Menuju Era Kampus Digital, RI Matangkan Ekosistem Micro-Credential

ADVERTISEMENT

Menuju Era Kampus Digital, RI Matangkan Ekosistem Micro-Credential

Shalli Irda - detikEdu
Selasa, 18 Nov 2025 17:35 WIB
Menuju Era Kampus Digital, RI Matangkan Ekosistem Micro-Credential
Foto: Dok. UT
Jakarta -

ICE Institute menggelar Policy Dialogue 2025: Embracing Digital Era with Micro-Credentials untuk memperkuat ekosistem micro-credential di Indonesia dan mendorong harmonisasi kebijakan di tingkat ASEAN. Forum ini menjadi wadah kolaborasi pemerintah, perguruan tinggi, industri, dan organisasi internasional dalam menyiapkan talenta Indonesia menghadapi era digital.

Acara yang berlangsung di Universitas Pelita Harapan, Tangerang ini diikuti oleh lebih dari 300 peserta dari berbagai perguruan tinggi dan institusi pemerintah, baik secara luring maupun daring.

Subdirektorat Humas dan Pemasaran, Vika Ariyani menilai penguatan kebijakan micro-credential semakin relevan dengan Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025 yang mendorong pembelajaran tinggi fleksibel, terukur, berbasis kompetensi, dan sesuai kebutuhan industri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam forum ini, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan menyoroti pentingnya micro-credential sebagai katalis percepatan peningkatan kapasitas SDM riset dan inovasi di perguruan tinggi," tambahnya dalam keterangan tertulis, Selasa (18/11/2025).

Melalui kemitraan yang solid antara perguruan tinggi, industri, dan lembaga riset, micro-credential dipandang mampu meningkatkan kompetensi talenta nasional, memperkuat daya saing, serta mendorong tumbuhnya inovasi berbasis pengetahuan.

ADVERTISEMENT

ICE Institute menegaskan micro-credential kini menjadi bagian penting dalam ekosistem pendidikan tinggi Indonesia. Kebijakan ini diperkuat melalui Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025 yang mengakui micro-credential secara nasional, sekaligus menandai pergeseran pembelajaran menuju model yang lebih adaptif, inklusif, dan sesuai kebutuhan industri.

Policy Dialogue 2025 menyoroti lima agenda transformasi utama, yaitu penyelarasan kebijakan dan standar mutu micro-credential nasional-ASEAN, pengakuan lintas kampus dan portabilitas antarnegara, penguatan kompetensi dosen berbasis micro-credential, keterlibatan industri dalam kurikulum berbasis kebutuhan, serta pengembangan pendanaan dan beasiswa untuk memperluas akses masyarakat.

"Sebagai Ketua Konsorsium ICE Institute, Universitas Terbuka menegaskan pentingnya implementasi micro-credential dalam praktik pendidikan tinggi. Perguruan tinggi dinilai perlu beradaptasi dengan dinamika akademik yang makin cepat dan kebutuhan masyarakat akan pembelajaran fleksibel," ujar Vika.

Micro-credential dipandang sebagai strategi untuk memperluas akses pendidikan tinggi bermutu, sekaligus menjawab kebutuhan bangsa akan layanan pembelajaran yang lebih inklusif dan adaptif.

Sementara itu, Universitas Pelita Harapan sebagai tuan rumah menyatakan dukungan terhadap penguatan ekosistem micro-credential di Indonesia. Pemanfaatan teknologi, termasuk kecerdasan buatan, dinilai dapat meningkatkan efektivitas dan kualitas pendidikan tinggi.

Forum ini juga menjadi momentum bagi para pemangku kepentingan untuk memperkuat sinergi dalam mewujudkan agenda pendidikan nasional sesuai kebijakan pemerintah.

Policy Dialogue 2025 menegaskan komitmen ICE Institute sebagai motor penggerak pengembangan micro-credential di Indonesia.

Pertemuan ini diharapkan melahirkan rekomendasi kebijakan, panduan nasional, dan kemitraan lintas sektor untuk mempercepat transformasi pendidikan tinggi menuju ekosistem yang inklusif, adaptif, dan kompetitif di era digital.

Forum tersebut menghadirkan narasumber dari sejumlah lembaga penting, antara lain Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Selain itu, turut hadir perwakilan dari Asian Development Bank (ADB), UNESCO melalui International Centre for Higher Education Innovation (ICHEI) Bangkok dan Jakarta, SEAMEO Regional Open Learning Centre, serta sejumlah perguruan tinggi di Indonesia yang memperkaya perspektif dalam forum ini.

(akd/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads