Wamen Dikti Saintek Stella Sodorkan Data ke Prabowo: Makanan Gratis Pengaruhi Prestasi

ADVERTISEMENT

Wamen Dikti Saintek Stella Sodorkan Data ke Prabowo: Makanan Gratis Pengaruhi Prestasi

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 25 Okt 2024 12:00 WIB
Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Wakil Menteri (Wamen) di Kabinet Merah Putih. Ada 55 orang Wamen dan seorang Sekretaris Kabinet yang dilantik.
Prof Stella Christie PhD mengatakan program makan bergizi gratis di berbagai negara menunjukkan dampak peningkatan prestasi akademik siswa. Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Dikti Saintek) Prof Stella Christie PhD mengatakan prestasi akademik para siswa yang mendapat makan gratis meningkat daripada yang tidak. Data penelitian ini ia sampaikan ke Presiden Prabowo Subianto.

Stella menuturkan, ia semula diminta Prabowo sebagai ilmuwan untuk memberikan data-data mengenai makan siang gratis yang kini dikenal dengan nama program Makan Bergizi Gratis. Sebagai ilmuwan, ia meneliti apakah makan gratis memberi dampak pada siswa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data hasil program makan siang bergizi gratis di berbagai negara termasuk Amerika Serikat dan India, ia mendapati siswa secara positif terdampak dari sisi akademik.

"Dibandingkan (antara) yang mendapat makan gratis dan tidak mendapatkan makan gratis, apakah ada perbedaan? Ternyata ada perbedaan dalam sisi prestasi akademik, prestasi sekolah. Jadi yang mendapat makan gratis, prestasi akademiknya meningkat," kata Stella dalam siaran Mengenal Wamen Stella Christie Lebih Dekat dalam kanal YouTube CNN Indonesia, dikutip Jumat (25/10/2024).

ADVERTISEMENT

Biaya Makan Siang Per Anak

Salah satu SD di Menteng, Jakarta Pusat mencoba menerapkan makan siang bergizi gratis dengan alokasi biaya Rp 23 ribu per anak. Merespons besaran ini, sebagai ilmuwan, Stella Christie menilai besarannya masuk akal selama memenuhi tujuan program itu sendiri.

Tujuan tersebut antara lain mencukupi kebutuhan gizi siswa, meningkatkan prestasi akademik, dan meningkatkan kesehatan.

"Segala sesuatu, angka itu, adalah relatif. Jadi kalau saya selalu lihatnya, apakah langkah itu mencapai tujuan yang kita inginkan: tentu saja adalah memenuhi kebutuhan gizi para siswa. Ini kan yang Pak Prabowo mau kan," katanya.

Stella mencontohkan, biaya satu kali makan bergizi gratis per siswa di India lebih rendah daripada di Indonesia. Terlepas dari itu, ia menilai perlu penentuan harga dan memulai program tersebut untuk kemudian diteliti dampaknya.

"Apakah yang kita tentukan dalam Rp 23 ribu itu ada dampak bagusnya? Kalau ada dampak bagus, let's go, run with it. Kalau belum kelihatan, ayo kita kaji kembali," ucapnya.

"Tapi di awal, sangat sangat, menurut saya sangat masuk akal, ideal angka Rp 23 ribu," ucap Stella.




(twu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads