Mendikdasmen Ungkap Pertimbangan Psikologis Jika Anak Libur Penuh Saat Ramadan

ADVERTISEMENT

Mendikdasmen Ungkap Pertimbangan Psikologis Jika Anak Libur Penuh Saat Ramadan

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 24 Jan 2025 16:30 WIB
Wacana libur sekolah Ramadan
Ilustrasi libur Ramadan anak sekolah. Foto: Getty Images/ibnjaafar
Jakarta -

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah mengeluarkan Surat Edaran Bersama (SEB) tiga menteri yang berisikan jadwal libur dan jadwal pembelajaran siswa di sekolah selama bulan Ramadan 2025.

Dalam edaran tersebut siswa akan libur pada pekan pertama Ramadan pada 27, 28 Februari, serta 3, 4, dan 5 Maret 2025. Kemudian, siswa masuk pada 6 hingga 25 Maret 2025.

Selanjutnya, libur jelang Idul Fitri pada 26, 27, 28 Maret, serta tanggal 2, 3, 4, 7, dan 8 April 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebijakan itu kami sebut dengan pembelajaran di bulan Ramadan. Dengan pembelajaran itu kita memang berusaha agar selama bulan Ramadan itu kegiatan belajar masih tetap dilaksanakan, walaupun sebagian belajarnya di rumah, sebagian belajarnya di sekolah," ujar Mendikdasmen Abdul Mu'ti, dikutip melalui unggahan Instagram Kemendikdasmen pada Jumat (24/1/2025).


Mu'ti menerangkan, pada libur jelang dan awal Ramadan, siswa memang tidak ke sekolah. Namun, mereka diberi tugas oleh guru agar tetap ada kegiatan yang dilaksanakan di rumah.

ADVERTISEMENT

"Misalnya membaca buku atau melakukan kegiatan sosial, tapi mereka menyampaikan kegiatannya itu kepada sekolah. Jadi tetap menjadi bagian dari kegiatan-kegiatan terstruktur yang di dalamnya tetap ada kegiatan pembelajaran," jelas Mu'ti.

Mendikdasmen menegaskan masuk sekolah pada sebagian bulan Ramadan bukan sesuatu yang baru.

"Tahun lalu juga sistemnya seperti ini,"ucapnya.

Faktor Psikologis Anak Sekolah Tak Libur Penuh

Mendikdasmen turut menyebut ia juga mengikuti pembicaraan di media sosial. Ia mengatakan sebagian besar orang tua menghendaki agar sekolah tidak libur penuh.

Bagi orang tua yang bekerja khususnya, dikatakan tak cukup waktu untuk mengawasi dan membimbing agar anak-anaknya tetap memiliki kegiatan yang positif.

Mendikdasmen turut menyebut ada faktor psikologis juga mengapa tidak diberlakukan libur penuh saat Ramadan bagi anak sekolah.

"Kemudian juga memang ada persoalan psikologi juga, ternyata kalau libur terlalu panjang juga bagi anak-anak itu juga mengalami kepanikan psikologis ya, kepenataan psikologis, apalagi kan memang mereka baru masuk," terang Mu'ti.

"Kan baru libur panjang. Kemudian baru masuk sebentar, libur lagi itu secara psikologi juga tidak begitu bagus bagi anak-anak," lanjutnya.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads