.webp)
Presiden Prabowo Subianto menyatakan keinginannya untuk mempercepat penyampaian pelajaran di sekolah. Caranya dengan intervensi teknologi.
"Saya juga bertekad untuk melakukan langkah-langkah intervensi kepada semua sekolah di Indonesia, sekolah dasar, sekolah menengah, SMP, SMA, semua sekolah yang dibina oleh pesantren, dengan teknologi," kata Prabowo pada pengantar Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Rabu (22/1/2025), ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
"Kita akan masuk ke semua sekolah dengan teknologi, kita ingin mempercepat penyampaian pelajaran untuk semua sekolah kita," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya para perayaan puncak Hari Guru Nasional 2024, Kamis (28/11/2024), Prabowo berjanji akan melakukan pengadaan televisi (TV) di setiap sekolah di seluruh Indonesia. Fungsinya untuk menyiarkan pengetahuan yang dibutuhkan siswa.
"InsyaAllah, dalam waktu yang tidak lama lagi, saya akan menempatkan televisi yang cukup canggih di setiap sekolah di seluruh Indonesia. Dari layar televisi-televisi yang ini, kita akan siarkan pelajaran-pelajaran, semua ilmu yang diperlukan," ucapnya.
Keberadaan TV di sekolah diharapkan Prabowo bantu siswa menerima pembelajaran dengan lebih baik. Siswa di sekolah-sekolah di daerah terpencil jadi tidak kesulitan mengakses informasi lagi.
"Sehingga tidak ada sekolah yang di daerah terpencil, tidak ada sekolah, di mana gurunya kurang, yang tidak bisa menerima pelajaran yang terbaik untuk seluruh anak-anaknya," kata Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut.
Prabowo mengatakan pengadaan TV di sekolah akan dimulai 3-4 bulan dari momen perayaan Hari Guru Nasional 2024 di pengujung November tahun lalu. Maka, diperkirakan, pengadaan TV di sekolah akan dimulai pada akhir Februari-akhir Maret 2025.
"Saya minta sabar, tunggulah kurang lebih 3-4 bulan lagi," katanya.
Saat itu ia menyatakan pihaknya tengah menyiapkan realisasi kebijakan tersebut bersama Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menko Pemberdayaan Masyarakat, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
"Yang akan bekerja keras, yang akan pusing Menko PMK, Menko Pemberdayaan Masyarakat, Menteri Pendidikan Dasar, Menteri Pendidikan Tinggi saya lihat akan pusing, tapi enggak apa-apa," ujarnya.
(twu/nwk)
