Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyampaikan belasungkawa atas tewasnya guru akibat serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Menurutnya, serangan itu amat tak berperikemanusiaan.
"Kami sampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya guru yang wafat karena serangan KKB. Itu merupakan tindakan kejahatan yang sangat tidak sesuai dengan perikemanusiaan," ungkapnya saat ditemui di Gedung A Kemendikdasmen, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (24/3/2025).
Mu'ti mengatakan akan menemui keluarga korban. Selain itu, korban akan diberikan bantuan material.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami di Kementerian akan menemui keluarga korban di NTT dan berusaha untuk dapat memberikan bantuan secara material meski tidak banyak," tuturnya.
Kemendikdasmen Kerahkan TNI-Polisi Mendidik
Untuk mencegah kasus serupa terjadi, Kemendikdasmen telah berkoordinasi dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) untuk memastikan keamanan guru-guru yang mengajar di daerah rawan konflik.
"Ke depan saya kira persoalan kekerasan yang dialami oleh guru ini kami harapkan tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Kami juga sudah komunikasi dengan pihak keamanan dan berusaha untuk ke depannya karena banyak persoalan yang dihadapi guru justru yang bekerja di daerah tertentu khususnya di Papua," kata Mu'ti.
Bentuk pengamanan ini dilakukan lewat relawan pendidik. Nantinya akan ada TNI atau polisi yang dilatih untuk mengajar. Adapun peran TNI dan polisi mendidik ini bersifat sukarelawan.
"Nanti kita kerja sama dengan TNI untuk ada program namanya TNI Mendidik yang itu ternyata sudah dimulai masa sebelumnya, 2019 sudah dimulai. Dan kami juga sudah bicara dengan Pak Kapolri untuk juga ada keterlibatan Polisi Mendidik," katanya.
Kronologi Penembakan Guru NTT oleh KKB Papua
Melansir detikNews, pada Jumat (21/3/2025) lalu sebanyak KKB membakar gedung sekolah hingga rumah guru di Kampung Anggruk, Distrik Anggruk, Yahukimo. Kejadian menewaskan 10 orang yang terdiri dari guru dan tenaga kesehatan.
Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Ramadhani, menilai upaya teror oleh KKB menghambat pembangunan dan kemajuan Papua, terutama di sektor pendidikan.
"Tindakan kekerasan ini tidak akan menyurutkan komitmen negara dalam memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat Papua, justru menjadi bukti bahwa kekejaman yang dilakukan KKB semakin nyata," kata Faizal.
Adapun guru-guru yang menjadi korban tewas akibat serangan KKB ini yakni:
1. Rosalia Rerek Sogen, perempuan, guru, Suku Flores (Timor), meninggal dunia (MD)
2. Doinisiar Taroci More, perempuan, guru, Suku Flores
3. Vantiana Kambu, perempuan, guru, Suku Papua, Sorong.
4. Paskalia Peni Tere Liman, perempuan, guru, Suku Flores.
5. Fidelis De Lena, laki-laki, guru, Suku Flores.
6. Kosmas Paga, laki-laki, guru, Suku Flores.
(cyu/cyu)