Menteri Bergelar Doktor Kena Sentil, Prabowo: Kelewatan Kalau Tak Bisa Perbaiki Sistem

ADVERTISEMENT

Menteri Bergelar Doktor Kena Sentil, Prabowo: Kelewatan Kalau Tak Bisa Perbaiki Sistem

Firda Cynthia Anggrainy - detikEdu
Selasa, 30 Sep 2025 06:00 WIB
Prabowo Subianto (Firda/detikcom)
Foto: Prabowo Subianto (Firda/detikcom)
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto menyentil jajaran pejabat tinggi negara, mulai dari para menteri, pimpinan lembaga, hingga Kapolri, yang telah menyelesaikan pendidikan hingga meraih gelar doktor.

Ia menekankan, kecerdasan dan gelar akademik mentereng yang dimiliki para pembantunya tersebut harus diwujudkan dalam langkah nyata memperbaiki sistem di Indonesia. Hal itu diungkapkan Prabowo saat meresmikan akad massal 26.000 KPR rumah bersubsidi di Cileungsi, Bogor, Senin (29/9/2025).

"Saya lihat di sini banyak profesor ini. Banyak S3, iya kan Pak Purbaya S3? Siapa lagi? Pak Perry S3, Yassierli S3, siapa lagi itu, AHY S3? Luar biasa kau. Pak Tito S3? Pak Kapolri S3? Luar biasa itu semua," ujarnya seperti dikutip dari detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Prabowo, kehadiran banyak pejabat dengan latar belakang akademik doktoral tidak boleh berhenti sebatas gelar. Ia pun menilai akan menjadi ironi bila pejabat tersebut tak mampu menghadirkan perbaikan dalam sistem pemerintahan.

ADVERTISEMENT

"Begitu banyak (lulusan) S3, kalau tidak bisa memperbaiki sistem, itu kelewatan," tegasnya.

Prabowo mulanya berbicara soal persoalan korupsi di Indonesia bersifat sistemik dan harus segera dibenahi. Ia meminta para pakar untuk memanfaatkan ilmunya membenahi persoalan tersebut demi kepentingan bangsa.

"Jadi saya minta profesor-profesor yang pintar-pintar gunakan kepintaranmu untuk kepentingan bangsa, rakyat Indonesia. Pelajari, yakini, analisis. Saudara-saudara apalagi yang pintar matematika lihat data-data, analisis," ucapnya.

Menurutnya, selama ini arus kekayaan nasional lebih banyak mengalir ke luar negeri ketimbang tinggal di dalam negeri. Kondisi tersebut, ujar Prabowo, harus segera diubah agar Indonesia dapat menjaga sumber daya dan meningkatkan kemandirian ekonomi.

"Lebih banyak uang keluar dari Indonesia, lebih banyak kekayaan kita keluar dari Indonesia daripada tinggal di Indonesia ini segera harus kita ubah saudara-saudara sekalian. Saya yakin dan percaya para pakar yang ada di sini akan berhasil," ujarnya.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads