British Council tahun ini melakukan pelatihan mengajar bahasa Inggris kepada 490 guru bahasa Inggris di seluruh Indonesia. Pelatihan ini merupakan upaya dalam mempersiapkan guru menghadapi kebijakan wajib belajar bahasa Inggris.
Sebelumnya, British Council dan Ditjen GTK Kemendikbud telah melakukan kerja sama untuk mengembangkan kemampuan guru bahasa Inggris. Saat ini, sudah ada 490 guru dan 34 guru fasilitator yang mengikuti pelatihan pada Februari-Agustus 2024.
"Pesertanya adalah bapak ibu guru bahasa Inggris yang terdiri dari 490 orang yang disaring terlebih dahulu GTK Kemdikbud yang memiliki kemampuan bahasa Inggris di level A2 dan B1 berdasarkan standar kemampuan bahasa Inggris dari Uni Eropa," ujar Buyung Alfian Noris Sudrajat, Senior Programme Manager, English Programmes, British Council di Jakarta, Selasa (28/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping pelatihan guru, Buyung menyebut kerja sama kedua pihak ini turut membuat needs analysis atau analisa kebutuhan tentang apa yang dibutuhkan bahasa Inggris di SD, SMP, dan SMA untuk bisa mengajar efektif.
"Mencari tahu professional development pelatihan bahasa Inggris yang sudah tersedia di Indonesia saat ini, Kedua untuk menganalisa kebutuhan pengembangan profesional bagi guru di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah," tuturnya.
490 Guru yang menjadi peserta dibagi ke dalam 25 kelas atau rombongan belajar dengan masing-masing 20 orang. Kelas tersebut difasilitasi oleh 9 global e-moderator dari British Council
Apa yang Dipelajari Guru dan Fasilitator?
Buyung menjelaskan, ada tiga modul pembelajaran yang diberikan kepada guru yakni pertama English for Teaching. Modul ini berfokus untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris sekaligus pedagogi.
Modul kedua adalah Teaching for Succes yang berfokus pada bagaimana guru bisa memahami bahwa mereka adalah pelaku utama atau orang yang bertanggung jawab atas pengembangan dirinya.
Ketiga, adalah modul In Class. Modul ini memberitahu bagaimana cara guru mengajar membuka kelas, membuka pertanyaan, atau memberikan umpan balik.
"Pelatihan English for Teaching dan Teaching for Success dilaksanakan melalui pelantar pembelajaran dari British Council juga lewat video di mana guru jadi bisa melihat contoh modelnya," kata Buyung.
Para guru juga mendapat sesi tatap muka virtual yang dilaksanakan tiap minggu yang difasilitasi moderator dari British Council. Mereka mengikuti 4 jam pelatihan mandiri dan 1 jam kelas tatap muka.
Testimoni Pelatihan dari British Council
Menurut Wantri Fajar Pratiwi, salah satu guru fasilitator SD Sekolah Global Mandiri Cibubur, model pelatihan ini sangat diperlukan untuk membuat siswa siap menghadapi pembelajaran yang akan dimulai pada ajaran 2027/2028.
"Dalam mempersiapkan implementasi Permendikbud, pelatihan jadi sangat krusial untuk menyiapkan siswa. Kami percaya program dapat mengembangkan skill siswa tentang pelajaran yang berlaku dalam jangka panjang ini," kata Wantri.
"Kami ingin membangun generasi yang adaptable. Kami harap kesempatan bagus ini bisa membentuk menjadi siswa lebih baik," harapnya.
Menurut Bob Haidar, guru Bahasa Inggris di SD Lagoa 11 Jakarta yang menjadi 1 dari 490 peserta pelatihan, model yang diberikan British Council membuat dirinya bisa mengeksplorasi lebih banyak cara mengajar siswa.
"Video pembelajaran yang berisi animasi menurut saya memudahkan bagi guru. Dan saya coba mengajarkannya di kelas dan ternyata sangat menghibur," katanya.
Haidar bersyukur dapat mengikuti berbagai kelas yang menyenangkan. Ia mengaku masih bersemangat menjalani pelatihan hingga Agustus 2024 mendatang.
"Mengerjakan model British council yang berisi materi bahasa inggris, di forum juga kita sharing ide/teknik pengajaran yang mudah diterima anak didik, kita juga mengikuti live session per minggu full bahasa Inggris," ungkapnya.
(cyu/nwy)