Kemendikbudristek Sebut Kurikulum Merdeka Fokus pada Kemampuan Murid

ADVERTISEMENT

Kemendikbudristek Sebut Kurikulum Merdeka Fokus pada Kemampuan Murid

Anatasia Anjani - detikEdu
Kamis, 17 Feb 2022 20:00 WIB
Aktivitas belajar mengajar di SDN 065 Cihampelas Bandung, Jawa Barat, Senin (7/2/2022). Pemerintah Kota Bandung kembali melakukan pengetatan aktivitas masyarakat termasuk pembelajaran tatap muka (PTM) menjadi 50 persen guna mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah.  ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.
Proses belajar mengajar di sebuah sekolah. Foto ilustrasi: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Jakarta -

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkapkan krisis pembelajaran di Indonesia patut dikhawatirkan dengan ancaman hilangnya kemampuan akademik pengetahuan atau keterampilan peserta didik (learning loss) terutama dengan adanya pandemi COVID-19.

Selain itu pandemi juga meningkatkan kesenjangan pembelajaran antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi. Kurikulum Merdeka lalu diluncurkan sebagai inovasi mengatasi krisis tersebut.

Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Zulfikri Anas menyebut kurikulum merdeka menguntungkan murid karena berfokus untuk mengembangkan kemampuan murid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Murid bisa mengeksplor bakat unik dalam diri mereka. Mereka punya ruang seluas-luasnya untuk melihat kekuatan apa yang ada pada dalam dirinya," kata Zulfikri dalam Acara Wujudkan Pelajar Pancasila Melalui Kurikulum Merdeka via YouTube, Kamis (17/2/2022).

Ia juga menambahkan siswa dan guru dituntut untuk kreatif dan saling berkolaborasi satu sama lain. Adapun langkah pertama yang harus dilakukan guru adalah guru harus mengenal kemampuan murid. Hal ini dilakukan melalui pemetaan.

ADVERTISEMENT

"Jangan langsung menyampaikan materi di RPP. Jadi harus mengenali dunia anak dan apa yang harus dikuasai oleh anak," terang Zulfikri.

Setelah mengetahui peta dari siswanya, guru akan mengikuti proses pembelajaran. Jika ada murid yang tertinggal mereka akan kolaborasi dengan anak yang sudah paham terlebih dahulu.

Selain itu, Zulfikri juga berpendapat jika kurikulum merupakan alat untuk berkembang.

"Tugas kita membantu anak untuk berkembang. Di dalam berbagai pelatihan yang kita sampaikan bukan hanya tentang teknis pelaksanaan kurikulum," jelas Zulfikri.

"Jadi kita juga menyentuh hati para siswa. Kalau kita sudah menyentuh hati ga ada lagi ganti menteri ganti kurikulum," tambah Zulfikri.

Tolak Ukur Keberhasilan Kurikulum Merdeka

Menurut Zulfikri tolak ukur keberhasilan kurikulum merdeka yaitu dari keceriaan para murid dalam proses pembelajaran. Keberhasilan tersebut dilihat bukan pada kemampuan anak melainkan terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas.

"Yang kita lihat itu seberapa kualitasnya pembelajaran itu. Tentang capaian individu anak melihat perilakunya. Ini memang kelihatannya abstrak dan tidak mungkin cepat," ujar Zulfikri.

Ia menekankan agar guru melihat pergerakan anak dari waktu ke waktu. Jadi proses pergerakan berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi pada peserta didik setelah penerapan kurikulum merdeka.




(atj/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads