200 SMK Digandeng Kementerian ESDM untuk Program Konversi Kendaraan BBM ke Listrik

ADVERTISEMENT

200 SMK Digandeng Kementerian ESDM untuk Program Konversi Kendaraan BBM ke Listrik

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 16 Okt 2024 15:00 WIB
Kementerian ESDM gandeng 200 SMK untuk konversi kendaraan berbasis BBM ke listrik
Kementerian ESDM gandeng 200 SMK untuk konversi kendaraan berbasis BBM ke listrik. Foto: dok. Ditjen Vokasi Kemendikbud
Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menggandeng 200 sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia. Seluruh SMK ini dilibatkan dalam program Konversi Kendaraan Berbasis Bahan Bakar Minyak (BBM) ke listrik.

Direktur Jenderal EBTKE, Eniya Listiani menilai SMK memiliki peran yang strategis dalam program ini. Pihaknya juga melihat potensi besar yang dimiliki SMK dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) di bidang konversi kendaraan listrik di masa depan.

"(Kami) sudah bekerja sama dengan 200 SMK untuk memberikan pelatihan terkait konversi kendaraan BBM ke listrik," katanya dikutip dari rilis di laman resmi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Rabu (16/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

600 Siswa Sudah Dilatih untuk Konversi Kendaraan BBM ke Listrik

Dari jumlah 200 SMK terlibat, sudah ada lebih dari 600 siswa yang mendapat pelatihan dalam mengonversi kendaraan bermotor roda dua dengan bahan bakar bensin ke listrik. Bila langkah ini berhasil, bukan suatu hal yang mustahil bila di masa depan konversi listrik juga diterapkan pada mobil.

Sosok yang akrab dipanggil Eny ini menjelaskan potensi SMK di Indonesia sangat besar. Hingga kini, jumlah SMK yang memiliki jurusan Teknik Kendaraan Ringan di Indonesia mencapai kisaran 5.883 sekolah dari sekitar 14 ribuan SMK yang ada.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya kota, banyak SMK dengan jurusan Teknik Kendaraan Ringan tersebar di tingkat kabupaten sehingga tak akan kekurangan sumber daya manusia.

Setelah mengikuti pelatihan, peserta bisa langsung menerapkan ilmu yang didapatkan tersebut di sekolah. Baik menggunakan motor sekolah maupun pribadi.

"Nah, konversi bisa dilakukan oleh SMK itu sendiri, baik motor punya sekolah, atau motor punya siswa itu sendiri," tambah Eny.

Peran Lulusan Vokasi di Program Transisi Energi

Tak bisa dipandang sebelah mata lagi, Eny menyampaikan lulusan pendidikan vokasi punya peluang yang sangat besar untuk memanfaatkan program transisi energi. Salah satu caranya adalah dengan menciptakan pekerjaan yang layak dan ramah lingkungan atau yang disebut green jobs.

Green jobs bisa dilakukan di berbagai bidang, termasuk transportasi. Hal ini pulalah yang difokuskan Kementerian ESDM melalui program konversi kendaraan berbasis BBM ke listrik.

"Lulusan Vokasi bisa memanfaatkan ini untuk menciptakan peluang green job di sektor transportasi dengan mengonversi kendaraan bermotor roda dua bensin menjadi listrik. tetapi saya yakin jika sudah bisa mengonversi motor pasti lulusan vokasi bisa mengonversi mobil," tuturnya.

Ke depan, lulusan SMK bisa mengerjakan konversi kendaraan di bengkel-bengkel konversi atau membukanya sendiri. Mereka juga bisa bermitra dengan bengkel konversi besar untuk memulai program.

"Kita harapkan skill anak-anak SMK, utamanya di bidang konversi ini bisa diperbanyak karena ke depan kita melihat potensi green jobs untuk mendukung energi transisi itu makin banyak," tutup Eny.

Disebutkan, saat ini pemerintah terus mendorong dan mempercepat konversi energi. Pada tahun 2030, pemerintah menargetkan sebanyak 13 juta kendaraan motor listrik konversi tercipta.

Tiga belas kendaraan hasil konversi ini, terdiri dari 7 juta kendaraan listrik baru dan 6 juta kendaraan lama berbahan bakar fosil yang dikonversi menjadi kendaraan listrik.




(det/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads