakan Sekolah Rakyat khusus untuk masyarakat golongan ekonomi paling bawah. Satu sekolah jika dihitung diperkirakan membutuhkan Rp 150 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tidak salah desil berapa itu ya, yang paling bawah itu. Desil 10,11 kalo nggak salah. Atau 9, 10. Desil 9, 10. Ini untuk mematahkan mata rantai kemiskinan," kata Prabowo.
Ia menyebut, Pemda diminta untuk menyiapkan tanah, minimal 5 hektar dan kalau bisa 20 hektar.
"Wah, bupati-bupati mau, iya. Karena dia tahu ini akan membantu rakyat dia yang paling bawah," ujar Prabowo.
Perkembangan Terkini Sekolah Rakyat
Pada kesempatan lain, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menyebut seleksi murid dan guru Sekolah Rakyat insyaAllah tetap dimulai pada April. Sekarang ini pihaknya tengah menggodok finalisasi draft perencanaan Sekolah Rakyat supaya tepat sasaran untuk masyarakat miskin ekstrem.
"Draftnya udah jadi itu, 100 halaman lebih itu. Untuk guru, murid, dan lain sebagainya. Sudah juknisnya udah tuntas," kata Mensos yang akrab disapa Gus Ipul itu (8/4/2025) di Salemba, Jakarta Pusat, seperti dikutip dari 20 detik.
Ia menyebut, nantinya akan ada wawancara keluarga hingga berbagai tes seperti kesehatan dan administrasi.
Saat ini pemetaan sasaran Sekolah Rakyat sudah berlangsung dan juknisnya sudah tuntas. Selanjutnya akan dilakukan finalisasi konsep dan pelaksanaannya.
"Kalau perencaannya belum mateng kan nggak boleh kita langsung aksi," ujarnya kepada awak media.
Terdekat yang akan diresmikan ada 53 Sekolah Rakyat. Gus Ipul menyebut kira-kira dibutuhkan lebih dari 1.000 guru untuk seluruhnya.
"Belum lagi yang nanti menjadi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan lain sebagainya," kata dia.
Gus Ipul memaparkan guru Sekolah Rakyat terdiri dari dua jenis, yakni guru sekolah formal dan guru pendidikan karakter.
Guru sekolah formal menerapkan kurikulum yang digodok Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Sementara, setelah sekolah formal akan ada sekolah pendidikan karakter.
Mensos menerangkan, saat ini sudah dilakukan pemetaan desil keluarga di wilayah tempat didirikannya Sekolah Rakyat.
"Kemudian kalau toh setelah masuk di situ apakah mereka memiliki anak usia SD, SMP, atau SMA. Jadi di sekitar situ dulu,"
"Gurunya juga PPG. Mereka yang telah mengikuti pendidikan profesi guru yang berada di sekitar itu juga," imbuhnya.
(nah/nwk)