Jurusan Ilmu Komputer sempat menjadi primadona lantaran prospek lapangan kerja yang luas. Namun hal itu berubah semenjak COVID-19.
Menurut riset dari Federal Reserve Bank of New York, jurusan ilmu komputer menduduki peringkat ketujuh di antara jurusan sarjana dengan tingkat pengangguran tertinggi sebesar 6,1 persen.
"Melihat tingkat pengangguran yang begitu tinggi untuk jurusan seperti ilmu komputer mungkin mengejutkan banyak orang Amerika. Bagaimanapun, jurusan ini telah menjadi salah satu jurusan yang paling diminati dalam beberapa tahun terakhir karena kebutuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Alex Beene seorang instruktur literasi keuangan untuk University of Tennessee di Martin, dalam Newsweek dikutip Senin (2/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beene berpendapat jika banyaknya peminat tidak serta merta menciptakan banyak peluang. Ia menjelaskan jika perusahaan membutuhkan keterampilan yang lebih kompleks, dan hal ini tidak ditemukan pada lulusan baru.
"Banyak perusahaan telah mengembangkan kebutuhan yang lebih kompleks, mereka seringkali menginginkan karyawan yang lebih terampil dengan rekam jejak keberhasilan yang terbukti. Akibatnya, beberapa lulusan baru mungkin merasa lebih sulit dari yang diharapkan untuk mendapatkan pekerjaan, terutama dalam lingkungan kita saat ini di mana beberapa pemberi kerja sedang mengurangi pekerjaan," jelasnya.
Lapangan Pekerjaan Menyusut Setelah Pandemi COVID-19
National Institutes of Health, mencatat peningkatan akan produk teknologi selama pandemi COVID-19. Namun, keadaan telah berubah.
Pada tahun 2025, perusahaan seperti Google, Microsoft, dan Amazon telah melakukan PHK besar-besaran, dengan total lebih dari 60.000, menurut Economic Times.
Ilmu komputer berada di atas jurusan sains lainnya seperti fisika, yang memiliki tingkat pengangguran 7,8 persen, dan teknik komputer dengan tingkat pengangguran 7,5 persen. Ilmu komputer juga berada di atas jurusan humaniora populer seperti antropologi, yang memiliki tingkat pengangguran 9,4 persen, dan seni rupa, sebesar 7 persen.
Jurusan seperti ilmu gizi, jasa konstruksi, dan teknik sipil memiliki tingkat pengangguran terendah, antara 1 persen dan 0,4 persen.
Tingginya Angka Pengangguran pada Lulusan Baru
Federal Reserve Bank of New York mengatakan pengangguran di antara lulusan baru meningkat. Tingkat pengangguran untuk lulusan perguruan tinggi baru meningkat menjadi 5,8 persen pada bulan Maret dari 4,6 persen tahun lalu.
Melihat realita ini, Bryan Driscoll selaku konsultan sumber daya manusia mengatakan masalah pengangguran ada pada sistem.
"Masalahnya adalah sistemnya. Kita telah memproduksi gelar secara berlebihan tanpa memperhatikan betapa eksploitatif dan tertutupnya jalur perekrutan teknologi saat ini. Jabatan tingkat pemula menghilang, magang tanpa bayaran masih marak, dan perusahaan-perusahaan melakukan alih daya atau mengotomatiskan pekerjaan yang sebenarnya menjadi tujuan para lulusan ini," tegas Driscoll.
10 Jurusan dengan Tingkat Pengangguran Tertinggi
Dilansir dari laman Advance Local, berikut 10 jurusan dengan tingkat pengangguran tertinggi:
1. Antropologi: 9,4 persen
2. Fisika: 7,8 persen
3. Teknik Komputer: 7,5 persen
4. Seni Komersial dan Desain Grafis: 7,2 persen
5. Seni Rupa: 7 persen
6. Sosiologi: 6,7 persen
7. Ilmu Komputer: 6,1 persen
8. Kimia: 6,1 persen
9. Sistem Informasi dan Manajemen: 5,6 persen
10. Kebijakan Publik dan Hukum: 5,5 persen
(nir/nwk)











































