Kantin Sekolah Terdampak Makan Bergizi Gratis, Guru Besar Unair Punya Saran Ini

ADVERTISEMENT

Kantin Sekolah Terdampak Makan Bergizi Gratis, Guru Besar Unair Punya Saran Ini

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 05 Feb 2025 07:30 WIB
Prabowo sidak dapur Makan Bergizi Gratis
Presiden Prabowo sidak dapur Makan Bergizi Gratis. Foto: Dok. Tim Media Presiden Prabowo Subianto
Jakarta -

Saat ini, ada 730 ribu orang di 34 provinsi yang telah menerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurut Badan Gizi Nasional (BGN), cakupan penerimanya saat ini masih 0,8% dari target nasional yang mencapai 82,9 juta penerima tahun ini.

Soal program prioritas Prabowo-Gibran ini, Guru Besar Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Antun Mardiyanta Drs MA menilai keragaman kondisi geografis, sosial, serta ekonomi di Indonesia merupakan tantangan tersendiri dalam pelaksanaan MBG.

Menurutnya strategi implementasi MBG tidak bisa seragam untuk seluruh wilayah Indonesia. Sebab, kondisi wilayah Indonesia sangat beragam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka dari itu, strategi implementasi MBG menurut Prof Antun sebaiknya adaptif terhadap kondisi lokal yang berbeda-beda. Meski begitu, standar gizi dan teknis lainnya tetap harus dipastikan terjaga sekaligus terkontrol dengan baik.

"Setelah desain implementasi kebijakan dirancang seksama, dengan memperhatikan keragaman kondisi, secara periodik disempurnakan secara inkremental setelah ada evaluasi," jelas Prof Antun, dikutip dari laman Unair pada Selasa (4/2/2025).

ADVERTISEMENT

Solusi buat Kantin Sekolah yang Terdampak

Guru besar yang pernah menempuh kuliah di UGM, UI, hingga UB itu menyebut tingkat partisipasi siswa mengalami peningkatan secara signifikan, tetapi di sisi lain kebijakan tersebut juga berdampak pada kantin-kantin sekolah. Ada banyak kantin sekolah yang merasa rugi dikarenakan program ini.

Prof Antun memiliki saran mengatasi hal ini. Ia mengatakan salah satu cara mengatasinya adalah mengikutsertakan dan memberdayakan pengelola kantin sebagai mitra penyedia program.

Ia mengatakan transparansi dan akuntabilitas rekrutmen mitra akan jadi pembelajaran yang sehat untuk semua. Pengawasan implementasi MBG juga harus berbasis risiko agar dapat menjamin semua hasil yang diharapkan sekaligus mencegah berbagai risiko, misalnya keracunan.

"Pemerintah bisa mendayagunakan seluruh aparat pengawasan yg relevan untuk menjamin program strategis ini efektif. Partisipasi masyarakat dan media juga sangat penting," sebut Prof Antun.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads