Jarang tersorot, Indonesia ternyata memiliki sebuah lembaga pendidikan vokasi yang fokus pada kelautan dan perikanan lho. Lembaga ini bernama Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP).
Politeknik KP berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang terdiri dari jenjang D1, D3, D4, dan Magister Terapan. Saat ini Politeknik KP menaungi 11 kampus di seluruh Indonesia dengan peserta didik aktif total 5.582 orang.
Adapun kampus yang memiliki program studi (prodi) D4 dan Magister Terapan adalah Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Jakarta. Sedangkan Politeknik KP di daerah lain hanya memiliki jenjang pendidikan D3 dan satu D1.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) I Nyoman Radiarta menyebutkan hingga saat ini Politeknik KP masih berbasis kewilayahan. Namun, ke depan pihaknya akan melakukan transformasi besar-besaran yang didukung oleh Kementerian KKP.
Transformasi ini memungkikan Politeknik KP berubah menjadi Ocean Institute of Indonesia (OII). OII menjadi arah baru pendidikan Politeknik KP yang mengakomodir bidang kelautan dan perikanan yang lebih fokus.
"Konsep ke depannya itu kita sebut dengan Ocean Institute of Indonesia, basisnya bukan kewilayahan tetapi kepakaran," ujar Nyoman dalam acara Media Tour dan Press Conference Kementerian Kelautan dan Perikatan (KKP) di Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP), Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025).
Skema OII
OII berangkat dari keadaan Politeknik KP saat ini yang masih berbasis kewilayahan. Menurutnya, politeknik-politeknik KP ini seperti bersaing secara masing-masing.
"Bahwa saya ada di Bone, saya ada di Dumai dengan prodi (program studi) yang mirip-mirip, yang sama. Prodi budidaya, prodi penangkapan, atau prodi pengolahan," katanya.
Ke depan, OII akan menggabungkan berbagai politeknik yang memiliki prodi D3 serupa. Nyoman juga menyebutkan, bukan suatu hal yang tidak mungkin bila nanti prodi D1 di Akademi Komunitas Wakatobi berkembang menjadi D3.
"D3 ini yang kita akan gabung menjadi konsep OII," tegas Nyoman.
Ke depan, setiap politeknik akan ditentukan keunggulan masing-masing secara spesifik. Contohnya politeknik di Dumai unggul dalam bidang penangkapan, maka kampus ini akan menguatkan kepakaran di bidang penangkaman.
OII juga akan mengakomodir konsep seperti universitas. Sehingga ketika mendaftar Politeknik KP, mereka tidak lagi memilih lokasi kampus melainkan program studi.
"Nanti nasional kalau mereka datang mendaftar itu, mereka daftarnya bukan daftar politeknik di mana tapi prodinya apa. Ini kan persis seperti universitas, nah di situ," sambungnya.
Skema ini membuat lulusan Politeknik KP nantinya kuat secara kompetensi. Penguatan kompetensi lebih lanjut akan dilakukan melalui penyusunan kurikulum.
Sejak 2024, Politeknik KP telah melakukan perbaikan kurikulum. Nyoman menyebut bila setiap tahun kurikulum di lembaga pendidikan itu ditinjau dan diselaraskan dengan perubahan yang terjadi.
Nyoman tidak menutup kemungkinan berbagai perubahan terjadi ketika Politeknik KP bertransformasi menjadi OII. Ia menyebut kemungkinan pembentukan prodi baru yang sesuai dengan kondisi zaman.
"Ini kan masih lama-lama semua ya (prodi di Politeknik KP), kita belum punya prodi-prodi ilmu-ilmu baru ataupun penguatan kompetensi baru yang diperlukan saat ini. Nah itu, mengarah pada penguatan pendidikan KP," urainya.
"Dari sisi kelembagaan kita akan menggabungkan semua menjadi satu namanya OII, kemudian kalau dari sisi dalamnya kita kuatan kurikulum, dosen, pengajar, peningkatan sarana dan prasarana. Ini sejalan dengan programnya Pak Presiden saat ini yaitu penguatan SDM," tandasnya.
(det/nwk)