Apa Itu Asesmen Nasional? Diterapkan September 2021 Gantikan UN

ADVERTISEMENT

Apa Itu Asesmen Nasional? Diterapkan September 2021 Gantikan UN

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 16 Jul 2021 13:16 WIB
Sejumlah siswa SMK di berbagai wilayah di Indonesia tetap menjalani ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di tengah wabah virus Corona, Senin (16/3/2020). SMK yang menggelar UNBK adalah SMK Negeri 8 Makassar, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK PGRI 3 Malang, SMK Negeri 1 Palangkaraya, dan SMK Negeri 2 Palembang.
Pelaksanaan Ujian Nasional atau UN beberapa waktu lalu yang kini ditiadakan untuk diganti dengan asesmen nasional (Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Jakarta -

Asesmen Nasional adalah program pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang sekolah dasar dan menengah. Program pengganti Ujian Nasional atau UN yang dihapuskan ini rencananya digelar September 2021 mendatang.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim beberapa waktu lalu menyatakan penghapusan UN bukan hanya karena pandemi COVID-19, melainkan untuk menghapuskan diskriminasi fasilitas seperti kemampuan orang tua mengikutkan anaknya pada bimbingan belajar.

"Udah nggak ada UN itu luar biasa diskriminatifnya karena yang mampu bimbel kalau dengan UN yang hubungannya dengan subjek, itu ya yang anak-anak atau keluarga yang mampu ya bisa bimbel, ya kan. Dan yang nggak mampu, ya nggak bisa. Berarti mereka dapat angka rendah gitu. Jadi kita udah ubah," kata Nadiem dalam Konferensi Pendidikan Akademi Edukreator 2021 - Titik Balik Pendidikan Indonesia, Rabu (14/07/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nadiem mengatakan, Asesmen Nasional merupakan cara ukur yang efektif guna meningkatkan daya kemampuan berpikir kritis. Dia menambahkan, komponen penting dalam pengganti UN ini adalah numerasi dan literasi. "Kemampuan memproses dan menganalisis sesuatu dan kemampuan memproses informasi dengan daya literasi yang tinggi," jelasnya.

Kebijakan ini direncanakan akan dilaksanakan pada September 2021 mendatang. Pihak yang wajib ikut serta adalah seluruh satuan pendidikan, yakni kepala sekolah, guru, dan siswa.

ADVERTISEMENT

Harapan adanya Asesmen Nasional yaitu dapat memantau kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan, seperti kesenjangan antarkelompok sosial ekonomi dalam satuan pendidikan, kesenjangan antara satuan Pendidikan negeri dan swasta di suatu wilayah, kesenjangan antardaerah, dan kesenjangan antarkelompok berdasarkan atribut tertentu, seperti dikutip dari buku Asesmen Nasional: Lembar Tanya Jawab .

Untuk itu, Kemendikbudristek nantinya akan memilih langsung peserta Asesmen Nasional berdasarkan stratifikasi sosial ekonominya. Kenapa peserta Asesmen Nasional harus dipilih? Asesmen Nasional 2021 itu apa? Ini lengkapnya.

Asesmen Nasional, Apa Itu?

Asesmen Nasional artinya program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.

Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan pengembangan kompetensi dan karakter murid yang merupakan tujuan utama sekolah. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar,sehingga bisa meningkatkan hasil belajar murid.

Asesmen Nasional dengan UN berbeda karena Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan. Beberapa perbedaan Asesmen Nasional dengan UN di antaranya disebabkan karena Asesmen Nasional difokuskan menjadi dasar perbaikan pembelajaran di sekolah. Beberapa ketentuan Asesmen Nasional seperti berikut:

1. Bagaimana penentuan peserta didik yang mengikuti Asesmen Nasional

Perbedaan Asesmen Nasional dengan UN di antaranya yakni Asesmen Nasional diikuti sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI (kelas 5 SD sederajat, 8 SMP sederajat, dan 11 SMA sederajat). Peserta Asesmen Nasional dipilih secara acak oleh Kemendikbudristek. Maksimal peserta adalah 45 murid per satuan pendidikan.

2. Siapa yang mengikuti Asesmen Nasional

Asesmen Nasional juga diikuti oleh seluruh guru dan kepala sekolah. Tetapi, guru dan kepala sekolah tidak mengerjakan Asesmen Kompetensi Umum (AKM), salah satu instrumen Asesmen Nasional.Guru dan Kepala Sekolah mengerjakan instrumen Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.

Asesmen Nasional tidak menggantikan UN dalam mengevaluasi prestasi atau hasil belajar murid secara individual. Tetapi, Asesmen Nasional menggantikan UN sebagai sumber informasi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan.

Asesmen Nasional mengukur dua macam literasi, yaitu literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi. Kedua literasi ini merupakan kemampuan atau kompetensi mendasar yang diperlukan semua muri sehingga semua murid Indonesia memiliki kompetensi membaca dan kemampuan berpikir logis-sistematis.

3. Bentuk soal Asesmen Nasional

Soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (memilih lebih dari satu jawaban benar), menjodohkan pertanyaan dengan jawaban, isian singkat, dan uraian.

Murid kelas V akan mengerjakan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca dan numerasi. Murid kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 soal. Metode penilaiannya menggunakan Computerized MultiStage Adaptive Testing (MSAT).

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap murid akan menempuh soal yang sesuai dengan kemampuan murid itu sendiri. Tidak ada perbedaan soal Asesmen Nasional pada peminatan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama.

4. Pelaksanaan Asesmen Nasional

Asesmen Nasional diselenggarakan selama 2 hari dengan opsi pengerjaan secara semi daring atau daring.

Selanjutnya bagian utama Asesmen Nasional

Tiga instrumen utama Asesmen Nasional

Tiga instrumen utama Asesmen Nasional yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Kemampuan literasi membaca diukur lewat AKM Literasi.

1. Asesmen Kompetensi Minumum (AKM)

Asesmen Kompetensi Minimum adalah instrumen Asesmen Nasional yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi murid. Materi yang diukur pada asesmen kognitif ini bersifat esensial serta berkelanjutan lintas kelas dan lintas jenjang pendidikan.

Pengukuran kompetensi dasar pada Asesmen Nasional ini menggunakan materi lintas kurikulum. Tidak semua konten pada kurikulum diujikan.

Asesmen Nasional literasi membaca dan numerasi dilihat dari tiga komponen, yaitu konten, proses kognitif, dan konteks.

Komponen konten pada Asesmen Nasional literasi membaca terdiri dari teks informasi dan sastra. Komponen proses kognitif terdiri dari proses menemukan, interpretasi dan integrasi, dan evaluasi dan refleksi informasi. Sementara itu, komponen konteks terdiri dari personal, sosial budaya, dan saintifik.

Komponen konten pada Asesmen Nasional literasi numerasi atau matematika terdiri dari aljabar, bilangan, geometri, pengukuran, data dan ketidakpastian. Komponen proses kognitif terdiri dari proses pemahaman, penerapan, dan penalaran. Komponen konteks terdiri dari personal, sosial budaya, dan saintifik.

Soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (memilih lebih dari satu jawaban benar), menjodohkan pertanyaan dengan jawaban, isian singkat, dan uraian.

Murid kelas V akan mengerjalan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca dan numerasi. Murid kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 soal.

AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap murid akan menempuh soal yang sesuai dengan kemampuan murid itu sendiri. Tidak ada perbedaan soal Asesmen Nasional pada peminatan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama.

2. Survei Karakter

Survei Karakter adalah instrumen Asesmen Nasional yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid. Survei Karakter Asesmen Nasional bertujuan untuk memprediksi tindakan dan kinerja murid di berbagai konteks yang relevan.

Survei ini memastikan apakah proses belajar-mengajar di sekolah mengembangkan potensi murid secara utuh, baik kognitif dan non kognitif. Survei Karakter mengukur hasil belajar emosional yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila, yaitu pelajar Indonesia yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

3. Survei Lingkungan Belajar

Survei Lingkungan Belajar adalah instrumen Asesmen Nasional yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan. Survei Lingkungan Belajar menggali informasi mengenai kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.

Gimana detikers, sudah tahu ya Asesmen Nasional apa?



Simak Video "Video: Pengamat Sebut Asesmen Nasional Lebih Bagus Jika Hasilnya Diumumkan"
[Gambas:Video 20detik]

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads